Renjun menyesal mengikuti Hyunjin ke depan ruang guru. Jika maksud Hyunjin menguping adalah berdiri tanpa melakukan apapun di depan ruang guru, Renjun tidak akan mengikutinya tadi. Ia menatap ke depan dengan wajah ditekuk.
"Oh jadi gini namanya nguping?"cibir Renjun membuat Hyunjin menatapnya santai.
"Lo tempelin aja kuping lo ke tembok. Dijamin sampai besok juga nggak bakal kedengeran apa-apa,"
"Terus kenapa lo bilang mau nguping tadi?"
"Nguping itu hanya kiasan dari mencari petunjuk,"
"Halah bacot,"
"Mulut tuh ya perlu disekolahin,"
"Lo pikir gue siswa apa bukan? Nih seragam kita aja sama,"
"Ya gue tau kalau itu! Lo kebanyakan makan cabe deh kayaknya,"
"Apaan dah tiba-tiba bahas cabe,"
"Pedes banget kalo ngomong nggak pake filter,"
"Yeu butuh kaca? Nggak sadar diri banget kalau ngomong juga suka nyablak,"
"Seblak enak tuh, Njun,"
"Gue sabet juga pake sapu lidi lama-lama,"
Yangyang yang berada di sebelah mereka mendadak pening mendengar perdebatan tak bermutu Renjun dan Hyunjin. Pantas saja Jaemin sering meninggalkan mereka saat kedua temannya ini berdebat. Ia saja tidak kuat mendengar perdebatan mereka, apalagi Jaemin yang membenci keramaian.
Siwon yang melangkah keluar dari ruang guru membuat perdebatan Renjun dan Hyunjin berhenti. Siwon mengenali Renjun dan Yangyang sebagai sahabat baik Jaemin. Renjun dan Yangyang bergegas membungkuk hormat pada Siwon diikuti oleh Hyunjin.
"Siwon Ahjussi, kenapa Jaemin tidak masuk?"tanya Renjun dengan wajah khawatir. Siwon hanya menghela nafas.
"Dia di rumah sakit sekarang. Kalian tahu sesuatu tentang Jaemin? Ada yang memukulinya sangat parah kemarin,"kata Siwon membuat ketiga anak itu terkejut. Hyunjin tertegun di tempatnya. Apakah ini ada hubungannya dengan dirinya yang berkelahi dengan Jeno kemarin? Mereka saling berpandangan dan hanya diam, tak berani menjawab. Mereka tak ingin menuduh orang sembarangan tanpa bukti. Itu akan membuat Siwon yang sedang kalut menganggap perkataan mereka adalah kebenaran. Mereka juga tidak tahu apa yang terjadi pada Jaemin kemarin.
"Jika kalian tahu sesuatu, beritahukan padaku ya,"pesan Siwon akhirnya melihat mereka yang hanya terdiam cukup lama.
"Ahjussi, bolehkah kami menjenguknya nanti?"tanya Yangyang disambut anggukan dari Siwon.
"Tentu saja. Di rumah Sakit Busan,"kata Siwon sebelum pamit pergi dari antara mereka. Renjun berpikir keras di tempatnya. Hyunjin sudah jelas tahu siapa orang yang memukuli Jaemin.
"Jeno sama Felix bukan?"kata Renjun akhirnya dengan wajah penuh emosi diselingi rasa khawatir pada keadaan sahabatnya. Ia merasa sangat menyesal. Karena terlalu fokus mencegah Yangyang diganggu oleh Felix, dirinya bahkan tidak menyadari sahabatnya yang satu lagi juga tengah dirundung. Bahkan ia merasa apa yang dialami Jaemin berkali lipat lebih parah daripada apa yang menimpa Yangyang. Renjun juga ingat bahwa ia jarang menemani Jaemin lagi akhir-akhir ini.
"Dugaan gue sih mereka juga. Tapi kalau di luar sekolah, bisa aja Serim sama gengnya ikutan,"kata Hyunjin membuat Renjun berjengit.
"Gila, dikeroyok dong Jaemin?"cetus Renjun disambut anggukan Hyunjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Puzzle Piece [✓]
Fiksi Penggemar[COMPLETED] "Gue paling nggak suka sama tukang ngadu!" - Jeno "Aku udah maafin kamu jauh sebelum kamu minta maaf" - Jaemin Jaemin hanya seorang remaja 16 tahun yang berharap dapat bersekolah dengan nyaman. Ia anak baik yang tidak pernah macam-macam...