•Kehilangan

127 15 7
                                    

Dua remaja sedang menatap satu sama lain pertanda bahwa mereka sedang mengibarkan bendera perang, tapi mereka tertahan oleh sang bunda yang menyuruh keduanya untuk bersalaman tanda baikkan.

"Kenapa masih pada diam dan saling menatap? Masih ingin bertengkar?" tanya sang bunda dingin.

Alhasil sang adik lah yang duluan mengulurkan tangan dan sang kakak menjabat tangannya. Setelah itu mereka makan pagi bersama, dan saat Atsumu selesai Atsumu langsung pamit masuk ke kamar diikuti Osamu.

"Emang lo kenapa?" tanya Osamu saat sudah sampai di kamar, dan orang yang di tanya bukannya menjawab malah diam menatap jalanan dari jendela yang ia buka tadi.

"Woy gue nanya ini"

"Gue takut mimpi gue jadi nyata sum"

"Tadi gue mimpi (name) pergi ninggalin gue buat selamanya" lanjut Atsumu.

"Cuman mimpi, mending sekarang lo siap-siap" ucap Osamu lalu keluar dari kamar Atsumu.

Dilihatnya kini jam sudah menunjukkan pukul 10:15, Atsumu keluar dari kamarnya menggunakan jas hitam rapih juga celana panjang hitam dan ia berjalan sambil menggunakan jam tangannya.

"Korban pembunuhan yang dilakukan oleh seorang pria pada wanita berusia enam belas tahun, dengan tusukan di perut sebanyak dua tusukan dan memar pada kelopak matanya"

Atsumu menghentikan langkahnya didepan televisi melihat dan mendengar dengan jelas apa yang ada dilayar televisi. Osamu yang juga ada disana menutup mulutnya tak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Dan sang pelaku yang tengah mabuk itu mengatakan bahwa ia kesal dengan wanita tersebut karna menolak untuk di per***a. Dan sang pelaku dinyatakan akan dihukum seumur hidup dalam sel tahanan. Yak, demikian berita terakhir dan selamat menjalankan aktivitas pagi anda"

"Sam..

Osamu melihat sang kakak yang menangis dan ini pertama kali dari yang terakhir kalinya ia melihat sang kakak menangis.

Osamu bangkit dari duduknya dan memeluk sang kakak, mencoba untuk menguatkannya meskipun mustahil baginya.

Sang bunda juga ikut menangis melihat berita tersebut, pasalnya orang tua dari kedua anak ini mengenali wanita yang ada di berita tersebut.

Takashi (name), wanita berusia enam belas tahun yang meninggal karna terbunuh oleh seorang pria berusia dua puluh satu tahun, yang mencoba memper***anya.

"Bunda mau kerumahnya ayo kesana sekarang" ucapnya pada kedua anaknya dan bibalas anggukan dari Osamu.

Kediaman Takashi~

Suna datang ke sana dan melihat Atsumu yang diam dengan tatapan kosong, ia pasti sangat terpukul. Sedangkan Osamu tengah menenangkan Sakki yang terus menerus menangis mencaci maki dirinya seperti "Gue bodoh banget jadi sahabat". Seperti itu.

"Tsum? Lo gak papa kan?" tanya Suna.

"Sun... Gue sama sekali gak benci sama dia... Tapi dia ninggalin gue... Gue nyesel ngomong benci padahal gue sayang banget..." ucap Atsumu lirih.

Mengucapkannya tanpa menangis, membuat Atsumu merasa sangat kehilangan. Suna menepuk punggung Atsumu, mencoba memberinya kekuatan. Ia juga merasa tak percaya dengan berita ini.

"INI SEMUA SALAH KAMU!! KALAU SAJA KAU TIDAK MEMBIARKAN (NAME) PERGI IA TAK AKAN MATI!!" ucap Rui lantang nan keras membentak sang istri di depan banyaknya orang-orang yang sedang mengunjungi kediaman rumahnya.

Ibu dari miya twins itu mencoba untuk menguatkan Rika yang juga tak henti menangis. Rui mulai melangkah dan ingin memberikan tamparan pada Rika dan di tahan oleh seorang lelaki yang ia kenal.

Laki-laki itu menahan dan mengucapkan kata-kata yang cukup menohok Rui. Meskipun tidak sopan tapi ia lebih marah jika si pria ini ingin menampar adik dari ibunya.

"Jangan salahin Tante Rika, dia gak salah. Lo yang salah. Lo yang bajingan jadi cowok!!" ucapnya dan kericuhan pun terjadi di rumah yang sedang berduka.

"KAMU MASIH ANAK KECIL GAK TAU APA-APA, LEBIH BAIK KAMU DIAM!! KARNA INI MASALAH SAYA!!" bentaknya lagi.

"Bangsat lo jadi cowok!!" ucap Oikawa dan ingin meninju lawan bicaranya itu lalu saat mendengar suara Rika ia tertahan dan tak bisa berbuat apa-apa lagi.

"Sudah... (Name) akan sedih nanti" begitu katanya.

Oikawa, dia adalah sepupu (name) yang akan tinggal bersamanya di Argentina jika (name) tidak pergi lebih dulu.

"Tante, Sakki benar-benar minta maaf.." ucapnya serak karna terlalu banyak menangis.

"Ini bukan salahmu, Rui benar ini salahku".

Oikawa yang ingin menyela perkataan itu namun tertahan karna tatapan sang ibu yang benar-benar terlihat hancur akan kenyataan yang ia dapat.

"Kau adalah sahabat terbaiknya"

Sakki yang mendengarnya langsung mengeluarkan air mata, ia benar-benar merasa hancur saat mendengar kabar bahwa (name) telah tiada.

Setelah pemakaman (name) selesai dan kini jam menunjukkan pukul 15:38, Rika menghampiri Atsumu yang masih diam menatap batu nisan yang bertulis nama Takashi (name) di sana.

"Kau yang bernama Atsumu?" dan Atsumu mengangguk sebagai jawabannya.

Rika memberinya sebuah surat berwarna pink yang disana tertulis nama for Miya Atsumu, dan Atsumu menerima surat tersebut.

"Ibu sangat berterimakasih karna kau bisa membuat (name) bahagia"

Laki-laki ini terus terdiam dan saat mendengar ucapan tersebut ia sedikit terkejut, karna setahunya ia tak pernah membuat (name) tersenyum.

"Dia selalu menceritakan tentangmu padaku. Dia sangat bahagia saat menceritakan itu. Terimakasih Miya Atsumu" ucapnya lagi.

Kediaman Miya~

"Sam.. mimpi gue nyata"

"Lo yang sabar ya, gue tau ini berat buat lo, lo pasti ngerasa kehilangan banget, gue juga tsum. Kita semua yang kenal dia juga ngerasa kehilangan.. Tapi kita juga ga boleh sedih terlalu lama."

Lembaran kertas tentang aku dengan nya sudah benar-benar selesai hari ini. Aku tidak menyangka jika lembaran terakhir dari cerita ini akan sangat menyakitkan untuk ku.

Akan selalu ada perpisahan dalam setiap pertemuan.

~Miya Atsumu
*
*
*
*
TAMAT!!
*
*
AKHIRNYA;)
*
*

Sorry Miya achumuʘ‿ʘ

Btw ini mau ada Extra part+bonus atau Extra part aja?

Serius nanya kalian lebih suka pake nama atau (name) gini? Aku mau buat cerita lagi soalnya jadi tolong kasih saran🏃

Beautiful past tales || Miya Atsumu X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang