Dia kemudian mengajakku kekamarnya, ia mengunci pintu kamar agar tidak ada orang lain yang masuk. Ia kemudian mengenalkanku pada seluruh isi kamarnya, disana ada banyak sekali koleksi lagu yang berbentuk piringan plastik atau kaset, ada juga sebuah kaca bewarna abu abu yaitu televisi, dan benda kaca yang bisa dilipat namanya laptop, dan dia mempeekenalkanku pada beberapa koleksi mainannya dan gambar gambar kartun yang ia simpan, ia menjelaskan tentang beberapa karakter karakter yang masih asing bagiku, ada yang merupakan legenda masa lalu, ada juga mainan yang berhubungan dengan film kartun dan masih banyak lagi. Ia mengajarkanku cara bermain laptop dan ia membuka televisi dan menjelaskan tentang acara yang ditayangkan.
Akhirnya aku sudah sangat banyak mempelajari namun ada hal yang tidak kalah menarik padaku. Dia menunjukkanku sebuah video dimana ada seorang wanita dan pria yang sedang melakukan sesuatu dengan alat kelamin mereka, si wanita dalam video itu berteriak seperti sedang kesakitan hampir diseluruh video itu, dan berujung dengan senyum pada keduanya. Aku tidak tahu hal apa itu, yang pasti aku geli melihat keduanya yang tidak berbusana sama sekali dan saling memainkan alat kelamin mereka. Dia menawarkannya padaku namun aku menolaknya karena aku pikir itu adalah hal yang sangat geli sekaligus memalukan, memperlihatkan bagian pribadiku pada lawan jenis, namun rasa penasaranku masih dalam dan aku ingin sekali mencoba seperti apa rasanya, namun aku tetap menolak mentah mentah, namun ia memberikan alasan "kamu kan sedang haid, ini satu satunha waktu yang paling aman untuk kita, aku takut kalau kamu coba lain kali akan berdampak besar. Hal ini sebenarnya dilakukan saat kamu sudah dewasa, tapi tidak apa apa mencobanya kan", aku risih dan aku akhirnya mau mencobanya. Ia menyuruhku membuka pakaianku lagi, lagi lagi aku malu, ia lalu menyuruhku untuk menutup mataku.
Ia membawaku berjalan ketempat yang aku tidak tahu kemana, ia mendudukkanku pada sebuah benda empuk, sofa kupikir, dia lalu merentangkan tubuhku, rupanya aku sekarang berada di kasur Vin. Aku mencoba untuk tidak membuka mataku. Aku merasa bahwa Vin sedang mencoba membuka bajuku. Aku benar benar malu, tanganku menahan celanaku yang sedang ditarik perlahan oleh Vin, "aduh jangan dong Vin, aku malu", Vin langsung saja berhenti, aku lalu menarik celanaku kembali. Vin mencoba tenang dengan cara menatap mataku dan menciumku sambil perlahan membuka bajuku. Aku pasrah saja dan percaya penuh kepadanya. Aku merasa geli sekaligus malu, aku terus menahan rasa itu, akhirnya ia berhasil membuka semua yang kukenakan.
Ia lalu dengan cepat membuka semua bajunya, sekarang kami berdua sedang duduk dikasur dan tidak memakai benang sehelai pun. Aku benar benar langsung merasakan udara yang dingin karena ndingin ruangan Vin, aku secara tidak sadar memegang alat kelaminku. Aku untuk pertama kalinya melihat seluruh anggota tubuh lawan jenisku beserta alat kelaminnya dan aku langsung saja tak bisa berkata apa apa. Ia mencoba untuk memulai dengan membuatku nyaman. Kedua tangannya mulai mendekat dan akhirnya memegang kedua payudaraku.
Aku sangat takut namun ia memainkan putingku dan membuat semua rasa takutku hilang. Ia benar benar ahli dalam membuatku nyaman. Ia lalu mulai menjelajahi seluruh anggota tubuhku dengan tangannya, sungguh benar benar geli dan membuatku tertawa tanpa henti, ia terus melakukannya sampai aku lelah. Ia lalu melanjutkan dengan memegang pahaku, sangat nyaman rasanya, ia menggenggam dengan sedikit kuat lalu ia membuka pahaku, aku tiba tiba merasakan keram . Ia tahu bahwa aku akan segera mengeluarkan darah dan aku barusan minum dalam jumlah banyak. Ia menggendongku ke kekamar mandi, ia menaruhku ke sebuah benda yang terdapa lubang ditengahnya, benda itu disebut kloset duduk. Ia menyuruhku mengeluarkan pipisku terlebih dahulu.
Aku selesai mengeluarkannya, aku lalu berdiri namun Vin tidak memperbolehkanku, ia mengambil sebuah alat yang ia taruh sangat dekat dengan alat kelaminku lalu ia mulai memencet tombolnya, air dengan kecepatan tinggi tiba tiba saja keluar dan mengenai tepat di bagian sensitifku, aku sontak saja merasa geli dan langsung merapatkan kedua pahaku dan memintanya untuk berhenti, ia terus mengencangkan tekanan airnya sampai akhirnya aku berhenti merasa geli, seperti ada yang keluar dari alat kelaminku, aku mulai melonggarkan pahaku, ia dengan pelan membuka pahaku dan ia langsung saja memegang alat kelaminku dan dia langsung memasukkan jarinya agak dalam dan aku sempat merasa geli dan agak sakit. Ia mengeluarkan jarinya dan tampak seperti ada cairan yang bening dan kental pada jarinya. Ia merasa aku sudah cukup siap melakukan semua ini, namun tiba tiba dari akat kelaminku keluar darah lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic Relationship(21+) (Completed)
FantasyExtra part is available on karyakarsa Make sure you are 21+