PART 09

2.4K 270 21
                                    

Shawn Mendes, Camila Cabello - Señorita.

"Nggak lucu! Cariin ide sana. Liat tuh mukanya Bright!" tunjuk Nanon.

"Aha, gue punya ide." Tar berdiri dari duduknya, mencondongkan tubuhnya dan merangkul Bright dan Nanon.

"Apa itu?" tanya Bright.

"Cium dia dihadapan semua siswa!" Tar tersenyum penuh arti, ini memang ide bagus menurutnya. Menyiraminya air comberan sudah biasa, tapi Bright harus mencoba hal yang baru. "Gimana?"

Tar berdiri, melipat tangannya di depan dada. Seolah bangga dengan pendapatnya.

"Dimana dia?" Bright bangkit dari duduknya, mengedarkan pandangannya ke segala arah.

"Harus ya sekarang?"

Bright berdecak pelan. "Kapan lagi, nungguin lo bertelur?"

Nanon hanya tersenyum, dia sudah biasa akan hal ini. "Bukannya gue ngelarang, liat tuh pake kedua mata lo!"

Tar mengerutkan keningnya, melihat Win diimpit Albar dan teman-temannya disana. "Itu Win bukan, sih? Dia diapain lagi sama Albar dan teman-temannya?"

"Lain kali aja, males gue." Bright mengambil bungkus rokoknya dan membuangnya ke tempat sampah, dia berjalan untuk mengambil tasnya, ia ingin bolos lagi.

Tar dan Nanon saling berpandangan, ada apa dengan laki-laki itu.

"Cemburu kali tuh orang! Eh, Non. Pinjem hp lo bentar dong!!" pinta Tar, dia menyodorkan tangannya, berharap Nanon mimpi indah semalam.

"Nih!"

"Tumben baik, Game apa aja?" Tar menggeser-geser layar ponsel Nanon. "Anjir! Game angry bird doang?"

"Daripada barbie-barbie ganti baju?" sindir Nanon, dia mengambil ponselnya dan berjalan untuk menyusul Bright.

Sementara itu.

"Berapa?" Albar menyipitkan matanya, ia masih tidak percaya Win pernah berbuat seperti itu dengan Bright.

"Mau apa?"

Albar semakin gencar untuk mendekat. "Mau grepe-grepe, kenapa?"

"Setan!"

"Mau gue cium lagi? Biar mulutnya gak ngomong kasar?" tanya Albar cepat, dia mengusap pipi Win. "Gue nggak suka jika lo ngomong kasar."

"Terserah gue!" Win menepis tangan Albar, dia membenarkan kerah bajunya dan mendorong laki-laki itu. Ada hal yang lebih penting daripada mengurusi Albar.

"Gue nggak bakalan nyerah buat dapetin lo, Win!" Albar tersenyum tipis,

Win lagi lagi menghela napas berat. "Gue nggak bakalan suka sama lo!"

Albar hanya tersenyum, dia berbisik pelan. "Benarkah, apa perlakuan gue nggak buat lo jantungan saat ini?"

"Gue benci orang yang nafsuan!" Win melepas paksa tangan Albar dan menjauh, tapi seseorang lebih dulu menahannya.

"Jika lo nggak suka Albar, boleh dong gue dapat kesempatan buat jadi pacar lo?" Elgar mendekatkan wajahnya, dia berbisik. "Jadi pacar gue sekarang!"

"Nggak!"

Elgar tersenyum. "Karena muka gue mirip Albar?"

Win masih diam, tidak ada keinginan untuk menjawab. Dia berjalan menuju kelasnya, memperdulikan teriakan dari Albar dan Elgar. Sebelum itu dia memakai maskernya terlebih dahulu. Menyembunyikan luka di ujung bibirnya.

Dia menghentikan jalannya, pandangannya dan Bright bertemu saat itu juga. Win segera mengalihkan pandangannya, dia berjalan ke samping untuk menghindari cowok itu.

MANTAN? [brightwin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang