12. Sebuah Rencana (2)

1.3K 232 51
                                    

Sorry for making you wait so long :(
Jangan sungkan buat ngasih tau kalau ada typo dll yha~
.
Happy reading🍁

“Jangan dibuka,” sergah Potter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Jangan dibuka,” sergah Potter. “Biarkan saja mereka.”

Draco mengangkat sebelah alisnya, melayangkan tatapan heran ke arah pemuda itu. Sesuai permintaan, Draco pun tak menggubris ketukan dan beberapa seruan dari luar gubuk. Ia menerka, mungkin itu suara Jeff atau Clint yang ingin mengecek keadaan Potter saat ini.

“Dengar, Malfoy. Apa kau tidak merasa bahwa mereka selalu menempel kepada kita? Maksudku, Alby selalu mengikutiku ke mana-mana. Terkadang ia memaksaku untuk mengikuti kegiatannya sebagai pemimpin, dan dia selalu bertingkah sebagai seorang tour guide di Glade. Dan Newt—” Potter menghela napas berat saat menyebut nama itu. “Bukankah laki-laki itu juga selalu merekat padamu seperti permen karet?”

Sesaat hati Draco bersorak ria ketika mendengar nada bicara Potter. Sungguh lucu bahwa sekarang Draco malah beranggapan bahwa Potter cemburu kepada Newt. Tapi ia segera menepis pemikiran itu. Mereka sedang tersesat di dunia ini, ingat? Draco tidak boleh melampaui batas dan memikirkan hal yang tidak masuk akal.

“Ya, kurasa seperti itu,” jawab Draco kemudian. “Tapi Newt adalah orang yang baik. Hanya dia satu-satunya penghuni yang bisa kuajak bicara dengan santai.”

“Ah, begitu rupanya.” Nada bicara Potter terdengar sedikit kecewa. “Tapi aku tidak peduli dengan opinimu tentang dia. Yang ingin aku bicarakan di sini adalah, aku rasa mereka sengaja menahan kita agar tak berbicara satu sama lain.”

“Kenapa kau punya pemikiran seperti itu Potter? Aku kira kau menyukai Alby.”

“Ya, sebenarnya Alby bisa menjadi teman yang baik, jika saja ia memiliki rambut yang tebal,” gurau Potter.

Draco hanya melayangkan tatapan tak mengerti sebagai jawaban.

“Oh, ayolah, Malfoy! Alby selalu mengingatkanku kepada Voldemort!”

Don’t say his name, Potter.”

Why? Apa kau takut? Saat ini bahkan kita jauh dari Voldemort!”

“Aku bilang jangan sebut namanya!” bentak Draco tak sengaja.

Ia menangkap kilatan terkejut dari mata emerald Potter. Draco hanya bisa memalingkan wajah untuk kesekian kali. Meskipun saat ini ia berada di Glade, tapi mendengar nama Pangeran Kegelapan tetap saja membuat seluruh tubuhnya merinding. Draco tahu, ia tidak memiliki keberanian seperti Potter. Draco bahkan selalu menangis setiap malam semenjak terpilih menjadi seorang pelahap maut. Tapi tetap saja setidaknya ia ingin Potter mengerti. Bahwa Potter dan dirinya jauh berbeda.

Seperti bisa membaca pikiran Draco, Potter tiba-tiba berkata, “Maafkan aku, Malfoy. Seharusnya aku tidak menyebut nama You-Know-Who di depanmu.”

Harry Potter and The Maze RunnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang