Pandangan mu terhadap suatu hubungan masih terbilang dangkal.
-Yaku Morisuke-
..
.
/////___________/////
Hari ke 7 kamp pelatihan gabungan.
Pukul 16:26_sore.Hari ini adalah hari terakhir kamp pelatihan gabungan musim panas.
Setelah membereskan sisa-sisa pesta barbeque yang diadakan oleh para pelatih sebagai penutupan, mereka kembali ke ruangan masing-masing untuk berkemas dan bersiap pulang.
Terlihat 3 orang pemalas yang masih saja berbaring lemas diatas satu futon yang masih belum dibereskan. Siapa lagi kalau bukan Bokuto, Komi, dan Konoha.
Washio sudah lelah untuk memerintahkan ketiga makhluk pemalas itu untuk segera berkemas barang sebelum Akaashi kembali dari rapat penutupan.
Kenapa Akaashi yang bergerak? Karena apa yang bisa diharapkan dari kapten konyol dengan sifat anak kecil yang bisanya hanya merengek pada wakil kapten andalan nya itu.
Terakhir kali Bokuto yang mewakili sebuah rapat tim malah terus-terusan mengeluh 'bosan' padahal baru 20 menit rapat berlangsung.
"Bokuto, jika Konoha dan Komi bermalas-malasan seperti itu aku tidak akan mempermasalahkan nya. Tapi Kau? Kuharap kau tidak menyusahkan Akaashi lagi" sindir Sarukui sambil melipat handuknya.
"Itu benar, Akaashi pasti lelah setelah rapat" sambung Onaga.
"Ha'i, ha'i~ aku tak akan menyusahkan Kaashi lagi~"
"Ucapan mu tidak bisa dipercaya" -Washio.
10 menit kemudian...
"KAASHII! M-MAAF AKU TIDAK BERMAKSUD BERMALAS-MALASAN TADI~ AKU HANYA TERLALU LELAH KARENA BERSIH-BERSIH-"
"Baiklah, baiklah aku mendengarmu Bokuto-san. Kau tidak perlu berteriak oke? Aku akan segera membantumu membereskan barang"
"Kaashi.... Kau yang terbaik!" Bokuto kemudian memeluk Akaashi dengan erat.
"Sudah kuduga..." -Washio, Komi, Onaga, Sarukui.
*****
"Sampai jumpa lagi Akaashi" ucap Suga sambil melambai kearah Akaashi yang ingin menaiki bus.
"Matta nee, Keiji" -Kenma.
"Jaa naa~ Akaashi-kun" -Yaku.
"SAMPAI BERTEMU LAGI AKAASHI-SAAAAN!!" -Hinata.
Akaashi tersenyum sekilas lalu melambai dan masuk ke dalam bus.
*****
Akaashi duduk disebelah Bokuto. Yap, tempat duduk yang sudah di ibaratkan seperti sebuah singgasana raja dan ratu burung hantu. Manik gunmental itu menatap keluar jendela, bahu kanannya menahan kepala sang kapten yang sedang sibuk membuka-buka isi ponsel milik Akaashi.