Hyunjin menatap Jeno dengan intens hingga membuat Jeno risih. Hari ini pertama kalinya ia melihat Jeno setelah liburan sekolah. Musuh bebuyutannya itu justru menempel pada Jaemin sepanjang hari, mengikuti kemana pun Jaemin pergi membuatnya heran setengah mati. Ia tahu Jaemin sudah memaafkan kesalahan Jeno, tapi memang harus mengikuti Jaemin terus menerus seperti itu? Rambut hitam Jeno, penyebab aura berbedanya juga membuat Hyunjin mengernyitkan dahi.
Jeno hanya diam sambil sesekali melirik pada Hyunjin. Hyunjin bangkit lalu duduk di bangku Yangyang yang kosong dan menatap langsung wajah Jeno. Jeno mengalihkan tatapannya pada Hyunjin dan hal itu membuat emosinya hampir naik lagi melihat senyum miring mantan musuhnya itu.
BRAK! Hyunjin menggebrak meja dengan keras membuat Jaemin dan Jeno terlonjak bersamaan. Seantero kelas bahkan sampai menoleh kepada mereka. Jeno menatapnya tajam namun tidak memberikan respon berlebihan seperti biasanya. Ia kembali menatap ponselnya, memainkan game yang memang ia mainkan sedari tadi. Hyunjin semakin mengernyitkan dahi melihatnya.
"Kenapa sih, Hyunjin?"tanya Jaemin heran dengan sikap Hyunjin yang aneh. Walaupun sebenarnya Hyunjin selalu bertindak seenaknya seperti ini. Hyunjin menunjuk-nunjuk Jeno dengan wajah tengilnya.
"Ini beneran Jeno bukan sih?"kata Hyunjin membuat Jaemin tertawa kecil. Jeno menatapnya miring.
"Ya lo pikir siapa lagi coba?"jawab Jeno dengan nada tinggi tetapi tangannya tetap tenang di tempatnya. Hyunjin yang masih tidak percaya mengambil ponsel Jeno tiba-tiba membuat Jeno mengerang.
"Mau lo apa sih?"pekik Jeno frustasi. Ia bahkan tidak melakukan apapun tapi Hyunjin justru menyulut emosinya. Ah, jadi begini rasanya diganggu ketika dirimu bahkan tidak melakukan apapun? Apa kabar Jaemin dulu yang ia rundung habis-habisan? Sungguh Jeno berharap ia bisa melupakan kelakuannya dulu yang membuatnya menyesal setengah mati. Apalagi kenyataan bahwa Jaemin adalah saudara kembarnya yang seharusnya ia lindungi. Penyesalan yang ia rasakan semakin besar.
Hyunjin kembali mengernyitkan dahi. Biasanya jika sudah seperti ini mereka berdua sudah berkelahi.
"Gue nggak percaya. Gimana bisa Jeno berubah secepet ini? Lo pergi ke dukun liburan kemarin ya? Kembaliin Jeno! Lo pasti bukan Jeno! Jangan-jangan lo kesurupan setan komplek?"celetuk Hyunjin membuat Jaemin frustasi di tempatnya. Jeno menatapnya heran lalu merebut ponselnya secara paksa.
"Sinting!"seru Jeno tak habis pikir. Mulut Hyunjin menganga melihat respon Jeno yang tidak seperti biasanya.
"Pukul gue coba?"suruh Hyunjin sembari memajukan sisi kiri wajahnya.
"Apa sih?"seru Jeno sembari mendorong-dorong wajah Hyunjin. Hyunjin menutup mulutnya takjub.
"Tuh kan Jaem, Jeno beneran kesurupan!"seru Hyunjin berakhir dengan sebuah pukulan buku mendarat di kepalanya, membuatnya kembali memekik. Suasana kelas gaduh hanya karena kehebohan tidak jelas Hyunjin.
"Berisik!"keluh Jaemin lalu memasang headseat ke telinganya. Wajahnya kembali tenggelam pada buku yang ia gunakan untuk memukul Hyunjin tadi. Sedangkan Jeno kembali memainkan game di ponselnya yang sempat terhenti.
Mulut Hyunjin menganga lebar. Baru saja Jaemin yang memukulnya bukan? Benar-benar Jaemin yang memukulnya dengan buku bukan? Hyunjin langsung diam. Pukulan Jaemin membuatnya mengunci bibirnya rapat-rapat. Kemudian dirinya hanya memandangi Jeno dan Jaemin yang sama-sama menunduk, asyik dengan dunianya sendiri-sendiri. Tunggu, perasaannya saja atau Jeno dan Jaemin terlihat mirip?
***
Felix duduk di belakang sekolah seorang diri sembari menyesap rokoknya. Wajahnya datar menatap ke depan. Tak ada lagi yang mau berteman dengannya. Kelas barunya yang berbeda dengan kelas Jaemin tidak pernah menganggapnya ada. Gunjingan terang-terangan selalu ia dapatkan dimana pun ia berada membuat dirinya tidak betah berada di sekitar mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Puzzle Piece [✓]
Fanfiction[COMPLETED] "Gue paling nggak suka sama tukang ngadu!" - Jeno "Aku udah maafin kamu jauh sebelum kamu minta maaf" - Jaemin Jaemin hanya seorang remaja 16 tahun yang berharap dapat bersekolah dengan nyaman. Ia anak baik yang tidak pernah macam-macam...