Chapter 59 ( Mengikhlaskan )

3K 230 72
                                    

Aldebaran terus memandang dokter Dani dengan penuh harapan bahwa apa yang di ucapkan dokter Dani tidak akan membuat dirinya hancur.

"Ka-bar du-ka?.." ujar Aldebaran kepada dokter Dani dengan nada lirih nya.

Dokter Dani mengangguk kan kepalanya dan menatap Aldebaran dengan pandangan sendu nya.

"Gue minta maaf al, gue gak bisa menyelamatkan anak kalian.." ujar dokter Dani kepada Aldebaran.

Deg.
Dan benar sekarang aldebaran berada di titik kehancuran nya. Di mana dia harus kehilangan anak nya.

"Ya Allah.." ujar Aldebaran sambil menjatuhkan tubuhnya untuk menyender di dinding rumah sakit.

"Ya Allah cucu omah.." ujar mamah Rosa menangis ketika mendengar ucapan Dokter dani.

"Gue turut berdukacita Al, semoga kalian semua di beri ketabahan.." ujar dokter Dani sambil jongkok di hadapan aldebaran dan menepuk pundak aldebaran untuk memberikan kekuatan.

"Engga, ini gak mungkin. Anak gue gak MUNGKIN PERGI..!" Ujar Aldebaran sambil menangis histeris dan memukul dinding rumah sakit dengan sebanyak mungkin.

Mamah Rosa yang melihat Aldebaran begitu terpukul lantas Langsung menghampiri aldebaran dan memeluk nya.

"Sabar nak.." ujar mamah Rosa kepada Aldebaran sambil menangis.

"Anak gue gak mungkin pergi dan.." ujar Aldebaran sambil menatap Dokter dani dengan lirih.

"Gue minta maaf.." jawab dokter Dani dengan nada lirih juga.

Dia juga begitu sedih melihat sahabat nya terpukul seperti ini karna kehilangan anak nya.

"Kak adik kita meninggal?." Tanya Alana kepada Reyna dengan nada gemetar nya.

"Iyahh Alana.." jawab Reyna sambil menangis dan memeluk Alana.

"Ya Allah.."

"Gak mungkin kak.." ujar Nathan Kepada Reyna sambil menangis juga.

Sedangkan Nalla? Dia sedih mendengar kabar adik nya meninggal, tapi dia lebih sedih memikirkan dirinya ketika nanti tidak tinggal lagi di pondok pelita bersama Andin dan Aldebaran.

'Apa yang harus Nalla lakukan sekarang? Nalla gak mau pisah sama mamah Andin dan Papah Al..' batin Nalla sambil menangis.

Di sisi lain ternyata ada seorang wanita yang mengintip. Orang tersebut tersenyum bahagia melihat kehancuran keluarga Alfahri.

"Bagus deh kalau anak mba Andin meninggal. Aldebaran pasti sangat amat terpukul. Lagian anak udah banyak juga masih aja mba Andin hamil. Gue aja yang udah beberapa tahun menikah belum hamil..." Ujar orang tersebut sambil menatap Aldebaran dari kejauhan dengan senyuman bahagia nya.

Dan orang tersebut pun masih terus memperhatikan Aldebaran dari kejauhan dan tersenyum sinis.

~~~~~~~~~~~~~
Kini Nalla telah berada di dalam toilet rumah sakit.

"Papah mengusir Nalla dari rumah? Nalla gak sanggup kalau harus jauh dari papah sama mamah.." ujar Nalla kepada dirinya sendiri sambil menangis.

"Nalla kenapa harus melakukan perbuatan jahat kepada Alana, kalau saja Nalla gak jahat sama Alana mungkin sekarang Nalla masih tinggal sama mamah papah.."

"Nalla gak mau pergi dari rumah.." ujar Nalla sambil menangis.

Tiba-tiba..

"Hai anak cantik.." ujar seorang wanita yang tiba-tiba sudah ada di hadapan Nalla.

Nalla terkejut.

"Tante siapa?." Ujar Nalla dengan nada ketakutan.

"Gak usah takut anak cantik Tante gak jahat kok.."

You Are Everything To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang