Runa keluar dari mobil begitu sampai, saat itu juga ia melihat mobil Arkan memasuki halaman rumah. Runa masih berdiri di depan pintu, ia menunggu Arkan sampai keluar dari mobilnya. Saat Arkan berjalan menghampirinya, Runa langsung berlari kearah pria itu. Ia menabrakkan dirinya ke Arkan dan memeluk pria itu dengan erat.
Arkan yang mendapat pelukan secara tiba-tiba menjadi tidak siap. Ia sampai mundur beberapa langkah karena pelukan Runa.
"Kamu kenapa?" tanya Arkan khawatir, ia ingin melihat wajah Runa untuk memastikan apakah gadis itu baik-baik saja atau tidak. Saat melihat senyum Runa, kekhawatirannya seketika sirna, ternyata gadis itu sedang bahagia sekarang.
"Aku lagi happy sekarang." Cicit Runa tidak bisa menyembunyikan rasa bahagiannya.
"Senang karena apa?" Arkan balas memeluk Runa, sambil memberikan usapan di rambut panjang gadis itu.
"Tanda tangan kontraknya tadi berjalan lancar."
"Terus apa lagi?" tanya Arkan yang merasa ada banyak hal yang ingin Runa sampaikan kepadanya.
"Ternyata mereka udah berniat menjadikan aku brand ambassador dari lama sebelum aku hiatus, meskipun Pak David pernah menawarkan untuk ganti artis, tapi mereka menolaknya dan tetap mau aku yang menjadi brand ambassador-nya. Aku nggak nyangka masih ada orang yang mempercayakan pekerjaan ke aku." Runa mendongakkan wajahnya agar bisa menatap Arkan dengan jelas. Ia sudah lupa dengan rasa canggungnya tadi pagi, yang ada hanya perasaan bahagia karena pekerjaannya berjalan lancar hari ini.
"Kamu memang pantas mendapatkan itu Run." Arkan mendekatkan wajahnya untuk mencium kening Runa, sedangkan Runa hanya bisa memejamkan matanya sambil merasakan kecupan hangat di keningnya. Ia tidak akan menghindari Arkan lagi, pria itu adalah suaminya dan berhak melakukan apa saja dengannya.
***
Runa sudah bangun pagi-pagi sekali. Pertama-tama ia menyiapkan baju kerja untuk Arkan, baru setelah itu ia menyiapkan bajunya sendiri dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Saat keluar dari kamar mandi, Runa melihat Arkan sudah duduk bersandar di kepala ranjang sambil memainkan ipad-nya.
"Udah bangun?" tanya Runa melirik Arkan dari pantulan cermin meja riasnya.
"Tumben udah mandi? Mau kemana?" tanya Arkan heran. Biasanya Runa mandi agak siang, bahkan saat menyiapkan sarapan dan mengantarkannya ke depan Runa masih memakai piyamanya.
Runa tertawa pelan, "Heran ya lihat aku mandi pagi-pagi? Aku mau pemotretan nanti sama Dewy Glow."
"Oh." Arkan menganggukkan kepalanya. Ia lalu beranjak dari ranjang untuk mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Runa masih asyik menepuk-nepuk wajahnya dengan skincare paginya. Ia melirik jam dinding, ternyata waktunya sudah tidak banyak. Ia belum selesai bersiap-siap dan menyiapkan sarapan untuk Arkan. Ternyata seperti ini repotnya menjadi istri, dan Runa baru merasakannya sekarang.
***
Runa menemani Arkan sarapan sambil memoleskan make up di wajahnya. Ia terpaksa harus mengesampingkan dirinya, demi menyiapkan sarapan untuk pria itu.
"Run nggak bisa ya sarapan dulu?" tanya Arkan yang tidak nyaman melihat Runa sibuk sendiri di sampingnya.
"Maaf ya Arkan. Aku jam sembilan sudah harus tiba di sana," jawab Runa tanpa menatap Arkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scandal With You
Chick-Lit"Apa yang baru saja terjadi?" Bisik Runa pelan dengan tatapan menerawang. Ia masih syok dengan kerumunan wartawan tadi, yang melihatnya keluar dari hotel bersama Arkan. "Aku sendiri juga tidak tahu," jawab Arkan yang sama bingungnya dengan situasi...