Part 13

650 93 0
                                    

Taehyung sudah rapi dengan setelan kasual, gugup dan takut bersatu dalam tubuh. Kemudian jarinya menekan tombol bergambar lonceng, tak lama Jungkook membukakan dengan senyum merekah.

"Ayo masuk," ajak Jungkook sembari menggandeng tangan Taehyung erat dan membawanya ke meja makan.

Ternyata di sana sudah ada Mama Jaejoong yang kemudian tersenyum begitu saja, terus ada Junghee yang curi-curi pandang pada daging ayam di hadapan serta Papa Yunho yang tampak tak acuh. Merasa kedatangan Taehyung tak perlu dirinya sambut dengan baik, untuk itu pria Kim sudah biasa.

Taehyung duduk setelah Jungkook mempersilakan dengan cara menarik kursi ke belakang, layaknya seorang istri memperlakukan suami. Ah, Taehyung jadi berkhayal jadi bagian keluarga ini.

Pria Kim mendudukkan diri, memberi senyum pada kekasihnya itu lantas membalas cengiran Junghee yang terlihat lugu, persis Jungkook hanya saja versi perempuan.

Papa Yunho beri kilatan mata tak suka, tak aneh kok, bahkan Taehyung sudah biasa mendapat tatapan tajam itu. Malam ini Taehyung bukan tanpa sebab berada di tengah-tengah keluarga Jeon ini, pria Kim ingin memberitahu keyakinan dan kesetiaannya pada Papa Yunho setelah makan malam nanti.

Makan dinikmati dengan keheningan, kata Jungkook itu peraturan rumah yang sudah diterapkan sejak ia kecil, Taehyung mengingat itu dengan baik. Tapi katanya kalau Papa tak ada, peraturan akan dilanggar. Karena percakapan saat makan malam biasanya lebih terasa dekat dan hangat, oleh karena itu Mama dan Jungkook sering melanggarnya.

Setelah makan selesai, Jungkook membantu membereskan piring, disimpan pada wastafel tanpa niat dicuci kemudian meninggalkan Taehyung dengan Papa seperti perjanjian awal saat Papa Yunho mengundang pria Kim ke sini.

Untuk mengetahui keseriusan pria tersebut, jelas saja Taehyung menyanggupi dengan cepat.

"Sudah tahu kenapa saya undang kamu malam ini?" tanya Papa tentu bukan dengan nada yang enak untuk didengar, penuh intimidasi dan ketegasan di dalamnya.

Taehyung menggeleng pelan, betul-betul tak tahu mengapa dirinya diundang ke sini sebab hanya diundang untuk makan malam saja tanpa ada alasan apapun, di hadapannya Papa Yunho tampak menghela napas, mungkin merasa kesal dengan tanggapan Guru muda ini. Jelas jelek dalam pandangan pria setengah baya tersebut.

"Tapi karena sudah diundang ke sini, saya mau sekalian meminta restu sama Om." Taehyung berujar pasti, dan Papa Yunho memberi senyum miring, inilah yang dirinya tunggu sedari tadi.

"Kalau saya tak memberi restu?" Taehyung tersenyum, menegakkan punggung dengan anggukan kecil, entah apa maksudnya mungkin tengah bersiap-siap dengan tekad.

"Saya akan datang lagi besok," jawabnya masih dengan senyum khas Guru muda itu. Tenang dan lembut, memberi jutaan makna di dalamnya.

"Kalau besok saya masih tak memberi restu?" Papa menjawab lagi dengan senyum remeh, Taehyung masih memberi raut yang sama dengan tatapan mata yakin dan tak gentar atas segala ucapan Ayah kekasihnya ini.

"Saya akan datang lagi lusa." pria Kim berujar, maka Papa tak ingin kalah.

"Kalau masih tak diberi restu?" untuk kali ini senyum Guru muda itu semakin lebar, seakan suka dipermainkan begini atau sudah paham bagaimana meruntuhkan rasa ragu dalam hati calon mertuanya.

"Saya akan terus datang sampai Om bosan dengan kehadiran saya, untuk mendapat restu yang memang saya perlukan." mata itu berkilat-kilat tanda serius dan siap dengan apa yang akan dihadapi. Bagai prajurit yang siap menumpas semua lawan di medan perang, begitu yakin dan penuh perjuangan.

Diam-diam Papa Yunho tertegun dengan jawaban kekasih anaknya itu, mata saling bersitatap dengan energi yang berbeda. Merasa ada sedikit perbedaan dengan semua tanggapan pria muda di hadapannya ini, begitu rileks walau mungkin keadaan hatinya tak se-tenang itu.

"Kamu yakin sama Jungkook? Dia menyebalkan dan kekanakkan, paling parah kepercayaan dirinya tergolong tinggi, benar mau setia dengan sifat demikian?" Papa Yunho mengajukan pertanyaan yang hampir saja membuat Taehyung tertawa dibuatnya.

Mana pernah terpikirkan untuk mendua hanya karena Jungkook memiliki sifat yang nyentrik, tentu yakin apalagi Jungkook sudah membuat hari-hari berwarna dengan senyum gigi kelinci andalannya.

"Yakin sekali Om, Jungkook terlalu berperan dalam hidup saya." tanpa disadari bibir yang biasa tersungging ketus kini memberi senyum bangga.

Ternyata anaknya sebegitu berharga di mata pria ini, menjadi sebuah tambahan untuk bisa merelakan Jungkook kelak.

"Hm, oke-oke. Jaga anak saya, tapi saya tak se-tua itu untuk dipanggil Om, bagaimana dengan Papa?" Papa Yunho beranjak berdiri, menyelesaikan ucapannya tanpa ekspresi berarti kemudian menepuk bahu Taehyung dua kali setelah itu berlalu pergi. Tentu memberi kebingungan lain yang mendera pria Kim.

Apa maksudnya?

Apa restu sudah didapat?

Kemudian Jungkook datang-datang memeluk lehernya dari belakang, begitu erat bersama dengan kekehan senang yang kentara dan Taehyung sadar kalau yang diucapkan Papa Yunho bukan sekadar candaan, kali ini ia diberi kesempatan untuk menjadi seorang pria jantan yang harus serius pada hubungan mereka.

"Tae, makasih udah yakinin Papa!" pekik si gigi kelinci sumringah, merasa gembira luar biasa

Taehyung tersenyum lebar lantas membalikkan tubuh dan balas peluk Jungkook sama eratnya. Benar, kini ia diberi kepercayaan dan Taehyung akan selalu jaga kepercayaan itu.

Untuk Papa Yunho, untuk Jungkook dan untuk hubungan mereka ke depannya.





Tbc

Sweety DropTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang