Hope [chapter's six]

12 7 4
                                    

Begitu mobil siwon terparkir rapi di baseman parkiran bawah tanah, lee hyukjae atau yang lebih dikenal dengan eunhyuk atau juga monkey, sebutan Siwon untuk hyungnya itupun menghampiri siwon yang sudah keluar dari mobilnya.

"Kau terlambat 20 menit, mereka sedang melakukan latihan akhir hari ini". Ucap eunhyuk sambil berjalan masuk diikuti siwon dan jaemin dibelakangnya.

"Dimana mereka berlatih, hyung?". Tanya siwon dan eunhyuk melangkahkan kakinya menuju lantai 2 dimana ruang dance berada untuk para trainee.

Eunhyuk membuka pintu dan menyuruh siwon juga jaemin untuk masuk begitu juga dengan dirinya.

"Lihatlah, anakmu itu sangat berbakat, dia langsung menjadi panutan teman trainee yang lain, begitu diajarkan dia langsung paham dan dengan mudah mengikuti gerakan yang kami ajarkan".

Mata siwon terus tertuju pada putrinya itu yang sedang menari, tertawa dan juga bercanda dengan anak-anak yang lain. Hatinya sedikit berdesir mengingat sesuatu hal.

"Aku akan membawanya pulang sekarang". Siwon melangkahkan kakinya menuju Seokyung, tapi dengan cepat eunhyuk menarik tangan siwon.

"Tunggulah, sebentar lagi mereka selesai dan kau baru boleh membawanya pulang".

"Dan ingat! Jangan membuatnya malu!". Ingatkan eunhyuk pada siwon. Lalu dirinya undur diri dari sana. Sedangkan siwon masih terfokus menatap anaknya yang lihai menari didepan sana. Dan jaemin? Dia sibuk mengabadikan sang adik yang sedang menari didepan sana dengan gawainya.

.
.
.

Sesaat seokyung berhenti dari menarinya, ia melihat siwon dan juga jaemin dari pantulan kaca besar didepannya, seketika badannya berubah menjadi kaku seakan-akan ada tali yang mengikatnya dengan kuat.

"Bagaimana bisa?". Gumamnya gelisah.

Seokyung mencuri pandang dari pantulan kaca didepannya pada siwon, dan siwon terus menatapnya bahkan tak berkedip seolah-olah menyuruhnya untuk segera mendatanginya dan segera meninggalkan gedung itu.

"Ya, seokyung! Gwaenchana?". Tanya salah satu teman traineenya yang berdiri disebelahnya.

Seokyung langsung tersadar dan kembali menggerakkan badannya mengikuti pelatih dance didepannya.

Tepat pukul 9.00 PM Kst. latihan pun berakhir, para trainee tengah bersiap untuk pulang keasrama maupun pulang kerumah mereka. Seokyung terlihat mengambil tasnya dan gelisah akan melangkah kemana. Dan pada akhirnya ia berjalan kearah pintu didekat dimana siwon dan jaemin sekarang berdiri, karena hanya pintu itu yang untuk keluar gedung.

Begitu seokyung sampai didepan siwon, ia hanya bisa menunduk sembari memeluk tasnya dengan erat. Jaemin yang mengerti suasanapun langsung mengajak sang adik untuk pulang.

.
.
.

Sesampainya dirumah, jaemin terus memuji tarian sang adik, sampai-sampai membuat siwon langsung mengucapkan kalimat yang begitu  menyakitkan untuk seokyung.

"Berhenti menari, itu hanya akan membuatmu menyesal nantinya". setelahnya siwon meninggalkan kedua anaknya kekamar.

Seokyung hanya menatap kepergian siwon sampai menghilang dibalik pintu kamarnya. Sedangkan jaemin hanya mendesah lelah dan mengusak rambut adiknya lembut.

"Masuklah, dan istirahat, besok masih harus bersekolah". Lalu jaemin pun juga meninggalkan Seokyung seorang diri diruang tengah rumah itu.

"Lagi, meninggalkan ku seorang diri tanpa ada yang mendukung". Paraunya lalu berjalan menuju kamarnya.

.
.
.

Keesokan harinya, seokyung bangun dengan sinar matahari yang menusuk matanya. Sedikit mengerjapkan matanya dan menyesuaikan sinar matahari itu.

Hope? [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang