Chapter 15 : We're

740 81 2
                                    

Pada akhirnya semua kembali pada posisinya. Jeno bersama keluarga Taeyeon dan Jaemin yang tetap bersama dengan keluarga Tiffany. Taeyeon tinggal di Busan lebih lama dari biasanya. Ia tak ingin Jeno merasa mereka tidak menyayanginya karena sering meninggalkannya sendirian. Taeyeon tak ingin Jeno merasa dibedakan karena dirinya bukan keluarga kandung mereka.

Jeno sendiri tahu sang ayah dan kakaknya menyayanginya begitu besar. Hanya saja caranya berbeda dengan orangtua lainnya. Ayahnya tak pernah membedakan dirinya dan sang kakak. Selalu memberinya kecukupan materi, membebaskannya memilih apapun yang Jeno sukai. Bahkan pernah menawarkan sekolah di Jerman bersama kakaknya.

Jeno merasa beruntung, walaupun dulu ia sering merasa kesepian. Kesepian yang sekarang rasanya berbeda. Ketika pada akhirnya ibunya harus berangkat lagi kala masa libur kenaikan kelasnya habis, Jeno mengantarnya ke bandara dengan perasaan lebih ringan dari biasanya.

Jeno berencana mengganti warna rambutnya menjadi hitam. Jaemin akan menemaninya pergi ke salon. Beberapa hari belakangan Jeno dan Jaemin sering menghabiskan waktu bersama. Terkadang ke rumah Jeno, lalu besoknya bergantian ke rumah Jaemin.

Jeno sangat berbeda sekarang. Ia berubah menjadi pribadi yang lembut dan lebih banyak tersenyum. Jaemin yakin teman-temannya akan terkejut melihat perubahan drastisnya saat masuk sekolah nanti. Dengan cepat mereka menjadi dekat. Mungkin karena memang mereka memiliki hubungan darah. Apalagi mereka memang kembar, telah bersama sejak dalam kandungan ibu mereka.

Jeno selalu mencari Jaemin, itulah yang Jaemin rasakan akhir-akhir ini. Saat berjauhan, Jeno akan menghubunginya, menanyakan apapun. Lucu sekali kadang melihat anak itu yang berubah seperti anak anjing yang menggemaskan. Terkadang Jeno akan menginap di rumah Jaemin apabila merasa terlalu kesepian sendirian di rumahnya.

Salon sangat sepi hari ini. Hanya ada Jeno yang sedang menghitamkan rambutnya. Jaemin menunggu sembari menyesap Ice Americano 8 shot nya. Tangannya sibuk memainkan game di ponsel.

Beberapa saat kemudian Jeno sudah berada di hadapannya sembari tersenyum hingga matanya tinggal segaris. Jaemin menatapnya dengan takjub dan mengacungkan jempolnya. Model rambut Jeno sekarang membuatnya terlihat seperti anak baik-baik. Auranya sangat berbeda. Rambut hitam membuatnya semakin mirip dengan Jaemin. Secara postur mereka memang mirip, namun wajah mereka jadi berbeda jauh saat rambut Jeno berwarna pirang kemarin.

"Wow! Cocok banget Jen, seriusan,"kata Jaemin yang puas melihat penampilan baru kembarannya.

"Bagus deh kalo gitu,"kata Jeno. Setelah menyelesaikan pembayaran, mereka bergegas pulang ke rumah Jaemin. Jeno akan tinggal disana sampai malam nanti, karena rumahnya sudah kosong. Berada di rumah Jaemin, Jeno merasakan kehangatan sebuah keluarga yang sangat jarang ia rasakan bersama keluarganya sekarang.

"Temen-temen pasti kaget liat kamu, Jen,"kata Jaemin disambut kekehan kecil dari mulut Jeno.

"Hahaha, jangan-jangan mereka ngira aku murid baru,"kata Jeno. Pasalnya penampilannya berbeda 180 derajat.

"Bagus dong, mereka nggak akan ngehakimin kamu lagi. Siapa tahu mereka masih musuhin kamu karena kejadian kemarin,"

"Nggak papa Jaem, aku memang salah kok. Aku udah keterlaluan sama kamu, sama temen sekelas juga. Aku pantes dibenci,"

"Pantes dibenci itu kalau kamu nggak berubah sama sekali. Kalau kamu berubah, harusnya temen-temen nggak hakimin kamu lagi. Apa bedanya mereka sama kamu yang dulu kalau gitu?"

"Hehe, ada kamu kok. Nggak akan kesepian lagi aku,"kata Jeno membuat Jaemin tersenyum.

"Ya ya, tapi jangan bosen temenin aku ke perpus,"kata Jaemin. Jeno langsung memasang sikap hormat.

Puzzle Piece [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang