Vina menghentikan mobilnya di depan cafe. Runa memperhatikan keadaan sekitar dan memang benar apa yang dikatakan Vina. Cafe ini sangat sepi. Mungkin karena sekarang bukan weekend dan jam makan siang sudah lewat sejak tadi.
"Yuk masuk," ujar Vina sambil melepas seatbeltnya lalu turun.
Runa hanya mengekori di belakang Vina. Meskipun cafe cukup sepi, tapi Runa tetap memakai maskernya.
"Lo duduk dulu aja, biar gue yang pesen," ucap Vina.
"Yaudah, gue cari tempat duduk dulu."
Runa memilih duduk di ujung ruangan samping jendela, ia duduk sambil membelakangi pintu masuk. Hingga ketika ada pelanggan lain yang datang, kecil kemungkinan untuk mengenalinya.
"Udah?" tanya Runa saat ada yang menghampiri mejanya. Ia hanya bisa terpaku melihat siapa yang berdiri di hadapannya. Ia kira orang itu adalah Vina, tapi ternyata bukan. Dia adalah Aldi.
"Aldi kok kamu bisa di sini?" tanya Runa heran.
"Tadi lewat jalan di depan, kok kayak nggak asing sama mobil yang parkir di depan cafe. Karena mau memastikan jadi aku mampir. Ternyata memang benar itu kamu." Jelas Aldi.
"Oh gitu." Runa menganggukkan wajahnya mengerti.
"Kita ngobrol sebentar boleh?" tanya Aldi.
"Boleh kok. Aku bilang Vina dulu ya." Pamit Runa.
"Nggak perlu. Aku udah bilang tadi." Aldi menunjuk Vina.
Runa menolehkan kepalanya. Ternyata benar, Vina sudah duduk di meja yang agak jauh dari mereka. Vina terlihat menganggukkan kepalanya saat Runa menatapnya. Itu seperti sebuah persetujuan bagi Runa.
"Yaudah, kita mau ngobrol dimana?" tanya Runa kembali menatap Aldi.
"Di sini aja gapapa?"
"Iya gapapa, kamu duduk aja." Runa mempersilahkan Aldi duduk di depannya.
"Kamu akhir-akhir ini susah di hubungi ya?" tanya Aldi.
Runa hanya bisa meringis mendengar pertanyaan Aldi. Tidak hanya Aldi yang susah menghubunginya. Hampir semua orang yang menghubunginya sengaja Runa abaikan. Ia juga sering mematikan ponselnya, karena menurutnya tidak ada hal mendesak yang mengharuskannya menyalakan benda persegi itu. Ia yakin semua yang menghubunginya hanya penasaran dengan berita yang beredar akhir-akhir ini, tapi Runa terlalu malas untuk menjelaskan.
"Kamu pasti tahu alasannya karena apa," jawab Runa tidak ingin memperjelas apa yang sedang ia alami sekarang.
"Jadi apa yang diberitakan tentang kamu itu benar?"
"Kamu percaya sama aku nggak?" Runa balik bertanya.
"Tentu saja aku percaya sama kamu," jawab Aldi dengan yakin.
"Semua yang di beritakan tentangku nggak benar. Tapi apa yang sebenarnya terjadi juga terlalu panjang jika diceritakan, kamu pasti sulit untuk mempercayainya. Jadi untuk sekarang, semua orang cukup tahu kebenaran tentangku sesuai dengan yang agensi katakan." Jelas Runa.
Runa tidak mau menceritakan tentang Selena, karena ia tahu Aldi orang yang cukup nekat. Ia juga takut Aldi akan menceritakan masalah ini ke orang lain dan urusannya akan semakin panjang.
"Maaf kalau aku bicara seperti ini. Tapi karirmu hampir hancur Run," ujar Aldi.
"Bukan hampir Al, tapi memang sudah hancur." Perjelas Runa.
"Kamu nggak mau melakukan sesuatu?"
"Entahlah tidak ada hal yang ingin aku lakukan sekarang."
"Aku bisa bantu kamu mengembalikan karirmu lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Scandal With You
ChickLit"Apa yang baru saja terjadi?" Bisik Runa pelan dengan tatapan menerawang. Ia masih syok dengan kerumunan wartawan tadi, yang melihatnya keluar dari hotel bersama Arkan. "Aku sendiri juga tidak tahu," jawab Arkan yang sama bingungnya dengan situasi...