Part 5[!]

1.1K 105 6
                                    

Warn!

[Sebuah peringatan bagi anak usia di bawah umur!]












"Tae, I need you."

Taehyung mematung setelah dengar ucapan itu terlontar jelas dari mulut Jungkook, ucapan di akhir lumatan mereka hingga buku sastra yang tergeletak di atas meja terlupakan begitu saja.

Jungkook butuh Taehyung, tapi pria Kim takut tak bisa bersikap lembut.

Lagipun pemuda itu masih usia belasan, kalau masalah pengaman dia sudah punya persiapan, padahal tak tahu akan digunakan kapan. Hanya jaga-jaga bila benar mereka akan melakukan itu, tak perlu lagi pusing.


"Gak Jung, kamu mau nonton film 'kan? Mau Titanic? Atau Pororo?" Taehyung bangkit dari atas tubuh Jungkook yang memang tadi tak sengaja ia tindih akibat terbawa suasana.

Mengalihkan pembicaraan dengan cepat, menolak tanpa ragu, jelas pemuda di bawah kukungannya tak suka mendengar semua itu.


"No!" pekik Jungkook, terdengar nyaring dan tak sopan, tapi masa bodoh, pemuda itu hanya ingin Taehyung, kekasihnya.

Pemuda Jeon tarik kembali tubuh Taehyung hingga menindihnya lagi, melumat bibir pria itu yang basah juga sedikit bengkak, dan Jungkook melingkarkan lengannya di leher si kekasih.

Melakukan tindakan agresif yang mana membuat lelaki sehat seperti Taehyung jelas tak bisa menahan hawa panas di sekitarnya.

Jungkook memainkan perut datar kekasihnya, diusap sensual, pun menyibak kaos hitam itu, hingga Taehyung telanjang dada di atasnya. Kemudian kembali menciptakan kecipak basah dari cumbuan mereka, mengigit bibir bawah, melilitkan lidah, membuat gelenyar geli ke seluruh tubuh.

Taehyung meremat pinggang Jungkook, tak menyakitkan, terkesan halus dan lembut, tapi Jungkook tahu kalau pria itu pun menginginkannya. Maka si gigi kelinci sedikit mengangkat pinggulnya agar Taehyung mudah membuka baju, pun setelah itu pria Kim tersebut mematung seusai membuka baju bertuliskan life never flat itu.

Tubuh itu, begitu argh Taehyung bahkan tak sanggup mendeskripsikannya dengan baik, perpaduan Indah dan Bajingan, pandai sekali hingga membuat pria Kim terpaku dan kehabisan kata-kata.

Taehyung hanya bisa menelan ludah, itupun susah sekali dilakukan, Jungkook di bawahnya tampak malu dan segera menutupi area dada dengan cara menyilangkan lengan.

Seakan sadar Taehyung segera menggeleng pada pemuda itu, meraih lengan Jungkook yang menghalangi pandangannya kemudian menautkan tangan mereka,  pria Kim segera meraup puncak dada tersebut hingga Jungkook membusungkan dadanya, refleks.

"Jungkookie indah, sangat indah," gumam Taehyung di sela lumatan pada dada yang ujungnya mengeras itu.

Jungkook mengigit bibir bawah, berusaha menahan suara yang ada di ujung tenggorokan. Tak mendengar sedikit pun lenguhan dari belah bibir kekasihnya, pria Kim menghentikan aksi hingga Jungkook merenggut kecewa.

"Jangan berhenti, Tae." si gigi kelinci bicara dengan nada sedih.

"Jangan menahan suara, Jung." Taehyung menyahut tak kalah memelas.

"Malu, aku berisik sekali," ujar pemuda itu sembari menatap mata si kekasih dengan kilatan nafsu yang manis.

"Tak apa, saya suka." Taehyung kembali meraup tanpa aba-aba, dan Jungkook melenguh tak berdaya, sentuhan si kekasih benar-benar membuatnya lemah.

Entah bagaimana seluruh pakaian tanggal dan Taehyung mulai memposisikan miliknya di lubang sempit itu yang berkedut menantang, tentu sudah dilapisi karet pengaman serta pelumas. Paham betul kalau sosok yang disetubuhinya masihlah belasan tahun, masih mengenyam pendidikan, jelas tak ingin membuat pemuda itu kewalahan jika sel telurnya membuahi perut si manis.

Sedikit dimasukkan maka Jungkook menjerit sakit dan Taehyung kembali mengeluarkan miliknya. Merasa tak kuasa bila ini hanya nikmat untuk dirinya saja.

