Lauv - I Like Me Better.
"Puas?" Win menyingkirkan tangan laki-laki itu dari pundaknya, dengan susah payah dia berjalan, tapi entah kenapa kakinya begitu sulit untuk digerakan. Mungkin karena sempat terkilir saat menghindari Bright.
"Gue bantu lo ke UKS."
"Buat apa? Belum puas?" Win terkekeh pelan, merasa lucu dengan perkataan yang terlontar dari bibir laki-laki itu. "Belum puas perlakuan lo sama gue?"
"Seharusnya lo ngerti, perlakuan gue ke lo itu ada maksud lain," ujar Bright, dia mendekati Win. "Perasaan gue masih sama."
"Apa dengan cara seperti ini?" Win menghela nafas berat, sorot matanya menatap Bright yang masih terdiam seraya menatap arloji di pergelangan tangannya. Seolah tidak bisa menjawabnya. "Nggak bisa jawab?"
"Gue-
"Tolong jauhin gue, buang perasaan suka lo!" pinta Win. "Karena gue yakin, hubungan ini jauh dari kata baik. Gue harap lo ngerti."
Win memejamkan matanya perlahan, berusaha untuk menenangkan diri. Dia tidak ingin hubungannya dengan Bright hancur lagi seperti dulu, cukup hari itu saja Bright menyakitinya. Win tidak ingin menambah lagi, ia takut perlakuan Bright masih sama seperti dulu. Sama saat Bright selingkuh darinya.
Dulu laki-laki itu benar-benar berubah. Dua minggu setelah jadian dia terus menanyakan keadaan Win, bahkan saat lagi teleponan Bright harus berbisik agar Ibu Win tidak mendengarnya. Awalnya dia memaklumi sifat Bright yang sedikit berubah, mungkin karena dia sibuk dengan tugas-tugas sekolahnya.
Pernah saat itu Win menanyakannya, sedangkan cowok itu hanya menggeleng dan mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel.
Satu bulan setelah hal itu, Win pernah melihat dia tengah mengobrol dengan salah satu gadis di taman belakang rumahnya. Saat itu dia ingin pergi, mungkin gadis itu hanya teman Bright, dia tidak ingin mengganggunya juga, tapi tidak dengan itu, hatinya menginginkan untuk melihatnya sejenak.
Dia kecewa, atau mungkin lebih dari kata itu, tapi dia juga menyesal pada dirinya sendiri, seharusnya dia pergi dan tidak menyakiti dirinya sendiri dengan melihat apa yang seharusnya ia tidak mau lihat. Bright mencium gadis itu, bahkan sesekali dia mengungkapkan perasaanya.
Satu minggu mungkin waktu yang sangat lama bagi Win, jika biasanya satu minggu akan terasa sangat cepat jika bersama dengan Bright. Sejak saat itu Win sama sekali tidak bicara apapun, dia masih bersikap biasa, seolah olah tidak terjadi apa-apa.
Dia berusaha untuk tenang, perasaanya sedikit tenang saat itu. Hari setelahnya dia menanyakan Bright secara langsung, sebenarnya dia tidak akan menanyakan tentang apa yang ia lihat satu minggu yang lalu. Tapi, dia menanyakan tentang apa cowok itu masih mencintainya atau tidak. Tapi, cowok itu malah marah-marah dan membuat hubungannya menjadi renggang.
Dan tepat pada tanggal 27 desember, tepat pada hari ulang tahunnya. Dia mencari alasan agar dia dan Win segera putus, tentu saja dia mempermasalahkan tentang Win yang tidak mengucapkannya ulang tahun. Cowok itu juga mengungkit tentang kesalahan Win yang lupa untuk bertemu di cafe.
"Gue nggak bakalan bisa." Bright berkata pelan.
"Paksain, sama saat lo maksa gue buat mengiyakan permintaan putus lo itu," saran Win, dia melirik Bright sekilas. "Mau gue bantu?" lanjutnya.
Win mencondongkan tubuhnya. "Gue nggak bakalan suka sama lo lagi, sampai kapanpun itu!" ucapan Win sama dengan ucapan yang Bright lontarkan pada saat itu.
"Bohong, gue nggak percaya!"
Win mendesis pelan. "Untuk apa gue berbohong?"
"Ini salah satu cara agar-
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTAN? [brightwin]
Fanfic"Pernah terpikirkan buat balikan sama mantan?" __ Bright Vachirawit. Win Metawin.