"(Name)!!!!! Bangunlah!!", Sanemi memangku dan mengguncangkan badan (Name) yang kini sudah tak sadarkan diri dengan keadaan berdarah.
'Kumohon bangunlah..... aku tak ingin kejadian dulu terulang lagi, aku tak ingin melihatmu mati, (Name)...', Sanemi masih menangis dan memeluk (Name).
Suara ambulans mendekat, orang yang menabrak (Name) ternyata menelpon ambulans dan mengambil jalan damai setelah nyaris baku hantam dengan Sanemi. Ia perlu membiayai perawatan (Name) sampai dia sadar.
Sepanjang jalan menuju rumah sakit, Sanemi tak bisa berhenti menangis dan terus-terusan menggenggam tangan (Name). Meminta maaf dan menangis sejadi-jadinya sudah ia lakukan, berharap (Name) membuka mata atau setidaknya menunjukkan bukti ia masih hidup.
"Maaf, tuan... anda hanya bisa menunggu sampai disini! Sisanya tolong percayakan pada tenaga medis....", tegur seorang perawat saat Sanemi memaksa masuk ke dalam ruangan. Namun perawat itu akhirnya cepat-cepat menutup pintu UGD dan meninggalkan Sanemi yang kini terduduk di lantai depan UGD.
"Kami-sama..... kumohon, aku ingin (Name) sadar.... Aku ingin bersamanya... aku akan meminta maaf padanya.... Kumohon, aku tidak ingin dia merasakan sakit, tapi kini aku menjadi penyebab rasa sakitnya yang bertambah...", Sanemi menangis dan menekuk lututnya, memohon pada kami-sama agar gadis itu kembali sadar.
***
"Tempat ini sangat gelap, sudah berapa kali aku berada di tempat seperti ini?", gumam (Name) memperhatikan keadaan sekitarnya yang sangat dingin.
"Hee~? Kita bertemu lagi ya, diriku", (Name) yang berada di masa lalu tersenyum.
"Kau? Ini dimana?"
"Disini..... siapa yang tau ini dimana... dulu aku juga mengalami hal yang sama ketika aku pingsan setelah bertarung...
.
.
.
Kumohon, Shinazugawa-sama sedang menangis.... Kembalilah padanya...."
"Maksudmu? Aku tidak mengerti..."
"Kau akan tau nanti....", (Name) dari masa lalu menghilang begitu saja.
"Apa maksud gadis itu?", tanya (Name).
Kini ia berpindah menuju tempat dimana ia berdiri pertama kali memperkenalkan diri pada Sanemi di kelas. Ia baru menyadari kalau pipi Sanemi bersemu merah karena gugup. Baru sebentar, ia sudah berpindah ke ruang guru, memperhatikan Sanemi dan Kanae yang berbincang setelah ia pergi dari ruang guru untuk memberikan hadiah pada Sanemi.
'Ternyata mereka sudah ingat lebih dulu daripada aku', batin (Name).
Kini ia melihat Sanemi yang sedang melihat foto di handphone nya...
Ya, itu fotonya yang sedang tersenyum dari kejauhan, mengobrol dengan teman-temannya. Entah kapan Sanemi memotretnya dan kini ia memandangi foto (Name) dengan senyumnya yang mengembang.
Dan sekarang, ia melihat Sanemi, Kanae dan Shinobu berjalan bersama, tepat sebelum ia lari dari Sanemi...
"Ne, Shinazugawa-sensei, apa rencanamu untuk mendekati (Name) berjalan lancar?" –Shinobu
"Kurasa sedang tidak lancar, (Name) menghindariku sejak pagi ini... aku tidak tau kenapa" –Sanemi
"Mungkin kau harus menanyakannya, Shinazugawa-sensei..... agar tidak ada salah paham" –Kanae
"Hee...itu (Name) kan?" –Shinobu
"(Name)/ (Name)-chan!!", sapa ketiganya namun (Name) malah menghindar dan lari, sehingga tabrakan ini terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
花は木 乙女 (Hanahaki Otome) || Sanemi Shinazugawa x Female! Reader
عاطفيةBunga-bunga ini indah... Tapi mereka juga membuatku sulit bernapas.... Apakah mencintaimu adalah sebuah kesalahan?? Apa selama ini kau tidak sadar? Aku mencintaimu, dalam diam..... Ne, Sanemi-sama.... oshiete kudasai - (Name) Kazehana