Runa membuka matanya perlahan sambil menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. Ia mengernyitkan keningnya bingung karena tidak biasanya kamarnya seterang ini.
"Udah bangun?"
Runa tersentak kaget mendengar suara Arkan. Ia segera bangun dari posisi tidurnya saat melihat Arkan sudah siap dengan celana panjang dan kemejanya. Runa hanya bisa merutuki kebodohannya karena bangun kesiangan.
"Maaf aku telat bangun." Cicit Runa.
"Gapapa, aku sengaja nggak bangunin kamu. Pasti kamu capek karena kemarin kerja seharian." Sahut Arkan sambil sibuk memilih dasinya.
"Sini biar aku aja yang pasangin." Runa beranjak dari ranjang dan mengambil dasi di tangan Arkan.
"Emang bisa?" tanya Arkan skeptis.
"Jangan meremehkanku ya," jawab Runa tidak terima kemampuannya diragukan oleh Arkan.
"Yaudah buktikan." Gurau Arkan sambil menantang Runa.
"Paling nggak bisa aku kalau di tantang kayak gini." Dengan cekatan Runa membenarkan dasi Arkan.
Melihat wajah Runa yang begitu serius membuat Arkan tak kuasa menahan senyumnya. Ternyata seru juga mengerjai gadis itu.
"Udah selesai, bisa kan aku?" ujar Runa bangga.
Arkan berbalik ke samping kirinya untuk bercermin sambil memperhatikan dasinya.
"Hm.. lumayan," ujar Arkan terus menggoda Runa.
"Padahal udah rapi banget itu." Gerutu Runa pelan yang masih bisa Arkan dengar.
Tawa Arkan yang ia tahan sejak tadi akhirnya pecah juga. Melihat wajah kesal Runa sangat lucu dimatanya.
"Aku cuma bercanda Run." Arkan menarik Runa mendekat, "Cium dulu sini." Ia memajukan wajahnya kearah Runa.
"Ehh." Dengan refleks Runa menahan bibir Arkan dengan telapak tangannya, "Kan aku belum gosok gigi," ujar Runa memberikan cengiran khasnya.
"Yaudah kamu ke kamar mandi dulu sana."
Dengan segera Runa berlari ke kamar mandi. Ia menghembuskan napasnya lega karena bisa terbebas dari Arkan. Runa memegangi dadanya yang terasa bergemuruh, ada apa dengan dirinya sekarang? Kenapa ia merasa berlebihan seperti ini.
***
Runa mengikuti langkah kaki Arkan yang berjalan keluar rumah. Saat Arkan berhenti, Runa juga ikut menghentikan langkahnya. Ia memasang senyum manisnya saat Arkan berbalik menatapnya.
"Sini." Arkan meminta Runa untuk mendekat.
Dengan terpaksa Runa berjalan mendekati Arkan dan berdiri tepat di hadapan pria itu.
"Bisa-bisanya ya tadi malah kabur." Arkan memencet hidung Runa dengan gemas. Ia kesal karena niatnya untuk mendekatkan diri kepada Runa selalu gagal karena gadis itu yang suka kabur-kaburan. Jika terus seperti ini bagaimana mereka bisa...... Ya begitulah, tidak perlu ia jelaskan secara rinci bukan.
"Kan aku belum mandi. Kalau kamu pingsan gara-gara nyium bau aku gimana?" Runa benar-benar tidak percaya diri karena belum mandi.
"Mana ada bau." Cibir Arkan mendengar alasan Runa.
"Udah ah, kamu berangkat kerja sana." Runa mendorong dada Arkan agar segera menuju mobilnya.
"Kamu ngusir aku?"
Runa gelagapan mendengar pertanyaan Arkan, "Enggak, bukan gitu maksudku. Masa aku mau ngusir suamiku sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Scandal With You
ChickLit"Apa yang baru saja terjadi?" Bisik Runa pelan dengan tatapan menerawang. Ia masih syok dengan kerumunan wartawan tadi, yang melihatnya keluar dari hotel bersama Arkan. "Aku sendiri juga tidak tahu," jawab Arkan yang sama bingungnya dengan situasi...