Part 29

648 78 0
                                    

Taehyung sudah diberitahu seminggu lalu kalau Jungkook hari ini ingin pria Kim itu datang dan menemani. Tapi sudah hampir dipanggil kepala sekolah, nyatanya eksistensi Taehyung masihlah tak terlihat, kekasih hatinya itu lupa atau memang tiba-tiba ada urusan?

Hari paling berharga bagi pemuda Jeon, hari di mana Jungkook banyak diberi ucapan selamat dan diberi acungan jempol dari Papa Yunho yang susah payah meminta izin padahal harus alih tempat ke luar kota. Tentara itu ingin menyaksikan bagaimana si sulung disematkan penghargaan pada lehernya beserta piagam terukir cantik dengan nama dan marganya.

Tapi Jungkook masih merasa kurang, si gigi kelinci butuh Taehyung yang sudah jauh-jauh hari bersedia hadir untuk beri tepukan keras saat nanti dirinya naik panggung.

"Jeon Jungkook, harap lekas naik."

Namanya sudah dipanggil sebanyak tiga kali oleh MC tapi Jungkook masih tunggu Taehyung, sampai akhirnya menyerah saat Papa Yunho mulai memberi perintah. Pun perlahan menaikki tangga yang hanya punya empat undakan itu, riuh tepuk tangan jadi penyambut Jungkook yang gugup saat banyak pasang mata memandangi dengan sorot mata bangga.

Hingga gugupnya hilang saat satu tepuk tangan tak henti menggema dari ujung sana, tepuk tangan yang dijanjikan benar-benar hadir saat kepala sekolah menyerahkan kertas piagam itu lantas berfoto dengan tangan saling menjabat. Penyematan medali pun diambil kenangannya menggunakan sebuah kamera digital.

Jungkook turun dari panggung sembari tersenyum lebar, kakinya berlari mantap pada salah satu spot yang tadi terdengar tepuk tangan sangat keras, hanya untuknya.

Maka tampaklah seorang lelaki dengan balutan jas hitam, rambut rapi dan kacamata berlensa minus itu, sangat tampan di tengah riuhnya murid-murid sekolah.

"Selamat atas kelulusan dengan nilai tertinggi, Jungkook-nya saya," bisik Taehyung saat tiba-tiba Jungkook datang menghampiri dan langsung memeluk lehernya dengan erat.

"Kukira kamu gak jadi datang, aku udah mau merajuk aja tadi, gak tahunya malah nyempil di sini." Jungkook bergumam dengan wajah mendongak, menatap pahatan sempurna dengan mata tajam beriris sewarna lautan jernih itu.

Taehyung gesek hidung mereka, penuh rasa gemas, sedang Jungkook hanya sanggup tertawa pun semakin mengeratkan pelukan.

"Mana mau saya ingkar janji di hari istimewa kamu, selamat udah berhasil mencetak nilai tinggi di semua mata pelajaran." Taehyung kembali beri ucapan selamat pada si kekasih yang masih bergelung manja dalam dekapan, tanpa mempedulikan teman-teman memandangi mereka dengan heran.

"Jungkook-nya saya hebat sekali, pintar dan jago masak. Tapi sebenarnya saya cuma ingin bilang kalau saya cinta kamu banyak-banyak." ucapan Taehyung begitu menggelitik tapi Jungkook suka dengan apa yang didengarnya barusan, hanya pada Jungkook, jelas si gigi kelinci bahagia.

Segera saja bawa Jungkook yang masih tak ingin lepas dari pelukan, duduk pada bangku yang dijajarkan panjang ke samping dan belakang, duduk berdampingan dengan Papa dan Mama (yang sudah tahu sedari awal bahwa Taehyung memang ada sejak pagi).

Memberi kejutan pada Jungkook memang selalu menyenangkan dan Taehyung suka saat si kekasih merapat pada pelukan bahkan duduk di pangkuan, katanya takut apa yang dilihatnya hanya mimpi. Padahal bukan, sudah dicubit pipinya untuk memberitahu kalau ini bukan bunga tidur, pun tetap saja Jungkook tak ingin lepas dari dekapan. Modus memang.

"Papa juga ingin dipeluk, sebenarnya Koo anak Papa atau anak Taehyung?" tanya Papa Yunho yang memandang dengan sorot sedih, walau pura-pura tapi buat Jungkook merasa bersalah.

Lepas dan turun dari pangkuan Taehyung untuk menghampiri Papa dan Mama, memeluk keduanya dengan pelukan besar dan hangat. Papa menciumi sisi kepala kanan sedangkan Mama bagian kiri, total dicintai dari segala sisi.

Sweety DropTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang