Hope [chapter's three]

18 7 2
                                    

-voter keberapa nih?-

.
.
.

Seokyung tengah bersiap-siap untuk segera pergi menuju kediaman keluarga cho. Sebenarnya dirinya malas, tapi karena eomma cho menelpon dan memohon untuknya datang.

"Bagaimana pun juga aku harus datang, perjodohan itu membuatku kesal, tidak bisakah aku memilih pilihanku sendiri?". Seokyung menggerutu sembari mengikat tali sepatunya.

Setelah selesai, seokyung keluar dengan menenteng tas kecil ditangan kirinya, sedangkan ditangan kanannya memegang ponsel.

"Sudah selesai?". Tanya sang ayah.

"Eo, ayo berangkat sekarang appa, mereka pasti sudah menunggu kita". Seokyung menggandeng tangan sang ayah dengan manja.

Yah, pada akhirnya mereka pergi bersama karena ada yang ingin appa cho katakan pada sang ayah.

"Oppa tidak ikut?". Tanya seokyung begitu masuk kedalam mobil.

"Oppa sedang banyak pekerjaan dikantor, jadi dia meminta lembur, ada teuk appa bersamanya". Seokyung hanya menganggukkan kepalanya.

.
.
.

Begitu sampai didepan rumah kediaman cho, seokyung dan sang ayah masuk bersama, dengan seokyung menggandeng tangan ayahnya dengan manja.

Seorang maid membukakan pintu untuk mereka, dan keduanya masuk setelah dipersilahkan.

Seokyung dan ayahnya berjalan menuju ruang keluarga dirumah keluarga cho.

"Annyeonghaseyo". Sapa seokyung dengan sopan begitu juga sang ayah.

"Kalian sudah sampai, sini sayang duduk sebelah eomma". Eomma cho menarik seokyung dan terlepaslah tangan seokyung dari lengan sang ayah. Begitu terlepas, seokyung terlihat mempoutkan bibirnya.

"Seokyung duduk disebelah appa ya, eomma". Pintanya dengan mata yang berbinar.

"Tidak, duduk sebelah eomma, sebentar lagi bocah evil itu akan turun". Tolaknya.

Seokyung semakin mempoutkan bibirnya karena kesal, "duduk sebelah eomma cho saja sayang, appa tidak akan kemana-mana". Sang ayah mengusap rambut seokyung dengan sayang.

"Menggemaskan". Sahut seseorang yang baru turun dan langsung duduk dikursinya sambil tersenyum jail pada seokyung.

"YA! KAU MAU MATI!". kesal seokyung dan langsung duduk dikursi sebelah eomma cho.

Para orang tua disana hanya bisa tersenyum melihat tingkah anak-anak mereka. Selalu saja ribut pikir mereka.

"Satu dua satu, TIARAP!". Teriak seokyung dan langsung menyuruh semua orang didalam sana tiarap. Sontak saja semua orang yang berada disana langsung tiarap dan bersembunyi dibawah meja.

Dor
Dan benar saja, satu tembakan lolos dan masuk mengenai guci tepat disebelah salah satu maid yang juga ikut tiarap.

Merasa sudah aman, seokyung berdiri dan diikuti dengan yang lain.

"Maaf". Seokyung menundukkan kepalanya.

Eomma cho mendekat dan memeluk seokyung, "Tidak apa, kami mengerti".

"Selalu terjadi jika seokyung datang". Lirihnya.

"Gwaenchana, kita akan cari bersama". Eomma cho semakin mengeratkan pelukannya membuat ayah dari anak yang dipeluknya mengulas senyumannya.

"Ayo kita makan sekarang". Eomma cho melepas pelukannya dan menuntun seokyung untuk duduk kembali.

.
.
.

Hope? [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang