Runa terus memperhatikan Arkan yang masih tidur. Ia tidak tega untuk membangunkannya karena melihat pria itu yang tertidur pulas seperti bayi. Hingga yang ia lakukan dari tadi hanya duduk di pinggir ranjang, sambil terus menatap wajah Arkan.
Saat melihat Arkan akan bangun, Runa langsung tersenyum. Ia mau, saat Arkan membuka mata yang pertama kali pria itu lihat adalah wajahnya.
"Kamu ngapain?" Arkan tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Ini masih pagi dan ia sudah melihat tingkah aneh Runa. Merasa malu karena terus diperhatikan, Arkan langsung memiringkan tubuhnya sambil memeluk guling.
"Aku nunggu kamu bangun."
"Kenapa nggak kamu bangunin aja?"
"Kamu tidur kayak bayi, aku jadi nggak tega mau bangunin."
Mendengar itu Arkan langsung menatap Runa, "Kayak bayi? Aneh-aneh aja kamu."
"Iya kamu tidurnya pulas banget. Ayo mandi, nanti kesiangan." Runa mengguncang tubuh Arkan agar segera bangun.
"Kamu nungguin aku supaya bisa mandi bareng?"
"Geer, orang aku udah mandi." Dengan sengaja Runa menepuk pantat Arkan.
"Aduh Run, kamu pagi-pagi udah mesum aja."
"Siapa yang mesum." Runa langsung berdiri dari ranjang. Ia yakin, jika tidak segera pergi dari sini Arkan akan terus menggodanya.
Sedangkan Arkan langsung tertawa puas karena bisa mengerjai Runa.
"Kamu mandi ya sekarang. Aku siapin sarapan dulu. Ingat, kamu harus sarapan nggak boleh main kabur aja kayak kemarin." Runa mengingatkan, sebelum ia benar-benar keluar kamar.
Arkan menatap Runa yang berjalan menjauhinya. Ia senang karena hubungannya dengan Runa kembali membaik. Ia selalu ingin hubungannya dengan Runa berjalan seperti ini. Dimana mereka akan saling menggoda, hingga salah satu diantara mereka mulai kesal karena merasa kalah.
***
Runa mengetuk-ngetukkan jarinya diatas meja makan sambil menunggu Arkan. Saat pintu kamar terbuka, ia bisa melihat Arkan keluar dari dalam sana sambil menenteng tas kerja, jas, beserta dasi di tangannya.
"Pasangin." Arkan menyodorkan dasinya begitu tiba di hadapan Runa.
Runa hanya bisa mencibir melihat tingkah Arkan. Lihatlah pria itu, saat tidak marah sifat manjanya kembali lagi. Tidak seperti kemarin-kemarin yang berlagak sangat cuek.
"Duduk dulu." Runa menepuk kursi di sampingnya. Dengan segera ia memasangkan dasi Arkan saat pria itu sudah duduk.
"Ini sarapanku?" tanya Arkan melihat piring di depannya.
"Iya, aku buatin yang simpel aja, avocado toast with egg."
"Kelihatannya enak."
"Kamu coba ya." Runa memberikan pisau dan garpu untuk Arkan setelah selesai memasang dasi pria itu.
Runa menunggu dengan harap-harap cemas saat Arkan mencoba sarapan buatannya. Ia tadi hanya asal membuatnya sambil melihat resep dari internet.
"Gimana?" tanya Runa.
"Enak, rasa alpukatnya pas." Puji Arkan karena memang itu yang ia rasakan.
"Syukurlah kalau kamu suka." Seketika Runa merasa lega karena masakannya tidak gagal.
"Kamu juga sarapan." Suruh Arkan karena Runa dari tadi hanya memperhatikannya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scandal With You
ChickLit"Apa yang baru saja terjadi?" Bisik Runa pelan dengan tatapan menerawang. Ia masih syok dengan kerumunan wartawan tadi, yang melihatnya keluar dari hotel bersama Arkan. "Aku sendiri juga tidak tahu," jawab Arkan yang sama bingungnya dengan situasi...