Part 19

636 69 5
                                    


Inners Jungkook




Si gigi kelinci berangkat sekolah diantar sopir, melangkah lunglai disertai pandangan kosong, dan sungguh semua perasaannya masihlah luluh lantak, tapi tak mungkin meninggalkan pelajaran hanya atas dasar kesakithatian.

Matanya sipit dan bengkak juga sedikit memerah, hidung mampet hingga terpaksa bernapas lewat mulut. Langkah kaki begitu gontai pun si gigi kelinci tetap memaksakan diri padahal rasa pening mulai menghampiri dan mendekap kepalanya tanpa ampun begini.

Sabtu malam Jungkook dihiasi tangis, hari Minggu pun masih diiringi isak tak berujung, hingga hari ini yaitu Senin pagi tubuhnya kurang bisa dimengerti apa maunya. Lemas sekali sebab kurang tidur dan kurang makan, pun bibir pucat itu tak pernah menjawab jika ditanya kenapa.

Taehyung belum ada menemuinya, eksistensi pria itu bahkan tak terlihat satu ujung rambut pun. Si kekasih bagai menyetujui perasangka buruk yang Jungkook pikirkan, hingga si gigi kelinci mulai tidak peduli lagi, sebal bukan main. Pun cokelat untuk pria Kim diberikan semua pada Mingyu, karena kalau diberikan ke Junghee pasti Mama Jaejoong marah, sebab nanti anak itu mengeluh sakit gigi.

Sudah diketahui bagaimana perangai pemuda dengan kulit kecokelatan bernama Kim Mingyu, menerima pemberian si gigi kelinci dengan senang hati, bahkan senyum lebarnya tak henti menghiasi hari, hingga saat ini—— di belakang sana masih cengar-cengir bagai orang kerasukan, fiks Mingyu gagal move on untuk ke sekian kali.


"Pulang aja Kook, kamu pucat gini," ujar seseorang penuh kekhawatiran, tapi Jungkook malah menggeleng, masih dengan kepala tenggelam di antara lipatan lengan.

Bambam hampir membenturkan kepala saat lagi-lagi si gigi kelinci menolak ajakan padahal sudah dibujuk sedari tadi. Kembali menghela napas bermaksud menenangkan rasa kesal dan itu ampuh, sekali lagi mengusap bahu Jungkook dan kali ini si Kunpimook tak menyarankan untuk pulang.

"Ke ruang kesehatan aja, ya? Ayo, kutemani." ketika bahu itu dicolek membuat kode agar segera beranjak, maka Jungkook mengikuti tanpa gelengan.

Bukan maksud ingin menyulitkan sahabatnya, hanya saja kalau di rumah selalu ingat Taehyung, maka dari itu Jungkook tidak ingin pulang dan lebih pilih menetap di sekolah.

Apalagi simpan foto si kekasih dan menempelkan pada dinding kamar, jadinya terus terngiang karena selalu terlihat mata.


"Kamu kenapa sih, Kook? Gak biasanya menangis seperti ini, mau jatuh hingga lecet pun biasanya cuma meringis." Bambam bicara dengan nada tak habis pikir, karena memang Jungkook itu kuat secara fisik, namun ucapan tersebut disambut penuh haru, si gigi kelinci kembali menangis setelah susah payah menahan sedari tadi.

Si Kunpimook kelabakan saat perkataannya dihadiahi sengguk menyedihkan seperti ini.
Apa dirinya sudah salah bicara?


"Udah Kook, jangan nangis mulu astaga, maaf kalo salah ucap." Bambam segera meraih tubuh putih itu dan usap-usap punggung Jungkook yang bergetar hebat, isaknya terdengar nyaring di ruang kesehatan yang memang sepi.

"Sakit," gumam Jungkook dengan suara serak dan parau.

Hanya itu yang terlontar sesekali di sela isak yang sepertinya tak memberi ujung, dan Bambam merengkuh pemuda Jeon semakin erat, memberi kekuatan semampunya.

"Mana yang sakit?" Tanya Bambam dengan suara pelan hampir berbisik, padahal tahu betul apa yang sakit, tapi satu lelaki itu hanya mau memastikan, juga ingin Jungkook tahu kalau dirinya begitu peduli pada pemuda tersebut.

"Di sini." Jungkook tunjuk ke bagian dada, mencengkeram dan tangisnya semakin tak beraturan, tak bisa berhenti saat kelebat bayangan malam itu menghantui hingga membuat kepala pusing setengah mati.

"Gak apa Kook-ah kamu kuat, ayo sedikit semangat, jangan biarkan sakit itu mendekam hatimu."

Bambam menenangkan, lelaki itu memang sering buat kesal tapi ketika Jungkook bersedih maka jadi orang pertama yang mau mengerti dan memahami, hanya Kunpimook Bhuwakul Bambam sajalah yang tahu bagaimana cara menenangkan satu anak kelinci milik Papa Yunho.

Setelah isak mereda dan Jungkook tenang maka Bambam baringkan tubuh si gigi kelinci di atas ranjang ruang kesehatan, diselimuti hingga sebatas dada dan duduk menunggu di samping ranjang sembari menghela napas lega.

Masih ingat 'kan kalau Jungkook jika terlalu lama dipeluk maka akan terpejam? Begitupun saat ini, ditenangkan sembari direngkuh hangat oleh Bambam pun pemuda Jeon terlelap begitu saja.

Bambam tak tahu yang sudah buat si gigi kelinci sebegininya, tapi tersangka pertama jatuh pada Pak Taehyung si Guru muda. Karena tak pernah ada yang sedekat itu dengan Jungkook sebelum ini, Mingyu maupun Yugyeom masih punya jarak masing-masing walau sering berseteru lucu.

Tapi bukankah sebelumnya Jungkook kelewat bahagia? Kenapa tiba-tiba berkabung seperti ini? Pasti bukan sebuah masalah sepele.

Bambam dan Jungkook tak kembali ke kelas karena si gigi kelinci terlelap nyaman, Bambam pun tanpa sadar ikut memejamkan mata dengan posisi duduk dengan kepala disimpan di samping ranjang.

Kedua sahabat itu terlelap tanpa peduli orang lain.

Lagipun melihat rupa Jungkook pasti penjaga kesehatan pun tak akan menyarankan untuk kembali ke kelas, sebab begitu kacau dan menyedihkan. Separah itu memang efek dari Kim Taehyung yang sudah lancang mengecewakan hati.








Tbc

Sweety DropTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang