( 11 ) Seperti berita buruk

1 0 0
                                    

"Jika jantung selalu berdebar tiap kali bertemu dengan dia, itu tanda jatuh cinta atau tanda jodoh ?"

DOA ITU MANIS

🌻🌻🌻

Di teras rumah aku duduk di kursi panjang sembari memandangi langit yang terlihat indah dengan warna orange dan cahaya yang menembus awan. Hati ku tenang dan damai tiap kali menatap senja. Menurut ku senja itu istimewah walaupun kehadirannya hanya sebentar tapi keindahanya tetap terbaik. Banyak orang meluangkan waktu hanya untuk menikmati senja dan mengambil suwa foto untuk post di sosial media.

Aku segera masuk ke rumah karena sebentar lagi adzan magrib berkumandang.

"Sayang ?"

Aku menoleh ke arah sumber suara "iya bu,"

"Sini duduk sebentar." Kata ibu menunjuk ke arah salah satu kursi panjang yang berada di ruang tamu.

"Kemaren itu siapa ?"

"Fatih." Balas ku polos.

"Iya ibu tau, maksudnya itu pacar kamu ?"

Seketika wajah memerah, berharap iya tapi kenyataan berkata lain. "Bukan cuma temen aja."

"Alhamdulillah." Kata ibu sambil mengusap dada.

"Kok Alhamdulillah," balas ku tak trima sembil memanyunkan bibir.

"Dosa ibu sudah banyak jangan kamu tambah lagi dengan berbuat zina mu yang hanya memberi kebahagiaan sesaat. kamu sayang kan sama ibu. Ibu cuma minta jangan kamu dekati zina."

Aku terdiam. Padahal aku benar mencintai Fatih aku tak rela jika dia menjadi milik orang kalau wanita itu bukan aku. Aku sudah telanjur nyaman, sudah terlanjur cinta juga. Hingga berfikir Fatih adalah jodoh ku. Mungkin aku benar-benar kehilangan jika dia menikah dengan orang lain. Kalau boleh minta jangan sampai aku mengetahui si wanita itu, aku takut ! Aku takut membenci padahal mungkin saja dia tidak tau apa-apa tentang perasaan ku.

"Kamu cinta sama dia ?" Ibu bertanya kepada ku disaat batin ini bersiteru hebat. Kenapa bertanya, sudah jelas aku mencintainya tapi memilih untuk bungkam. Ibu tersenyum, saat aku tidak menjawab apa pun. Firasat ibu selalu benar dan feelingnya sangat kuat. Ibu bisa membaca situasi walau hanya melihat mimik wajah ku saja.

Ibu menarik tangan ku lembut lalu di usapnya. "Kamu tau kenapa kamu jatuh cinta sama laki-laki disaat kamu belum menikah. Kalau kamu mengetahui, Allah hanya menguji mu. Kamu lebih mencintai ciptaan-Nya atau menciptakan-Nya."

Deg, aku langsung menatap ibu serius. "Apa maksud ibu ? Bukan kah jatuh cinta itu wajar."

Ibu kembali tersenyum "Iya benar, tapi kamu juga sadar posisi. Kamu tuh wanita satu satunya ibu, kamu harus bisa jaga diri dan jangan mudah terlena rayuan, kadang itu jebakan berselimut manis. Jangan semua hal selalu pake hati nanti akhirnya kecewa fikiran mu juga dipakai. Ibu juga pernah muda kaya kamu. Kanza, tidak ada seorang ibu yang ingin melihat anaknya menderita."

Aku menunduk, yang ibu katakan benar. Tapi bagaimana aku bisa menjauh sedangkan aku sudah telanjur jatuh cinta.
"Bu,"

"Iya." Balas ibu lembut

Aku menatap ibu sendu. "Aku pasti punya jodoh."

"Pasti tak perlu ditanya."

"Masih adakah seorang laki-laki yang mau menerima segala kekurangan ku ?"

Ibu tersenyum. "In sha Allah ada, kamu serahkan kepada Allah Sang pemilik hati."

"Pantas kah aku mendapatkan seorang laki-laki sholeh."

"Sangat pantas, jika kamu benar ingin mendapatkan itu. Jauhlah zina. Karena laki-laki sholeh tidak akan menikahi lewat jalur pacaran."

Tiba-tiba aku meneteskan air mata. "Tapi bagaimana caranya aku melupakan Fatih, disaat aku benar mencintainya. Bagaimana aku bisa menjauh sedangkan dia menghilang saja aku sudah merindukan kehadirannya. Bagaimana bu caranya, sedangkan aku belum sanggup."

Ibu tersenyum sendu lalu tanganya mengelus puncak kepala ku. "Kanza sayang, memang berat ibu akui itu. Untuk mendapatkan batu permata itu butuh yang namanya perjuangan, tenaga, fikiran dan juga usaha, ikhtiar dan doa. Semua hal butuh yang namanya proses. Ibu yakin kamu pasti bisa melewati itu."

"Tapi aku tidak yakin aku bisa." Balas ku lalu kembali menundukan kepala. Aku takut menyesal jika aku mencobanya. Aku membayangkan jika nanti aku benar jauh dengan Fatih. Aku akan kembali ke posisi tenang dan sepi.

Ibu mengangkat kepala. "Jika dia memang jodoh mu pasti dia akan kembali untuk mu, dan jika dia bukan, ibu yakin kamu akan mendapat yang lebih baik darinya. Percaya kata-kata ibu."

Aku tersenyum simpul, lalu tiba-tiba adzan magrib berkumandang. Aku menyegerakan diri untuk sholat.

🌻🌻🌻

Bagaimana menurut mu

Beri komentar dan jangan lupa vote yaa

Happy reading semuaa dan happy weekend.

SWEET OF DOA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang