Hope [chapter's one]

32 8 11
                                    

Story baru lagi TTTTT aku kebayakan ide sampai buat story baru terus sampai-sampai lupa buat up story yang lain, mianhae, huh:D

Voter keberapa nih?—

.
.
.

Jalanan kota seoul sangat ramai hari ini, banyak mobil berlalu lalang melintasinya. Sesekali beberapa mobil polisi dan ambulan juga melintas, mungkin terjadi kejahatan disuatu tempat.

"Oppa, bisa putar balik sebentar? Aku ingin membeli sesuatu".

Mobil yang ditumpangi oleh 2 orang itu pun berbalik sesaat sang gadis memintanya.

Begitu sampai didepan toserba pinggir jalan, gadis itu keluar dari mobilnya dan berjalan masuk kedalam sana.

Setelah mendapatkan apa yang dicarinya, gadis itu kembali kemobilnya.

"Sudah?". Tanya pria yang berada di kursi kemudi.

"Eo, aku hanya membutuhkan ini untuk menyecap mulutku agar tidak terasa pahit". Gadis itu menunjukkan beberapa bungkus permen pada pria yang duduk disebelahnya itu.

"Tapi itu tidak bagus untuk gigi kamu".

"Dan beruntungnya aku tidak pernah merasa sakit digigiku".

"Ya ya,". Pria itu mulai menekan pedal gasnya dan pergi dari sana.

Drrt
Ponsel si gadis bergetar, seseorang menelponnya dan langsung diangkatnya.

"Eo, detektif kang".

Rupanya seorang detektif yang menelponnya, "eo araseo".

Panggilan terputus, "ada apa?". Tanya sipria.

"Kita tidak pulang kerumah, antar aku ke gangnam, disana terjadi pembunuhan".

"Lagi? Astaga kota seoul sangat sering sekali terjadi pembunuhan".

"Dan kuharap, oppa akan baik-baik saja". Si gadis mengingatkan.

"Araseo, pria tampan ini akan dengan baik menjaga diri". Katanya dengan sedikit membusungkan dadanya dan juga memukulnya dengan tangan kirinya.

"Sombong sekali kau tuan choi".

.
.
.

Sesampainya mereka dilokasi, si gadis langsung keluar dan menemui detektif kang yang sedang menunggunya.

"Detektif-nim". Panggil gadis itu.

Detektif kang memperhatikan penampilan si gadis, dan sigadis menyadari itu kemudian tertawa kecil.

"Ahh, aku dalam perjalanan pulang sehabis pertemuan penting dengan keluarga ku tadi, detektif-nim".

"Dan, kenapa kau memanggilku?". Tanyanya yang penasaran.

Seakan tersadar, detektif kang mengajak sigadis untuk melihat mayat yang sudah ditutupi oleh kain kuning disana.

"Aku tidak tahu motif apa yang dilakukan si pelaku, tapi terlihat dari luka-luka ini, ini bukan pembuhan yang pertama untuknya".

Si gadis terus memperhatikan dan mendengarkan apa yang detektif kang jelaskan.

"Kau benar detektif-nim, luka dibagian kepala dan perut, ini dilakukan oleh orang yang berpengalaman".

"Anakku, minji-ya, akh min-ji?".

Seorang wanita baya mendatangi lokasi sambil terisak dan memanggil nama sikorban.

Detektif kang dan si gadis tidak menghalangi si wanita baya yang mengguncang tubuh korban yang dianggap sebagai anaknya itu.

Si gadis mendekati si wanita baya, "ahjumma, dia sudah pergi".

Hope? [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang