Chapter 68 ( Bingung )

2.6K 235 65
                                    

Setelah kepergian Aldebaran, Kini mamah Rosa telah tiba di ruangan Andin beserta Reyna, Nathan, dan Alana.

"Mamah.." ujar Reyna, Nathan dan Alana sambil berlari memeluk Andin dengan begitu erat.

Mamah Rosa pun lantas mendekat ke arah Andin.

"Aku kangen banget sama mamah.." ujar Reyna sambil menatap Andin dengan senyuman bahagia di bibir nya.

"Alana juga kangen banget sama mamah. Cepat sembuh yah mah.."

"Dan Nathan pun kangen juga sama mamah.." ujar Nathan kepada Andin sambil tersenyum manis.

Andin tersenyum manis." Mamah juga kangen sama anak-anak mamah yang gemess ini.."

"Gimana kabar kamu ndin? Udah membaik?." Tanya mamah Rosa dengan lembut kepada Andin.

Andin tersenyum." Alhamdulillah mah udah sedikit membaik.."

"Alhamdulillah kalau gitu, banyakin istirahat yah biar cepat keluar dari rumah sakit."

"Iyah mah.." jawab Andin kepada mamah Rosa sambil tersenyum.

"Duh mamah Kangen banget sama kalian.." ujar Andin kepada Reyna, nathan, dan Alana sambil memeluk nya dengan begitu erat.

Mamah rosa, reyna, Nathan, dan Alana pun tersenyum bahagia.

'Aku gak bisa ngebayangin gimana reaksi Andin nanti kalau tau Nalla telah meninggal.' batin mamah Rosa sambil memandang Andin.

~~~~~~~~~~~~~~~
Seorang lelaki kini tengah menatap sendu nisan di depan mata nya dengan nama yang bertuliskan ' Nalla Andini Sunshine Alfahri ' .

Aldebaran menatap nisan itu dengan pandangan kosong. Di dalam nya terdapat anak yang dia cintai, anak yang dia urus sejak bayi, kini hanya tinggal kenangan saja.

Tes.
Aldebaran meneteskan air matanya sambil menaburkan bunga di makam Nalla.

Rasanya seperti benar-benar mimpi terburuk bagi Aldebaran. Andai saja tidak ada Andin di samping nya mungkin aldebaran udah tidak kuat menanggung ini semua. Sekarang kekuatan Aldebaran ada pada Andin, dan anak-anak mereka.

"Maafin papah Karna belum bisa jadi papah yang sempurna untuk kamu nak, maafin papah Karna udah mengusir kamu dari rumah waktu itu. Papah sayang kamu nak. I love you.." ujar Aldebaran sambil menangis.

Ternyata bukan cuma aldebaran yang menangis di makam Nalla. Orang tua Nalla pun kini sedang menangis menatap kosong makam Nalla.

"Kamu kenapa cepat sekali ninggalin ibu nak, ibu bahkan belum sempat membahagiakan kamu tapi kamu udah lebih dulu meninggalkan ibu.." ujar Bu Astri sambil menangis terisak.

Pak Dani pun ikut meneteskan air mata nya ketika mengetahui kenyataan ini.

"Ayah belum menjadi orang tua yang sempurna untuk kamu Nalla, maafin ayah karena dulu ayah sempat meninggalkan kamu nak.." ujar pak Dani dengan nada lirih.

~~~~~~~~~~~~~~~~
Kini aldebaran, pak Dani , dan Bu Astri tengah berada di parkiran.

"Pak dani, Bu Astri ini ada surat terakhir peninggalan Nalla untuk kalian.." ujar Aldebaran sambil menyerahkan surat tersebut kepada Bu Astri.

Bu Astri pun lantas langsung mengambil surat tersebut." Terimakasih pak Al.."

Aldebaran pun hanya mengangguk kan kepalanya.

"Oh ya pak Al, Bu Andin gak ikut?." Tanya Bu Astri kepada Aldebaran.

"Istri saya baru aja selesai di Operasi. Jadi saya gak bisa mengizinkan dia untuk ke makam sekarang. Dan saya juga belum memberitahukan kepada istri saya kalau Nalla udah pergi, saya takut kondisi istri saya semakin memburuk.." ujar Aldebaran kepada Bu astri.

You Are Everything To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang