Part 20

667 74 5
                                    

Tiba di pelataran gerbang sekolah, di sana mobil yang selalu terparkir cantik dengan warna hitam mengkilap, sudah menunggu sedari tadi.

Bermaksud ingin menjelaskan atas apa yang terjadi saat reuni Sabtu lalu, tapi harus diurungkan saat Jungkook-nya malah masuk mobil silver yang sangat diketahui Taehyung.

Jungkook dijemput sopir dan pria Kim harus kembali merasai sedih, bagaimana si gigi kelinci tampak terburu masuk ke mobil silver itu dan segera melaju dengan kecepatan sedang.

Pria Kim segera injak gas dan mengikuti mobil keluarga Jungkook dari belakang, tampaknya tak ada yang menyadari bahwa Taehyung mengikuti semenjak tadi. Maka pria itu tersenyum tipis saat satu harapan mulai muncul dalam hati, pun begitu sampai tujuan dengan sigap Taehyung parkirkan kendarannya tepat pada halaman rumah si kekasih.

Jungkook? Sudah terbirit masuk dengan wajah kusut, jangan bertanya kenapa jelas tahu betul bahwa pria Kim penyebab itu semua.


Taehyung turun dari mobil, menyapa sebentar sopir yang tampak terkejut melihat kehadirannya. Melihat dengan jelas sosok yang sudah membuat Tuan Mudanya menangis tiga hari. Tapi diabaikan, karena pria usia tiga puluh tersebut tahu kalau itu bukan urusannya, maka sopir itu mengangguk kecil dengan senyum formal.

Pintu diketuk tiga kali sampai saat satu gadis kecil membukakan dengan wajah heran, Junghee dengan rambut kucir kuda itu menatap lelaki di hadapan penuh tanda tanya, lantas memberi akses masuk setelah kena sogok berupa permen cokelat. Jelas tak akan bantah jika dipertemukan dengan sang cinta, gadis itu teramat senang menerimanya.

Setelah berhasil masuk rumah Taehyung segera menaikki satu per satu undakan tangga setelah dipersilakan Mama, hampiri sebuah kamar di sana, diketuk dan diberi ucapan menyakinkan.

"Jung, jangan begini, sini saya jelaskan dulu, tolong bukakan, saya mau ucap maaf berkali-kali sebab melakukan kesalahan fatal." Taehyung mulai membujuk akan tetapi tak ada sahutan, hening di dalam sana masih terasa tenteram dan pria Kim mengepalkan tangannya.

"Keluar dong Jung, kamu memang berhak marah atas apa yang saya lakukan malam itu tapi bukan dengan cara menjauhi, saya gak sanggup jika kamu terus menghindar!" masih di depan pintu kamar si kekasih, Taehyung mengiba minta dimaafkan, tapi sulit.

Terlampau sulit memahami apalagi memaafkan, kecewa sudah bercongkol dalam dada dan Jungkook semakin sedih saat Taehyung berujar dengan nada suara yang meninggi. Mendorong egonya untuk terus begini, diam tak berkutik.

Maka pemuda Jeon eratkan pelukan pada boneka beruangnya, menangis tak dapat dihentikan. Pun Taehyung terdiam saat dengar isak itu terlontar dari dalam kamar.

"Sini Jung, marahi saya, bentak saya kalau perlu caci maki bahkan jika kamu mau pukul aja, saya akan terima dengan senang hati,"—jeda, Taehyung menempelkan dahi pada permukaan pintu, merasa lelah dan bersalah jadi satu belenggu.

"Jangan menangis sendirian, jangan menjauhi, jangan begini, saya gak tahu harus berbuat apa?!" Taehyung hanya kelewat frustrasi, tangan yang terkepal melemas bersamaan dengan turunnya cairan bening dari kelopak mata.

Hanya dua rintik tapi tahu sekali bahwa itu isyarat dari pedihnya hati.

"Saya harap kamu mau menerima semua kata maaf, besok dan seterusnya saya akan datang untuk memohon lagi, jangan bosan." pada akhirnya Taehyung pamit, menyerah untuk hari ini, sebelum benar-benar pulang dengan perasaan sedih.

Orang yang sudah buat hari-hari monotonnya jadi lebih berwarna itu bahkan tak ingin bertatap wajah lagi, mungkin terlalu kecewa hingga tak kuasa untuk sekadar melirik dan mengirim pesan, hanya sanggup tersengguk pilu dalam kamar.

