Part 27

627 81 1
                                    

Taehyung agaknya gugup sekali, tapi kalau tak minta izin takut dipenggal hidup-hidup, maka pria Kim memberanikan diri untuk bersua, juga sebagai usaha agar diberi kepercayaan lagi oleh lelaki tersebut.

"Selamat malam, Pa," sapa Taehyung begitu kalem, duduk di hadapan Papa Yunho yang masih asik menyeruput sedikit demi sedikit kopi panas dari gelas.

"Ada apa?" sahut lelaki itu dengan alis menukik sebelah, tampak penasaran atas sebuah sapa yang dilemparkan si Guru muda.

Lho? Tumben tak se-ketus biasa, apa boleh Taehyung berbangga atas usahanya beberapa waktu ini?

"Mau izin ajak Jungkook pergi malam mingguan," ujar Taehyung meminta kesediaan, Papa Yunho berhenti dari acara minum kopinya, lantas menyimpan gelas itu pada tatakan.

"Kemana?" tanya Papa, hanya ingin memastikan kalau Taehyung tak berani ajak ke tempat-tempat tak seharusnya.

Taehyung tertegun sebentar.

Tuh 'kan, nadanya lebih santai, mata yang biasanya penuh intimidasi kini lebih terasa bersahabat, tapi tak boleh bertinggi hati dulu, Taehyung harus memastikan agar tak sakit di akhir percakapan.

"Ke Namsan tower, Jungkook katanya ingin ke sana, ingin menghitung ratusan anak tangga." tiba-tiba cerita tentang keinginan si gigi kelinci, entahlah, rasanya ingin saja berbagi apa yang Jungkook inginkan pada Papa Yunho.

"Malam begini? Tak dingin?" Tanya papa Yunho, sudah jam tujuh, kalau memang niat pergi ke tempat tinggi itu mestinya dilakukan pagi-pagi, karena kalau malam begini namanya bunuh diri.

Di sana masih asri dengan kesejukan yang sangat kentara, pergi malam begini sudah pasti besoknya akan masuk angin. Papa Yunho hanya khawatir dan itu terbaca jelas oleh Taehyung yang masih duduk berhadapan.

"Tapi Jungkook katanya ingin pergi malam ini, saya gak bisa tolak keinginannya," ujar Taehyung begitu jujur, Papa Yunho hampir tertawa keras saat Guru muda ini malah mengadu atas ketidakberdayaan pada permintaan Jungkook.

Sudah menjadi budak cinta rupanya.

"Pergilah ke tempat hangat, ke Namsan bisa dilakukan besok, beritahu Jungkook kalau saya yang menginterupsi rencana kalian." begitu ucapan Papa Yunho selesai maka Taehyung jawab dengan sebuah anggukan.

"Janji tak lebih jam sepulu-—"

"Kemalaman tak akan saya bukakan pintu, bisa menginap ke tempatmu, dan bilang pada Jungkook berhenti mogok bicara pada ayahnya ini." Papa Yunho memotong ucapan si Guru muda lantas menghela napas, kelihatan lelah berpadu pasrah

Pun tanpa aba-aba malah beri senyum hangat khas seorang Ayah, Taehyung terdiam atas pemandangan di hadapan mata.

Apa ini mimpi?

Bolehkah saat ini Taehyung ber-cihuy ria? Ingin sekali teriak sekencang mungkin untuk beritahu pada dunia kalau Kim Taehyung kembali dipercayai oleh Ayah si kekasih, dan ingin sekali lompat-lompat karena terlalu senang.

Heh, jangan kira Taehyung jatuh cinta pada Papa Yunho, seram. Masa seme sama seme, buat merinding saja.


"Terima kasih sudah beri kepercayaan lagi." Papa Yunho hanya beri dehaman singkat untuk membalasnya, hingga tentara itu beri gestur pakai jari kalau Jungkook sudah menunggu di bawah tangga.

Taehyung segera beranjak dan salim pada Papa Yunho sebelum benar-benar menghampiri si kekasih yang terlihat sudah siap akan pergi.

"Gimana Tae? Diizinin gak?" Tanya Jungkook tak sabaran. Taehyung elus pucuk kepala dengan rambut hitam itu, permukaannya halus dan beraroma manis, pria Kim selalu suka saat mengusak surai si kekasih.

Sweety DropTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang