Chapter 7 : Olimpiade

569 90 2
                                    

"Kamu lebih kuat dari yang kamu tahu. Lebih cakap dari yang pernah kamu impikan. Dan kamu dicintai lebih dari yang bisa kamu bayangkan." - Mypurohith, JalanTikus

***

Jaemin membuka kunci lokernya dan terkejut mendapati lokernya benar-benar kosong. Buku paketnya hilang. Yang lebih parah pakaian olahraganya juga ikut hilang. Seingatnya, ia sudah meletakkannya di loker sejak kemarin. Hari ini mereka ada pelajaran olahraga dan jelas diwajibkan memakainya. Jaemin menghela nafas melihat secarik keras tertutup di dalam. Ia membukanya.

Loker lo kotor. Gue bantu bersihin.

Baik kan gue?

Baik apanya? Jaemin sudah tahu siapa yang melakukan ini padanya. Ia meremat kertas itu erat-erat. Haechan yang melihatnya berdiri lama di depan loker pun mendekatinya. Ia juga terkejut mendapati loker Jaemin yang selalu tersusun rapi itu kosong melompong. Melihat kawannya yang hanya terdiam, ia mengerti bahwa barang-barangnya hilang semua.

"Ayo aku bantu carikan, Jaem,"ajak Haechan menyadarkan lamunan Jaemin. Jaemin hanya mengangguk. Ia mengikuti Haechan melangkah di sepanjang koridor sambil mengedarkan pandangan ke kanan dan kirinya. Mereka mencari hingga ke taman belakang.

Jaemin dan Haechan mematung di tempat ketika mendapati beberapa buku tersusun di bawah sebuah keran air yang menyala. Jaemin mendekati tumpukan buku itu dan badannya langsung lemas seketika menyadari semua buku itu miliknya. Haechan bergegas mematikan keran air, walaupun itu tak merubah apapun. Bukunya telah basah total.

"Kita jemur nanti, Jaemin. Kita cari baju olahragamu dulu,"kata Haechan lagi setelah meletakkan buku yang basah di tempat yang aman. Ia bergegas berlari ke depan. Jaemin hanya pasrah mengikutinya.

Langkah Haechan kembali berhenti menemukan pemandangan yang membuatnya mencelos. Baju olahraga Jaemin tergeletak dalam genangan lumpur. Benar-benar penuh dengan lumpur. Jaemin tertegun. Ia menunduk dalam. Rasanya ingin menangis saat itu juga. Namun ia tahan sekuat tenaga.

"Jaemin-ah, ada pelajaran olahraga hari ini. Bilang sejujurnya aja sama Shindong Saem,"kata Haechan. Jaemin menggeleng mendengarnya.

"Percuma, Haechan. Aku bisa dapet yang lebih buruk dari ini,"kata Jaemin membuat Haechan menyadari perkataannya benar adanya. Agaknya Jaemin mulai sedikit takut. Kejujuran yang ia lakukan beberapa hari lalu membuatnya mendapat perlakuan buruk dari Jeno dan Felix. Haechan menunduk sedih. Melihat teman sekelas yang selalu membantunya itu diperlakukan seperti ini membuatnya merasa bersalah. Jadi ia melangkah dan hendak memungut pakaian Jaemin. Jaemin bergegas mencegahnya dan menggeleng.

"Aku aja, itu kotor,"kata Jaemin membuat Haechan terpekur. Jaemin memungut bajunya dan membawanya ke keran air tempat bukunya tadi ditemukan. Haechan mengikutinya dan tetap membantu Jaemin membersihkan noda lumpur yang melekat. Namun warna kecoklatan itu tidak hilang. Sepertinya Jaemin akan mencucinya sendiri sepulang sekolah nanti. Ia tak ingin ibunya bertanya darimana asal noda yang memenuhi seluruh bagian pakaiannya itu.

***

Jaemin termenung sendirian di perpustakaan. Buku yang berada di hadapannya hanya menjadi pajangan. Pikirannya melayang entah kemana. Renjun jarang menemaninya di perpustakaan lagi. Ia mengatakan tak berani meninggalkan Yangyang karena Felix akan merundungnya. Renjun tak tahu, sahabatnya yang satu lagi juga mengalami hal yang sama.

Pagi ini pun sama buruknya. Baju seragam olahraga dan beberapa buku paket Jaemin hilang dari lokernya. Jaemin sampai dimarahi Shindong Saem karena tak memakai pakaian olahraga. Akhirnya ia dihukum berdiri di depan tiang bendera. Untuk pertama kali dalam hidupnya ia mendapat hukuman.

Puzzle Piece [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang