Sanemi datang setelah membeli pesanan (Name) dan langsung duduk di samping (Name).
"Sini biar aku suapin... kau kan masih lemas", kata Sanemi setelah membuka kotak bento yang ia beli.
"Unn....", (Name) hanya mengangguk. Pasrah karena memang badannya lemas setelah tidur berhari-hari.
"Aaa~....", (Name) membuka mulutnya dan makan dari suapan Sanemi.
"Oishii~!...." –(Name)
"Kalau begitu makan yang banyak, biar besok kau bisa pulang", Sanemi mengusap-usap pelan rambut (Name) dan tersenyum padanya.
'Te-terlalu dekat......', wajah (Name) memerah karena Sanemi terlalu dekat, bahkan wangi badan Sanemi bisa dia cium saat ini juga.
"Uhuk!"
'Kuso.... Aku malah keselek di depan Sanemi-sensei', batin (Name) malu.
"Leh... minum ini....", Sanemi gerak cepat menyodorkan segelas air untuk (Name) minum.
"Makannya pelan-pelan saja... atau jangan-jangan....
Kau keselek karena aku terlalu dekat denganmu, (Name)~?", goda Sanemi.
"Chi-Chigau yo.... Orang kan makan kadang suka keselek... A-aku lapar, suapin lagi, sensei...", elak (Name).
"Ternyata kau manja ya...", Sanemi menyuapi (Name) lagi.
"Gwak sukwa (Gak suka)?" –(Name)
"Iie.... Pacarku terlihat lucu kalau sedang kesal atau malu-malu....justru itu membuatku ingin memakanmu", bisik Sanemi tepat di telinga (Name). Mengirimkan rasa yang aneh di hati (Name).
"Gak akan kenyang. Aku kan bukan makanan... kenapa sensei mau memakanku?", tanya (Name) polos.
'Hee.... Polos sekali....', Sanemi tersenyum dalam hati.
"Kau akan tau kalau kita menikah nanti....", Sanemi tersenyum nakal pada (Name). (Name) hanya menatap Sanemi dengan tatapan polosnya.
'Memangnya kalau sudah menikah aku mau dimakan ya? Sensei bukan kanibal kan?', (Name) mau bertanya tapi akhirnya dia urungkan. Tak disadari, makanan (Name) sudah habis sekarang. Sanemi membereskan kotak makan (Name) dan membuangnya ke kotak sampah.
"Nee, sensei... gak apa-apa kok kalo sensei mau pulang... ini udah jam setengah 9... sensei juga harus istirahat" –(Name)
"Kau yakin sendirian disini?" –Sanemi
"Yakin... aku sudah biasa tidur sendiri, aku bukan penakut kok" –(Name)
"Sore jaa..... aku pulang dulu ya, besok tunggu aku.. aku akan menjemputmu besok pagi", kata Sanemi berjalan ke arah (Name).
"Oyasumi, (Name)", Sanemi mencium kening (Name) lalu mengelus rambut maroon favoritnya itu. Wajah (Name) menahan geli karena Sanemi mencium keningnya, bisa dipastikan wajahnya sudah merah seperti tomat. Sanemi melambaikan tangannya pada (Name) sambil berjalan keluar ruang rawat inap (Name).
"O-Oyasumi, Sanemi-sensei....", (Name) menyentuh keningnya yang tadi dicium Sanemi. Di ingatannya masih terbayang bagaimana Sanemi mencium keningnya dengan lembut. (Name) sendiri tidak menyangka kalau Sanemi bisa bertingkah seperti tadi.
"Keningku nggak perawan lagi....", gumam (Name) dan akhirnya ia memutuskan untuk tidur.
***
"Ohayou, (Name)...", Sanemi datang tepat jam 8 pagi.
"Ohayou mou... Sanemi-sensei^^", jawab (Name) ramah dengan senyumnya.
"Tadi ada dokter yang datang?" –Sanemi
KAMU SEDANG MEMBACA
花は木 乙女 (Hanahaki Otome) || Sanemi Shinazugawa x Female! Reader
Любовные романыBunga-bunga ini indah... Tapi mereka juga membuatku sulit bernapas.... Apakah mencintaimu adalah sebuah kesalahan?? Apa selama ini kau tidak sadar? Aku mencintaimu, dalam diam..... Ne, Sanemi-sama.... oshiete kudasai - (Name) Kazehana