Astaga, apa yang sudah Taehyung lakukan hingga membuat anak riang seperti Jungkook jadi begini? Keterlaluan sekali!

Benar! Memang semua ini salah pria Kim, tak seharusnya pergi apalagi tahu kalau Hana ada di sana juga. Harusnya menghabiskan Sabtu malam seperti biasa bersama Jungkook dalam dekapan setelah menonton film kesukaan si kekasih.

Bukan malah terpancing saat kawan-kawan menyatakan kalau dirinya jadi lelaki sibuk dan sombong apalagi sudah punya kekasih muda. Harusnya diam saja dan abaikan itu semua, Taehyung terlampau bodoh untuk mengelola angkaranya.

Padahal Jungkook yang selama ini jadi prioritas utama setelah orang tua, mengapa orang lain berhak ikut campur akan urusannya bila mereka saja tak mengerti apa itu cinta?

Taehyung merutukki diri sendiri, tak ada yang perlu disalahkan atas apa yang terjadi, ini murni salahnya. Bahkan malam itu tak sedikitpun mengelak ketika Jimin mulai membubuhkan tinjuan pada rahang saat Taehyung mulai keterlaluan.

Katanya Taehyung bodoh, mabuk tak menjadi alasan bagus dalam berbuat konyol seperti itu, apalagi pria Kim masih menyemat sebagai kekasih Jungkook.

Jimin melontarkan kata-kata kasar saat Taehyung mulai sadar akan sebuah kesalahan besar, kepalanya menunduk saat pria Park mulai menuding dengan jari-jari pendeknya. Mulai menyalahkan kebodohan Taehyung yang patut kena hajar, pria Kim memang tak sepenuhnya mabuk, pun bercumbu dengan Hana adalah perpaduan sempurna untuk merenggangkan hubungannya dengan Jungkook. Memudahkan Taehyung lepas dari singgasana surga.





Taehyung bentur-benturkan kepala pada kemudi saat ingat semua ucapan Jimin malam itu, dirinya mengumpati diri sendiri atas kelakuan yang tak pantas dimaafkan.

Pantas Jungkook marah sebegininya, pantas Jungkook tak ingin bertemu pandang, bahkan pantas jika nanti Jungkook memintai lepas dari genggamannya, semua itu sangat pantas didapatkan Taehyung.

Pun, sebenarnya Taehyung tak pernah pergi dari sisi Jungkook selama tiga hari ini, si gigi kelinci hanya terlalu sakit untuk menemukan sosok Taehyung yang selalu menunggu di balik mobil hitamnya. Radar yang dipunya Jungkook mati karena rasa sakitnya menggelora dalam dada, pria Kim tentu sedih melihatnya, tapi sekali lagi lelaki itu sadar bahwa ini memang salahnya.

Tak akan mengelak jika nanti Jungkook menuding dirinya sebagai manusia paling menyebalkan, terlalu pantas diterima bahkan pria Kim menyetujui ucapan Jimin yang memanggilnya sebagai Kim Berengsek Taehyung.

Jujur, relung hatinya menyetujui setiap lontaran kata kasar dari Jimin, dan pria Kim pun sangat ingin menenggelamkan diri saja saat ini, sebagai bentuk dari segala penyesalan.

Hana sudah kena cecar dari Jimin juga saat tautan mereka terlepas, setelah itu Jimin menarik kerah baju Taehyung, menyeret dan membenturkannya ke tembok dengan sikap tidak manusiawi.

Pun Taehyung sepenuhnya sadar saat Jimin mulai menyirami wajah dengan jus jeruk yang sedang dibawa pelayan.

Taehyung malam itu mengerjap pedih, terlalu bodoh ketika menganggap Hana di depannya sebagai sosok Jungkook yang tengah mengulas senyum, dirinya tertipu oleh efek samping alkohol yang ditenggak, padahal hanya meminum sedikit.

Hingga cumbuan itu terjadi saat Jimin mencoba menghubungi Jungkook di kamar mandi bersamaan dengan si gigi kelinci yang memergoki.

Dan semua itu dihadiahi senyum miring Hana yang tak disadari semua pihak.













Tbc

Sweety DropTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang