Chapter 64 ( Kabar baik )

3.2K 248 49
                                    

Aldebaran kini telah menceritakan semua nya kepada Dinda termaksud Tujuan dia untuk meminta bantuan Dinda.

Sedangkan Rendy dan Dinda mereka sangat amat terkejut mendengar ucapan aldebaran.

"Pak Al, bapak serius dengan ucapan bapak?." Tanya Rendy kepada Aldebaran dengan tatapan kasihan.

Aldebaran mengangguk kan kepalanya.

"Saya serius ren.." jawab Aldebaran kepada Rendy.

"Saya tidak mau mengikuti saran kamu, saya gak mau di cap sebagai perebut suami orang.." ujar Dinda tiba-tiba Kepada aldebaran.

Aldebaran pun lantas Langsung menatap Dinda.

"Itu tidak akan terjadi, karna saya hanya berbicara tentang kamu ke mamah saya. Agar saya bisa langsung pergi ke ruang operasi.." ujar Aldebaran kepada Dinda.

"Tapi saya tetap tidak mau.."

"Saya mohon. Ini gak akan lama kok sampai operasi nya selesai dan keadaan istri saya sudah kembali membaik saya langsung bicara yang sebenarnya.."

"Kamu tega membiarkan istri dan mamah kamu terluka ketika mendengar apa yang nanti kamu katakan tentang saya?." Tanya Dinda sambil menatap Aldebaran.

"Dan apabila saya tidak melakukan itu, saya akan lebih tega karna membiarkan nyawa istri yang akan jadi taruhan nya.." jawab Aldebaran kepada Dinda.

"Tapi pak, bapak bisa cari jalan lain pak, bapak tidak usah berbohong kalau Dinda ini pacar baru bapak supaya bapak bisa mendonorkan ginjal bapak buat Bu Andin. Masih banyak cara pak.." ujar Rendy berusaha membujuk Aldebaran agar tidak melakukan hal seperti itu.

"Kamu tau caranya? Beritahu saya cara lain sekarang juga." Ujar Aldebaran dengan nada dingin kepada Rendy.

Rendy terdiam.

"Saya mohon sama kamu.." ujar Aldebaran kepada Dinda sambil meneteskan air matanya.

"Saya gak mau kehilangan Istri saya karna kebodohan saya sendiri, dia udah banyak mengalami luka yang begitu perih dari dulu. Jadi untuk saat ini biarkan saya yang akan menggantikan luka yang di alami nya sekarang.." Lanjut Aldebaran sambil meneteskan air matanya.

Pada saat mengucapkan itu, hati aldebaran benar-benar sakit.

Dinda yang mendengar ucapan Aldebaran jadi tidak tega.

Dan baru saja Dinda ingin menjawab ucapan Aldebaran, tiba-tiba saja mamah rosa, Reyna, Alana, dan Nathan tiba di rumah sakit.

"Papah.."

Aldebaran yang mendengar anak-anak nya memanggil dirinya lantas langsung menoleh.

"Sayang.."

Aldebaran pun lantas langsung memeluk anak-anak nya dengan erat.

"Mamah kenapa pah.." tanya Alana kepada Aldebaran sambil menangis.

"Mamah gapapa kok sayang.." jawab Aldebaran sambil mengusap air mata Alana.

"Aku mau ketemu sama mamah pah.." ujar Reyna sambil menangis menatap Aldebaran.

"Belum bisa nak mamah harus banyak istirahat.. " ujar Aldebaran kepada Reyna sambil mengelus rambutnya.

"Mamah akan baik-baik aja kan pah?." Ujar Nathan kepada Aldebaran sambil menangis juga.

"Tentu sayang. Mamah akan baik-baik aja. Percaya sama papah.." jawab Aldebaran kepada Nathan sambil tersenyum.

Dinda yang melihat anak-anak Aldebaran dan Andin menangis jadi semakin tidak tega kalau menolak permintaan aldebaran. Walaupun Dinda belum kenal sama mereka, tapi Dinda tau betul gimana rasanya jadi mereka.

You Are Everything To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang