***
Author POVTepat pukul 09.00 pagi, waktunya istirahat bagi seluruh siswa SMA Nusa.
Semua orang berhamburan keluar dari kelas untuk mengisi perutnya yang keroncongan sebab tidak sarapan.
Tapi hal itu sepertinya tidak berlaku pada seorang gadis yang sedari tadi sudah berada diruang UKS dengan wajah murung.
Dia Calista.
Sudah seminggu ini Calista menunggu kabar kesembuhan dari Cleon.
Ia masih tertidur pulas di alam mimpi, seperti enggan untuk kembali kedunia nyata.Hal itu tentunya membuat Calista sedih dan sering kali menangis dalam diam. Sesekali ia membuka Hpnya hanya untuk melihat foto Cleon.
Seperti saat ini, Calista sedari tadi termenung melihat foto Cleon dan tidak menyadari bahwa ada seseorang masuk kedalam UKS.
"Ekhem!"
"Galen.." pekiknya tertahan dengan wajah terkejut saat melihat Galen kini berdiri dihadapannya.
Saat ini Calista sedang menjaga UKS menggantikan Dokter Inez.
"Ada apa?" tanya Calista saat Galen menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Eh?"
Calista kembali terkejut saat Galen duduk disampingnya."Lo liat ini?" ucap Galen dengan menunjuk kearah dahinya yang berdarah.
"Ini kenapa?" tanya Calista dengan nada sedikit khawatir saat melihat darah itu.
Fyi, Calista takut darah.
"Kena lemparan bola." jawab Galen dengan wajah datar.
"Tunggu sebentar." ucap Calista kemudian berdiri dan berjalan kearah kotak P3K lalu mengambil betadin dan plester.
"Maaf.." ucap Calista izin terlebih dulu sebelum membersihkan luka di dahi Galen.
Dengan telaten, Calista mengobati luka itu tanpa sadar saat ini ia sedang ditatap oleh sang ketua osis.
"Sele..sai." ucap Calista gugup setelah memasangkan plester dan tatapannya kini bertemu dengan kedua mata Galen.
"Thanks." ucap Galen singkat masih menatap kedua mata Calista.
"Menurut mu.."
"Apa aku bisa membuatmu jatuh cinta?" pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulut Calista.
Galen terdiam sesaat. Pikirannya kembali teringat saat mendengar percakapan Damia dan Calista tempo hari di taman belakang rumah sakit.
"Damia yang minta ini ke lo?"
"Buk.."
"Lo gaperlu bohong. Gue dengar semuanya."
Calista mendadak bungkam.
"Pertanyaan salah. Yang benar itu, Apa lo bisa melupakan Cleon dengan mudah?" sambung Galen kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALISTA
Teen Fiction"Apakah kebahagiaan itu nyata? Apa aku salah jika aku menuntut sebuah kebahagiaan yang tak kunjung datang? Atau, apa aku saja yang tak pantas untuk bahagia?" - CALISTA Menceritakan tentang seorang gadis cantik berumur 17 tahun dengan kehidupan...