"Sudahi aja ya, Jung?" mendengar sederet ucapan itu ingin sekali menangis, si gigi kelinci sudah menguatkan diri dari jauh-jauh hari, masa berhenti saat sudah tanggung begini?

Jelas saja tak diterima, Jungkook tak akan membiarkan kegiatan ini berhenti begitu saja, mengecewakan  sekali bila benar-benar terjadi. Jungkook melesatkan kepemilikkan Taehyung dalam sekali hentak dan setelahnya si gigi kelinci meraung dan menangis.

"Jangan segan Tae, aku udah siap." mendengar tuturan anggun itu Taehyung jelas tahu kalau ini harus berlanjut.

Tubuh pria Kim bergetar sebab miliknya tertelan lubang yang sepertinya lecet dan dirinya melihat Jungkook masih menangis tanpa suara, Taehyung kecupi dahi itu, mencium bibirnya dan mulai menggerakkan pinggul.

Mulanya masih tersengguk, Jungkook mencengkeram erat-erat telapak tangan si kekasih, melampiaskan rasa sakit di bawah sana. Tubuh terhentak pelan saat Taehyung melakukan dengan lembut dan penuh kehati-hatian.

"AH!" jerit Jungkook saat benda pusaka kekasihnya menyentuh sesuatu di dalam sana, terasa geli dan nikmat, ingin terus dihujam pada bagian itu.

Taehyung tahu kalau titik manis itu ditemukan, pun paham apa yang harus dia lakukan, hingga Jungkook menengadahkan kepala. Melonggarkan cengkeraman dari genggaman si kekasih, memberitahu kalau sekarang sudah tak sakit lagi.

Hentakan mereka sedikit demi sedikit mulai hilang tempo, Taehyung masih berusaha bergerak teratur walau dalam hati ingin sekali menghujam dengan kencang. Tapi urung saat dirinya pun mesti memikirkan perasaan Jungkook juga, ini pengalaman pertama, jelas harus bertindak baik agar tak timbul satu trauma di masa depan.

Akhirnya Jungkook meremang, puncak putih akan segera tiba setelah beberapa kali ujung yang tumpul si kekasih terus menabrak sesuatu yang nikmat di dalam senggama, pemuda Jeon menjerit kecil dengan tubuh gemetaran dan Taehyung menggeram saat merasakan lubang itu mengetat pun mereka sampai pada pelepasan masing-masing.

Mereka memejamkan mata, menikmati detik-detik euforia, si dominan lekas menatap sosok di bawahnya dengan raut cemas juga terpana. Melihat dengan saksama saat Jungkook tampak lemah tak berdaya dengan napas tersengal-sengal.

"Sakit, Jung?" bisik Taehyung, perlahan memisahkan diri.

"Enak, kok!"

Astaga, Taehyung dibuat merona atas ucapan Jungkook yang kelewat jujur pun dengan wajah menggemaskan.

Jungkook beringsut pada pelukan kekasihnya, menjadikan lengan Taehyung sebagai bantal tidur malam ini.

"Kamu yang pertama, aku senang." Jungkook menenggelamkan wajah di dada telanjang Taehyung, sedangkan Guru muda itu mengusapi kepala kekasihnya lembut.

"Kamu juga yang pertama, maaf tadi sempat kasar, saya tak punya cukup edukasi selain video yang dibagi Jimin."

Jungkook menatap wajah tampan itu dengan wajah sangsi, tak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Tapi kok hebat banget mainnya tadi, aku sampe kewalahan."

Secara tiba-tiba pipi pria Kim berubah warna, merah merona. Dipuji oleh si kekasih atas keperkasaannya memang luar biasa.

"Hush berisik, sudah mending tidur." Taehyung mengeratkan pelukan dan Jungkook tertawa setelah tahu kalau pria itu malu atas percakapan yang terjadi.

Mereka tidur, tanpa satu helai kain, kecuali selimut yang menutupi tubuh tanpa busana itu. Buku sastra beserta bolpoin terbengkalai menyedihkan di atas meja, pun jadi saksi pergumulan mereka.


Tbc

Hayoo, aku tak mau tanggung dosa kalian lho..

[Noted 2022: rombak dari awal sampe akhir, pusing cyinnn] (soalnya suka banyak yang protes mengenai perbedaan season satu sama dua, katanya kaget waktu tahu kalo buku ini ternyata m-preg, soalnya di s1 sering ngeue tapi gak hamil-hamil. Jujur aja itu emang kesalahanku, soalnya niat awal gak akan bikin s2 tapi para pembaca nagih buat bikin lanjutan, makanya aku kayak blank dan ngaco. Sekian.)

Sweety DropTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang