Harry masuk ke sebuah ruangan besar dengan dinding yang terbuat dari susunan bambu dan rotan. Pada beberapa tiang kayu yang menjadi penyangga tempat itu, tergantung obor-obor yang terbuat dari wadah berceruk seperti mangkuk besi dengan api kemerahan yang menyala. Bagian atapnya sendiri tersusun dari tumpukan jerami yang dianyam sedemikian rupa sehingga mampu menghalau panasnya cahaya matahari. Seketika Harry teringat dengan atap rumah milik Hagrid. Ah, apakah Hagrid baik-baik saja ya sekarang?
Matanya menangkap sosok Malfoy yang telah duduk pada undakan batu di dalam tempat itu. Batu-batu tersebut membentuk dua hingga tiga anak tangga, seolah sengaja dibuat untuk perkumpulan tertentu. Saat matanya beralih ke depan, ia bisa melihat pria berkulit gelap tadi dengan seorang pria kurus berambut pirang yang melayangkan tatapan mengintimidasi ke arahnya.
"Duduklah," perintah pria berkulit gelap tersebut. "Para Gladers akan datang untuk berunding sebelum aku memutuskan apa yang akan aku lakukan pada kalian."
"Gladers?" bisik Harry bingung.
"Orang-orang yang tinggal di sini," jawab pria itu lagi. "Mereka disebut Gladers."
Harry hanya menatapnya lalu duduk di samping Malfoy yang sedari tadi menunduk.
"Siapa kau?" tanya Harry memandang dua orang di hadapannya.
"Aku Alby," ujar pria berkulit gelap itu lalu menunjuk seseorang yang lain dengan dagunya. "Dan dia Newt. Kami adalah pemimpin di tempat ini."
"Apa yang kalian inginkan dari kami?" Harry bertanya lagi.
"Tenanglah, kami tidak akan membunuhmu. Diskusi akan dimulai saat para Gladers datang." Newt berkata dengan santai sambil melipat tangannya di dada.
Harry sempat terkejut saat mendengar aksen pemuda kurus berambut pirang itu. Newt pasti berasal dari Inggris, sama sepertinya dan Malfoy. Itu berarti dia tahu tentang sesuatu.
Tak berapa lama, pintu ruangan itu terbuka dengan beberapa orang yang masuk dan duduk pada undakan batu di sekitar ia dan Malfoy. Di tangan mereka terdapat tombak kecil dari kayu, celurit, dan pisau besar yang biasa digunakan untuk memotong kayu dan daging. Harry menelan salivanya susah payah. Dan kini ia bisa melihat lagi wajah menyebalkan seseorang dengan alis yang melengkung aneh.
"Nah, jadi apa yang akan kita lakukan pada kedua Greenie ini, Alby?"
Harry mencibir dalam hati. Lihatlah cara bicara pemuda itu. Sudah Harry bilang kan kalau pemuda dengan alis melengkung itu menyebalkan?
"Kita memiliki nama jika kau ingin tahu." Desisan Malfoy terdengar.
"Oh ya, dan itu masalahnya, Greenie! Tidak ada satu pun dari kami yang mengingat 'nama' ketika pertama kali kami terbangun di dalam kotak. Tapi kalian berdua mengingatnya dan bertengkar! Itu adalah sebuah masalah! Siapa kalian sebenarnya? Apa jangan-jangan kalian lah yang mengirim kami ke tempat ini?"
"Tenang, Gally." Alby menepuk dada pemuda dengan alis melengkung aneh tadi. "Mereka akan ketakutan jika kau berteriak seperti itu."
"Sorry?" jawab Gally enggan.
Ingin sekali Harry menendang pemuda arogan bernama Gally itu. Dia benar-benar tidak menyukainya saat pertama kali bertemu.
"Jadi siapa kalian sebenarnya?" tanya Alby kemudian.
"Beritahu kami lebih dulu tempat apa ini, baru kami akan bicara," jawab Harry keras kepala.
"Baiklah." Alby menatap ke arahnya. "Kami adalah Gladers. Jumlah kami dua puluh sembilan orang, dan tempat yang kau pijaki ini bernama The Glade. Orang yang duduk di sampingmu bernama Frypan, dia bertugas sebagai juru masak. Lalu di belakangmu ada Jeff dan Clint. Mereka medjack, bertanggung jawab atas kesehatan para Gladers. Dan yang bersandar di dekat pintu, dia Minho, seorang pelari." Lalu Alby menatap ke arah samping. "Dan dia Gally, dia menjaga ketertiban dan kedisiplinan di tempat ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Harry Potter and The Maze Runner
Fanfiction[slow update] Saat Harry mengetahui fakta bahwa Draco adalah penyebab semua kekacauan yang terjadi di Hogwarts, ia pun mencoba mengejar Draco untuk memastikannya. Namun serangan mantra yang dilemparkan oleh lelaki pirang itu terpaksa membuat Harry h...