4. Bertemu

323 14 1
                                    

Aku nggak bisa ngejelasin perasaan aku sekarang, yang jelas aku degdegan banget "alya kenapa harus deg-degan sih, kan kamu yang mau berbuat salah harus tanggung sendiri"
aku meyakinkan diri ku. aku berjalan sendiri menuju ruang guru sesuai arahan dari nadira seusai kami melaksanakan solat zuhur berjamaah di masjid tadi.

Aku mengetuk tiga kali dan mengucapkan salam sebelum masuk keruangan itu,

"assalamualaikum "

" waalaikum salam, silahkan masuk"

Aku membuka pintu ruangan itu pelan-pelan dan aku masuk, dan melirik sekilas lalu aku menunduk di ruangan itu.

"maaf ustadz, tadi kata temen saya ustadz menyuruh saya ke sini"

"iya, kamu alya zahira atmajaya?"

"iya ustadz" aku menjawab masih dengan menundukkan wajah ku

"angkat wajah mu" perintah ustadz azam

Aku mengangkat wajah ku perlahan hingga tanpa sengaja mata kami saling bertemu, dia memandang mata ku begitupun aku, entah apa yang aku rasakan sekarang tapi jantung berdetak kencang saat melihatnya . Lalu kami berdua tersadar atas apa yang sedang terjadi dan kami langsung mengalihkan pandangan masing-masing

"maaf ustadz" ucap ku

Ustadz itu hanya membalas dengan anggukan (canggung kan jadinya)

"oh iya, tadi kenapa kamu tidak mengikuti kajian saya?"

Mampus! Aku harus jawab apa aku terdiam sambil memikirkan alasan yang tepat tapi lebih baik aku jujur

"maafin saya ustadz, saya capek sama kegiatan yang ada dipesantren ini (bukan solat & baca alquran ya) dan ustadz tau saya tidak pernah menikmati semua itu walaupun menyenangkan punya teman sekamar yang baik"

"ya saya tau kamu belum terbiasa dengan semua ini, tapi saya tidak suka dengan santri yang tidak disiplin"

" Saya terima kalau saya harus menjalani hukuman dari ustadz tapi jangan hukum saya buat bersihin wc tadz"

"disini kamu atau saya yang jadi guru nya?, kok malah kamu yang memberi perintah?"

"bukan begitu maksud saya ustadz..." ucapanku langsung dipotong oleh nya

"hukuman buat kamu, lari keliling lapangan sebanyak 15 putaran"

"beneran tadz?"

"ya beneran lah, sekarang kita ke lapangan. Saya bakal awasin kamu sampai selesai" dia langsung beranjak dari kursinya dan menuju keluar ruangan, aku pun mengekorinya (untung aja aku sekarang pake celana olahraga, kalau aku tadi peke rok nggak ngebayangin aku bakal lari kayak gimana)

Setelah kami sampai di lapangan

"saya akan mengawasi kamu dari sini"

Sebelum aku lari, aku melakukan pemanasan dulu dan setelah itu aku mulai berlari

Ustadz itu selalu mengawasi ku dari tempatnya berdiri sekarang, astaga ustadz takut banget si kalo aku bakal kabur dari hukuman, aku nggak bakalan kabur ko' secara kan aku suka banget kalo dapet hukuman yang berhubungan dengan fisik menurut ku hukuman yang seperti ini akan melatih kekuatan fisik (itu bukan berarti aku sering dihukum ya) gumamku dalam hati

Aku sudah berlari 13 putaran dan sekarang memasuki putaran ke 14 saat aku sudah setengah jalan tiba-tiba kepalaku terasa pusing

Kok tiba-tiba kepalaku pusing , biasanya nggak pernah kayak gini. alya kamu harus kuat tinggal 2 putaran lagi aku berbicara pada diriku sendiri, sambil berlari aku memijat dahi ku untuk mengurangi rasa sakitnya. Saat memasuki putaran ke 15 pandangan ku menjadi buram dan semakin gelap lalu akhirnya aku terjatuh sebelum aku menutup mataku aku masih ingat dengan jelas samar-samar pandangan ku melihat seseorang berlari kearahku dan aneh nya aku menyebut sebuah nama sebelum aku benar- benar menutup mataku

Pilihanku & Gus AzamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang