Bruno Mars - Talking to the Moon.
Win menelan ludahnya, pandangannya tertuju pada Bright yang duduk di depannya, tepatnya seiring dengan bianglala ini yang mulai naik.
"Maaf udah narik tangan lo, gue ngira lo Gea. Kalo bisa gue bakalan bilang sama pemiliknya agar bianglala ini berhenti."
"Nggak usah!" Win mengalihkan pandangannya, dia lebih memilih untuk melihat pemandangan di bawah sana. Malam ini terlihat sangat indah, dia menyukainya.
Saat ini sudah dua kali putaran, tinggal tiga kali. Ia berharap waktu berjalan cepat.
"Astaga!" Win memejamkan matanya saat bianglala ini mulai berhenti, sepertinya ada orang yang ingin menaikinya. Win harap ini tidak akan berlangsung lama.
Tangan Bright terulur untuk menyentuh tangan Win, dia menggenggamnya.
"Nggak bakalan terjadi apa-apa! Tenanglah!" Bright berusaha untuk meyakinkan Win, hingga detik setelahnya dia menyadari perlakuannya. "Maaf, g...gue nggak sengaja."
Win hanya diam, dia menarik tangannya saat wahana ini mulai berputar. Dia masih mengingat saat-saat ia mulai mencoba menaiki wahana ini untuk pertama kalinya, dan tentunya dengan Bright juga. Cowok itu terus menggenggam tangannya, seolah-olah ia tidak mau Win ketakutan.
Bahkan di saat-saat seperti ini, dia lebih ingin Bright menggenggamnya lagi. Ia merindukan masa-masa itu.
"Gue bakalan buang perasaan gue, dengan cara mencintai Gea lagi. Sesuai permintaan lo, gue akan menepatinya," beritau Bright. Tiba-tiba. Dia menarik pelan dagu Win. "Maaf udah nyakitin lo selama ini."
****
"Maaf gue kebelet tadi, lo nggak papa, 'kan, pacar?" tanya Albar. Dia menekankan kata 'pacar'.
"Gue bukan pacar lo!" Win berjalan untuk pergi dari taman bermain itu, lidahnya terasa sangat pahit saat Bright bicara seperti itu, hatinya mungkin sedikit sesak. Seharusnya dia tidak pergi kesini.
"Win!" panggil Albar, dia berlari untuk mengejar Win. Masih tidak mengerti juga dengan pemikiran Win saat ini. Padahal, tadi tidak terjadi apa apa dengannya.
"Gue bakalan buang perasaan gue, dengan cara mencintai Gea lagi."
Win menutup matanya, berusaha menghilangkan bayangan saat Bright mengucapkan kalimat itu. Jujur, dia membenci kalimat yang dilontarkan Bright. Tapi dia tidak boleh egois, dirinya juga yang meminta agar cowok itu membuang perasaanya.
****
Keadaannya masih sama, sudah dua hari lamanya juga setelah Bright mengucapkan kalimat itu. Win tidak bisa melupakannya. Tangannya beralih untuk menscroll instagramnya dan memilih untuk melihat instagram Bright. Win sudah gila. Seharusnya ia tidak melihatnya, kenyataannya ia melihat postingan Bright yang tengah merangkul seorang gadis yang tak lain adalah Gea.
Bukannya apa, Win hanya ingin tau dan mungkin ingin menyakiti dirinya juga.
Win menghela nafas pelan, dia meletakan ponselnya di atas nakas. Dia ingin tidur lebih awal, besok ada ulangan lisan di kelasnya. Win juga ingin belajar sebelum itu.
****
Jia meletakan buku-buku yang dibawanya dari perpustakaan dan meletakannya di taman. Hari ini dia ingin belajar lebih banyak lagi, sebentar lagi ujian akan dimulai.
"Win? Lo nggak cemburu saat Bright mengunggah postingan di instagramnya?"
"Nggak!"
Jia mendecak pelan, ia ikut duduk di samping Win.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTAN? [brightwin]
Fanfiction"Pernah terpikirkan buat balikan sama mantan?" __ Bright Vachirawit. Win Metawin.