HUBUNGAN INTIMKU UNTUK KEDUA KALINYA

1.4K 7 0
                                    

Sesudah makan Vin mengajakku kekamarnya. Disana ia menawarkanku untuk melakukan hubungan intim lagi. Aku yang saat itu sudah cukup paham dalam pengetahuan terutama anatomi tubuh benar benar ingin melakukannya namun aku tahu bahwa dengan kodisiku sekarang aku bisa hamil. Vin yang sudah mempersiapkan segala hal lalu mengeluarkan sesuatu dari tasnya, rupanya itu adalah kondom. Ia meyakinkanku bahwa aku tidak akan hamil saat menggunakan benda ini, aku pun percaya saja meskipun aku belum terlalu paham mengenai cara kerja alat tersebut. Ia langsung mendorongku kekasurnya. Ia membuka celanaku dengan cepat dan aku pun membuka celanaku dengan cepat. Aku lalu membuka kedua pahaku cukup lebar sambil berbaring.

Vin membuka baju dan celananya, ia lalu memakaikan benda tersebut pada alat kelaminnya, ia lalu mengangkatku ke kamar mandi. Ia meletakkanku di kloset duduk untuk membiarkanku pipis. lalu Vin mulai memasukkan jarinya kedalam alat kelaminku, aku mulai merasa geli dan nikmat yang luar biasa, aku lalu mulai mengeluarkan cairan kental dari alat kelaminku beberapa kali hingga aku benar benar merasa puas dengan gerakan jarinya. Ia tanpa membasuh alat kelaminku lalu dengan cepat mengangkatku lagi ke kasur, aku dengan cepat membuka kedua pahaku lebar lebar hingga seluruh alat kelaminku benar benar terlihat jelas dan Vin dengan wajah yang tidak sabaran dengan cepat memasukkan alat kelaminnya kedalam ala kelaminku. Bagian ujung kondom tersebut meraih bagian terdalam alat kelaminku dan menyentuh titik sensitifku.

Aku yang sudah terbiasa melakukannya sudah tidak merasa sakit dan merasakan nikmat yang luar biasa. Ia lalu menggerakkan alat kelaminnya maju mundur namun lebih kuat dari yang pertama kali. Ia tampak sangat kuat dan tangguh dari biasanya, alat kelaminnya benar benar masuk dan menabrak bagian sensitifku berulang ulang. Ia lalu mulai memeras payudaraku dengan cukup kasar. Benar benar sakit namun menambah kenikmatanku dalam melakukan hubungan itu. Ia tanpa henti menggerakkan alat kelaminnya dan semakin cepat hingga kasur Vin pun mulai bergoyang kencang, tabrakan antar bagian luar  alat kelamin kami menciptakan suara yang cukup besar, bahan kondom yang terbuat dari karet itu menggosok dinding alat kelaminku berulang ulang hingga aku merasakan geli yang luar biasa.

Ia tiba tiba berhenti dan terasa seperti ada yang tiba tiba memanas, bagian ujung kondom yang tepat menempel di bagian sensitifku mulai memanas, rupanya sperma Vin telah keluar, ia lalu melepas kondomnya dan membuangnya. Ia melanjutkan dengan posisi yang sama, dan ia melakukannya terus menerus hingga beberapa jam lamanya.

Ia mulai terbaring lemas namun aku yang masih haus akan kenikmatannya langsung membaringkannya. Aku lalu duduk diatas paha Vin lalu mulai menggerakkan diriku dari naik turun. Aku sempat merasakan pegal pada lututku karena  melakukan hal itu berulang ulang namun masih belum puas. Vin yang mengetahui nafsuku yang begitu tinggi langsung saja membawaku ke kursinya, ia duduk lalu memangku tubuhku, ia memiringkan kursinya sedikit lalu ia mulai mencengkram kedua bokongku dan menggerakkannya maju mundur.

Aku benar benar menikmati gerakan yang dilakukan Vin, ia terus memaksa alat kelaminnya untuk masuk kebagian terdalam mengenai bagian sensitifku dan melakukannya berulang ulang. Kami menghabiskan waktu cukup lama dan kami rupanya masih kuat setelah selama itu, hari sudah mulai gelap, aku masih ingin lanjut lagi, namun Vin menyuruhku untuk berhenti sebentar, ia memandikanku terlebih dahulu lalu memakaikanku baju yang sudah dicuci oleh asistennya.

Ia menggendongku ke dapur untuk menikmati santap malam. Aku lalu makan dengan cukup lahap karena lelah setelah melakukan hubungan seharian. Setelah makan Vin lalu mengajakku untuk kembali ke kamarnya, aku yang masih benar benar ingin melakukan hubungan intim lalu mendahuluinya ke kamar. Vin mengunci kamar lalu membawakan sebuah alat yang ternyata sudah lama ia beli. Alat ini bisa bergetar dengan cukup kencang. Ia masih belum memakaikan alat ini padaku.

Ia melepas bajuku dengan pelan pelan, aku membantunya dengan melepas celanaku dengan cepat. Aku lalu langsung membuka bajunya dengan cepat. Ia menarik tanganku lalu mengajakku pergi ke bathtub. Vin duduk di bathtub lalu menyuruhku duduk dipangkuannya. Hangatnya air bathtub yang tidak bersabun membuatku masih dapat melihat apa yang ia lakukan dengan Alat kelaminku. Ia mulai menggosokkan alat kelaminnya pada alat kelaminku, nampak bahwa alat kelaminnya sudah mulai membesar.

Toxic Relationship(21+) (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang