Kebahagiaan baru saja menghampirinya, cintanya baru saja tumbuh, perasaannya baru saja melepas rasa penat. Seseorang yang baru saja menjalin hubungan yang serius, baru saja melihat senyum yang begitu manis, ditambah tatapan matanya yang begitu menghangatkan. Seketika pandangannya redup dengan menopang berat badan sang pujaan hati, yang melindungi dirinya demi menyelamatkan nyawanya.
"Kyu~". Yang dipanggil tak bergeming, kyuhyun hanya menatap kosong kearah dinding berwarna putih bersih didepannya. Tak memperdulikan orang-orang yang membujuknya walau hanya untuk sekedar menangis.
Matanya terpejam seolah-olah mengingat kembali kejadian yang terjadi beberapa jam yang lalu. Matanya kembali terbuka diiringi dengan aliran bening yang membasahi pipinya.
Sudah hampir 2 jam mereka semua menunggu pintu kaca yang buram itu untuk terbuka, tapi tidak ada tanda-tanda seseorang membukanya.
Kyuhyun mengerjapkan matanya lalu melihat satu earphone kecil yang ia pegang. Tangan kanannya terulur untuk memasang earphone itu ketelinganya. Menekan tombol yang ada disana dan mendengarkan apa yang orang-orang itu bicarakan.
"Seokyung-ah! Ya, choi seokyung!". Suara daniel begitu menggema ditelinga kyuhyun, tangannya terangkat untuk mengusap wajahnya dengan kasar lalu berdiri dan pergi dari ruang tunggu operasi. Semua orang yang berada disana hanya menatapnya dengan sendu.
"Aku akan menemaninya". Kata jaemin dan ibu kyuhyun dengan cepat menarik tangan jaemin kemudian menggeleng.
"Biarkan saja, jiwanya sedikit terguncang". Ucapnya dengan lirih.
Changmin dan minho yang juga berada disana hanya saling pandang dan bersama-sama juga menghembuskan nafas yang panjang. Mereka tidak berfikir kalau sahabatnya itu benar-benar mencintai haksaeng yang sering dibicarakannya akhir-akhir ini.
Cinta terkadang membutakan mata dan hati, tak membiarkan terbuka sebelum ada seseorang yang mampu membukanya.
Kyuhyun sekarang berada ditaman rumah sakit, dengan angin malam yang bertiup cukup lebat, mungkin sebentar lagi akan turun hujan menemani rasa sedihnya.
"Apakah ada masalah". Tanya kyuhyun pada para detektif melalui earphone yang sekarang terpasang ditelinganya.
"Eo? Nugu~... Jeda daniel kemudian melanjutkan, ... Ah kyuhyun-ssi? Tunangan seokyung?". Tanyanya memastikan.
Kyuhyun berdeheum, "katakan, apa ada masalah?". Tanyanya lagi dengan nada yang sedikit serak.
"Tidak ada, dan ah tolong katakan pada seokyung kalau ryeowook sudah bersama kami dengan aman".
Mata kyuhyun seketika membulat dengan sempurna saat daniel menyebutkan nama ryeowook. "Ry ryeowook?". kyuhyun memastikan.
"Eoh, tolong katakan pada seokyung ya, kami sedang menuju rumah sakit, kondisinya tidak parah hanya terdapat sedikit luka diwajahnya".
Kyuhyun menegang, jadi yang membuat tunangannya itu gelisah adalah ryeowook saat mengatakan kalau salah satu dari mereka membawa salah satu teman sekolahnya.
"Eo, baiklah, aku akan mengatakannya nanti". Kemudian kyuhyun menekan tombol di earphone itu untuk mematikan. Kyuhyun tersujud sambil mengusap wajahnya dengan kasar dan sesekali menjambak rambut hitamnya dengan frustasi. Ia menangis, ia bersalah, ia tidak bisa menjaga orang yang dicintainya.
Seiring mengalirnya bulir-bulir bening membasahi kedua pipinya, terdengar suara gemuruh dari atas sana dan hujan juga turun merasakan apa yang kyuhyun rasakan. Seolah-olah langitpun ikut bersedih.
Terdengar sayup-sayup suara sirine ambulan dan juga beberapa mobil kepolisian. Kyuhyun berdiri dan menghampiri lobi rumah sakit untuk menanyakan kondisi ryeowook. Ada sedikit rasa bersalah dihati kecil pada ryeowook, karena sudah membuatnya sedih karena dengan sepihak ia menyuruh sang ayah untuk memecat ayahnya.
Kyuhyun dengan baju yang basah, masih lengkap yang ia pakai dipesta pertunangannya tadi. Berjalan tertatih menghampiri salah satu detektif yang berdiri tak jauh dari dirinya, "apa~ kau yang bicara padaku tadi?". Tanyanya sambil memperhatikan wajah detektif itu yang bingung.
Kemudian detektif itu menyadarinya, "ah, kyuhyun-ssi!". Daniel memastikan.
Kyuhyun mengangguk, "bagaimana kondisi ryeowook?". Tanyanya langsung dan membuat daniel mengerutkan dahinya.
"Kondisinya sudah normal sesaat sampai tadi, dan para dokter sedang membersihkan luka-lukanya". Daniel menjeda, "apa seokyung bersamamu? Dan kenapa kau basah dan berada dirumah sakit? Apa acara pertunangan kalian sudah selesai?". Tanyanya nuntut.
Kyuhyun yang hendak membuka mulutnya kini terhenti saat seseorang menghampiri daniel. Orang itu terlihat membisikkan sesuatu pada daniel, daniel juga sedikit melirik kearah kyuhyun saat rekan daniel selesai berbisik.
Daniel terlihat menghela nafasnya panjang lalu menepuk pundak kiri kyuhyun, "bersabarlah, seokyung gadis yang kuat". Daniel menyemangati kyuhyun dan tak lama kemudian ponsel kyuhyun berdering.
"Eo".
Begitu mendengar orang disebrang sana bicara, kyuhyun langsung berlari menembus para pengujung dan pasien yang berada dilobi rumah sakit. Ia harus segera sampai di ruang tunggu operasi.
Ibunyalah yang menelpon dirinya tadi, dan ibunya mengatakan untuk kyuhyun segera kembali. Begitu kyuhyun sampai, semua orang menatapnya dengan tatapan yang eum sedih.
Ibunya berjalan mendekat kearah dirinya, kemudian kedua tangannya terulur memegang kedua pundak putranya itu.
"Diluar sedang hujan?". Nada ibunya seperti bertanya dan kyuhyun tak bergeming, yang ada dikepalanya saat ini hanya, "ada apa dengan tatapan kalian? Seokyung baik-baik saja kan?". Tanyanya dengan sekali tarikan nafas.
"Kyuhyun-ah, seokyung pergi, dia sudah pergi". Ibunya itu langsung memeluk tubuh kyuhyun dengan erat.
Kaki kyuhyun seketika melemas, seakan tidak mampu untuk menopang berat badannya lagi.
"Tidak, seokyung sudah berjanji untuk menungguku". Lirihnya dan membalas pelukan sang ibu agar dirinya tak merosot dan menyentuh lantai rumah sakit yang dingin.
Seakan janji seokyung terngiang-ngiang dikepalanya, kyuhyun melepas pelukan sang ibu dengan sedikit kasar dan langsung menuju pada seseorang dengan jubah putihnya berdiri tepat didepan pintu kaca yang buram itu.
Kyuhyun mencengkram kuat pundak sang dokter dan sedikit mengguncangnya, "katakan, a apa Seokyung baik-baik saja? YA! Katakan! Katakan padanya aku sedang menunggunya disini". Kyuhyun melepas cengkraman tangannya dan merosotkan diri kelantai, namun sebelum benar-benar menyentuh lantai, siwon dengan sigap menahan tubuh kyuhyun dan membawanya kekursi besi didepan sana.
Siwon mengelus punggung kyuhyun dengan lembut guna menenangkan.
"Kami akan mempersiapkan kepulangan pa—
Sang dokter tak melanjutkan kalimatnya karena seorang perawat dari dalam ruang operasi memanggilnya dengan sangat lantang. Dokter itupun langsung kembali masuk dengan terburu-buru.
Siwon terpukul, jiwanya melayang dan hatinya hancur. Saat sang dokter keluar dari kaca buram itu dan mengatakan kalau putrinya sudah pergi. Tidak, batin seorang ayah pasti selalu terjabah oleh tuhan menggantikan batin seorang ibu yang telah pergi meninggalkan putra dan putrinya hanya untuk mengejar impiannya yang menurut siwon itu tidak terlalu penting. Harta siwon sudah sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup ibu dari anak-anaknya itu. Tapi karena tekatnya yang kuat, ia rela meninggalkan anak-anaknya demi sebuah impian.
Siwon menghela nafasnya panjang diikuti dengan pintu kaca yang buram itu terbuka secara perlahan. Siwon langsung berdiri dan menanyakan apa yang terjadi didalam sana.
Sang dokter melengkungkan bibirnya keatas seolah-olah membawa kabar yang menyenangkan dari sebelumnya.
"Pasien kembali". Dua kata yang dilontarkan sang dokter membuat semua orang bernafas lega sembari berterima kasih pada tuhan, begitu juga dengan kyuhyun, atensinya tertuju pada sang dokter, sorot mata yang sendu itu menatap lekungan dibibir sang dokter menarik perhatiannya. Kyuhyun bangkit dari duduknya dan berjalan kearah sang dokter. Secara tiba-tiba kyuhyun memeluk sang dokter sambil merapalkan kata terima kasih yang ia ulang-ulang sampai membuat sang dokter kembali mengulas senyumnya dan membalas pelukan tiba-tiba dari kyuhyun, tidak perduli jubah putihnya yang akan basah.
To be continue✨
See you next chapter's🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope? [Hiatus]
FanfictionHarapan ingin mengungkap sesuatu, percintaan yang begitu menyakitkan, cinta palsu? Harapan palsu? Keinginan untuk menjadi seorang idol terkenal adalah impiannya yang harus dirinya kejar. Persetan dengan tidak diizinkannya oleh sang ayah. Tekat yang...