_DOA ITU MANIS_
🌻🌻🌻
Luka hati sudah ku pendam walaupun tak mampu untuk dilupakan. Aku anggap semua laki-laki itu sama ternyata itu salah besar ! Alfa salah satu laki-laki yang bisa merubah rasa sakit ku menjadi bungah. Hidup ku kembali berwarna, rumah sudah menjadi rame dan ibu bapak sudah tak lagi marah ketika kami bertengkar justru tersenyum melihat kami yang. masih seperti anak kecil. Alhamdulillah berkali-kali aku mengucap syukur, berbangga hati memiliki keluarga yang begitu sempurna.
Aku sudah masuk ke Universitas tinggi dengan jalur beasiswa, gelar sudah berubah menjadi mahasiswi dan sekarang aku masih menikmati libur panjang. Rencana untuk memanfaatkan waktu mungkin aku akan mencari kerja part time.
Matahari yang terik telah membakar kulit ku, keringat sudah mulai tak terbendung, masih saja aku terus berjalan di sepanjang jalan trotoar untuk mencari lowongan pekerjaan berharap ada yang menerima aku menjadi karyawan. Sayang di sayang aku tak menemukan satu pun toko yang mau menerima saya, belum nemu rezeki untuk hari ini, tapi aku tetap optimis dan yakin pasti ada tapi, bismillah kata ku penuh semangat.
"Allahu akbar, Allahu akbar."
Tiba-tiba aku mendengar adzan berkumandang, ini tanda memasuki waktu ashar. Suara adzan itu bersumber dari masjid megah yang berada tepat di depan ku.
"Aku sholat dulu, habis sholat lanjut nyari kerja. Semangat Kanza !"
Aku berjalan menuju tempat wudhu wanita. "Aaaagggghhhhh.... !"
"Astagfirullahaladzim !" Balas laki-laki terkejut mendapati aku yang teriak tiba-tiba. Kira-kira ciri fisiknya putih, tinggi dan memiliki hidung mancung hampir mirip seperti Alfa adik ku. Sudah ketebak dia ganteng.
"Kok wudhunya disini sih ! ini kan khusus wanita." Bentak ku murka sembari menunjuk arah yang ada tanda tulisan tempat wudhu wanita. "Untung jilbab belum aku buka !" Lanjut ku.
"Maaf ya mba cantik, tempat wudhu khusus laki-laki lagi masa perbaikan, jadi kami disuruh ambil wudhu disini." Balas dia santai
Deg, rasa bersalah pun muncul ketika aku mendapati seorang laki-laki lain yang sama muncul dari tempat yang sama. Aku menoleh ke arahnya dengan senyuman yang aku sendiri tak mampu membayangakan seperti apa, intinya aku malu sekali.
***
Selesai sholat ashar, aku keluar dari dalam masjid, sembari menyapu pandangan terlihat masjid sudah mulai sepi, tapi ada satu laki-laki yang masih duduk sendirian dan kebetulan dia duduk dekat dengan sepatu ku.
Dengan terpaksa aku duduk disampingnya, penasaran aku menoleh ke arahnya ternyata benar laki-laki tadi.
"Mas yang tadi aku minta maaf yah ?"
"Ini nama instagram saya." Balas dia sembari menyodorkan ponsel ke arah ku.
Spontan aku mengangkat alis, "hah ?" lalu mengedipkan mata lebih cepat dari biasanya. "Perasaan aku ngomong minta maaf bukan minta akun instagram deh."
"Iya enggak papa, cuma mau kasih tau aja." Balas dia santai sembari menarik kembali ponselnya.
"Oh." Balas ku cuek lalu mengambil kaos kaki yang ada di dalam sepatu.
"Nama saya Dzakir ghibran Alfatih."
Aku menoleh ke arahnya bingung, dia kenapa si gara-gara masuk tempat wudhu wanita jadi stres, sayang banget masih muda udah gitu.
"Saya bekerja di perusahaan swasta Remita Pelita dan saya juga masih menjadi seorang mahasiswa di Universitas negeri."
Aku kembali menoleh ke arahnya "Apaan si ! enggak jelas banget, yang tanya siapa juga."
"Aku harap ibu bapak mu bangga dengan saya."
"Hah kenapa bangga ! Lu siapa lagi !"
"Calon menantu ibu bapak kamu dan juga calon suami kamu."
"Lu kesambet dimana si, gak jelas !" Balas ku kesal lalu pergi meninggalkan.
"Tikungan tajam disepertiga malam selalu aku lakukan agar bisa mendapatkan kamu." Teriak Fatih.
"Semangat nyari kerjanya ya sayang."
Saat dia mengatakan itu aku langsung berhenti, heran tahu dari mana dia kalau aku lagi nyari kerja.
"Bodoamat lah, cowo aneh."
🌻🌻🌻
Makin seru kan ceritanya
Yuhuu jangan lupa vote ya gaess
Happy reading

KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET OF DOA
Teen FictionDoa itu manis, semanis aku mendoakan mu. Ini bukan kali pertama aku jatuh cinta tapi kali ini sangat berbeda. bibir ku tersenyum hati ku berbunga, saat aku mendengar lantunan ayat suci yang kau bacakan. Merinding, suaranya begitu lembut hingga menem...