Bab 29

44.7K 4.2K 87
                                    

Runa duduk di depan teras sambil menunggu Arkan pulang kerja. Ia memainkan kakinya dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya. Ketika melihat mobil Arkan memasuki halaman rumah, Runa langsung berdiri untuk menyambut pria itu.

"Hai suami," sapa Runa saat Arkan sudah berdiri di hadapannya.

"Kamu gapapa kan?" Respon Arkan saat melihat tingkah aneh Runa.

Runa berdecak kesal karena Arkan sudah merusak suasana. Tapi karena moodnya sedang bagus, ia kembali memasang senyum manisnya dan mengabaikan ucapan Arkan barusan.

"Sini aku bawain tasnya, kamu pasti capek." Runa mengambil tas yang Arkan bawa, lalu memeluk lengan pria itu dan mengajaknya masuk ke dalam rumah.

"Run aku serius, kamu gapapa kan?" tanya Arkan untuk memastikan.

"Aku gapapa, kenapa sih pertanyaannya gitu banget."

"Aku cuma mau memastikan, lagian kamu sih aneh tiba-tiba bersikap kayak gini."

"Aku punya kejutan buat kamu," ujar Runa agar Arkan tidak terus menatapnya dengan tatapan aneh.

"Apa?"

"Ikut aku ke kamar." Runa menarik Arkan menuju kamarnya.

Runa menatap Arkan sebentar, lalu membuka pintu kamar pria itu dengan lebar.

"Taraaa," ucap Runa sambil menunjuk bagian dalam kamar Arkan. 

Arkan menatap bagian dalam kamarnya dan ia hanya bisa terperangah saat melihat kamarnya sudah berubah. Seingatnya, tadi pagi saat ia berangkat kerja kamarnya masih baik-baik saja.

"Kamu suka nggak?" tanya Runa yang melihat Arkan hanya diam saja.

"Kapan kamu merubahnya?" tanya Arkan setelah sadar.

"Tadi pagi, setelah kamu berangkat kerja."

"Kenapa?"

"Karena aku mau tidur sekamar sama kamu."

"Maksudnya?" Arkan masih belum paham dengan maksud Runa.

Runa memerosotkan bahunya lemas, haruskah ia menjelaskan dengan detail agar Arkan bisa mengerti.

"Itu artinya aku akan tidur di kamar ini, sama kamu." Pipi Runa bersemu merah saat mengatakannya.

"Kita tidur sekamar?"

"Yaps, betul. Seratus buat kamu." Runa memberikan kedua jempolnya kepada Arkan.

"Bukannya kemarin ada yang bilang, nggak sudi sekamar sama aku." Sindir Arkan.

"Kenapa dibahas mulu sih." Runa menepuk lengan Arkan dengan gemas.

"Aduh, Runa. Kamu suka banget sih melakukan KDRT. Belum seminggu kita menikah tapi kamu sudah seperti ini." Keluh Arkan dengan berlebihan.

"Maaf, kamu sih nyebelin."

"Kenapa kamu tiba-tiba mau sekamar?" tanya Arkan serius.

"Aku mau jadi istri yang baik buat kamu," jawab Runa.

"Hanya itu, nggak ada maksud lain?" tanya Arkan memastikan.

"Iya."

Arkan menyipitkan matanya, tidak puas mendengar jawaban Runa.

"Udah, nggak usah dipikirin. Ayo kita masuk, kamu pasti capek." Runa menarik lengan Arkan untuk memasuki kamar.

***

"Nih." Runa menyerahkan baju santai milik Arkan yang sudah ia siapkan.

"Kamu juga bongkar lemariku?" tanya Arkan tidak percaya.

Scandal With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang