Pulang

93 37 7
                                    


*

Bagaimana pun juga, Ayah merupakan cinta pertama untuk anak perempuannya.

-

***

Author POV

Seorang gadis berambut panjang itu kini sedang bersandar sambil menatap kearah luar jendela Bus. Entah apa yang sedang terjadi, tetapi dari raut wajahnya, ia tampak mengkhawatirkan sesuatu.

Perlahan, ia mencoba membuka jendela Bus dan saat itu juga udara sejuk menerpa wajah cantiknya. Senyuman itu kembali hadir dibibir Calista saat ia merasa dekat dengan alam.

"Ntar masuk angin loh.."

"Eh?" Calista berbalik dan terkejut saat seseorang menegurnya.

"Lo suka yang dingin-dingin ya, Cal?"

"Maksud nya?" tanya Calista yang tidak mengerti maksud dari ucapannya.

"Ga. Nanya doang. Btw, kalau kedinginan jangan lupa cari penghangat, Cal. Jangan lupa lagi, jendela nya ditutup." ucapnya dengan tersenyum hangat setelah itu kembali ke kursi duduknya.

Calista terdiam sesaat memikirkan arti kalimat barusan.

"Lo kenapa?" tanya Damia yang duduk disebelah Calista sambil mengucek matanya akibat terbangun dari tidurnya.

"Ha? eng-engga, itu tadi aku mau pipis." jawab Calista dengan cepat berdiri dan menunjuk kearah toilet yang ada didalam Bus. "Aku kesana dulu ya." lanjutnya melangkah tergesa membuat Damia menatapnya heran.

"Aneh banget.." ucap Damia ketika melihat tingkah sahabatnya.


***

Cleon POV

"Enghh..sakit banget punggung gue." keluh gue merasakan sakit disekitar punggung setelah tiduran di kursi Bus. Padahal ini Bus mahal nauzubillah tapi kursi nya keras banget udah kayak apaan gitu.

Gue menoleh kesamping dan melihat Galen sedang asik membaca buku.

'Heran, ni anak udah kelewat pinter tapi masih aja belajar' batin gue.

"Len.." Panggil gue. Ok, satu kali ga dijawab.

"Galen.."  Dua kali belum juga disautin. 10 tahun temenan sangat menguji mental dan kesabaran.

"GALEN SETAN!" pekik gue kesal.

"Apa?" tanya nya masih membaca buku.

'Tuh kan! dipanggil setan baru nyaut.'

"Minggir, gue mau lewat." ucap gue kini berdiri menatapnya.

"Lewat aja." balasnya tanpa bergerak sedikit pun. "Lo mau gue langkahin tu buku?"

"Lo PMS?" ucapnya membuat gue seketika tercengang.

"BUAHAHHAHAHHAAH, CLEON PMS WOI!"

Pletak!

Dengan cepat gue menjitak kepalanya si Eros yang ceplas-ceplos.

CALISTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang