Keesokan paginya aku bangun seperti biasa. Aku mulai merapikan tempat tidurku, lalu aku pergi bersiap siap untuk kesekolah. Aku hari ini tidak membawa jam tangan pemberian Vin agar tidak menjadi bahan gosip perempuan lain dikelasku. Aku lalu sarapan dan langsung bergegas berangkat kesekolah. Saat aku baru saja keluar dari pintu desa sudah terlihat bahwa Vin seperti kemarin menungguku tanpa membawa mobil. Aku langsung saja bergegas menuju Vin.
Kami lalu berjalan bersama. Kami berjalan seperti biasanya namun yang spesial adalah dia merangkulku dengan tangannya sambil berbicara tentang hal hal normal, aku merasa seperti semakin dekat dengannya. Kami sampai disekolah paling pertama, tidak ada orang yang ada disana saat itu. Ia lalu mengajakku ke tempar biasa dibelakang sekolah. Kami berbincang bincang lebih dalam tentang diri kita masing masing, kami menghabiskan waktu cukup lama, aku merasa semakin rileks dan tenang bersamanya. Akhirnya bel sekolah pun berbunyi. Aku memberitahunya agar tidak terlalu dekat didepan teman teman kelas agar hubungan kita tidak menjadi bahan perbincangan orang, dan ia pun menurutinya, ia menyuruhku untuk masuk terlebih dahulu ke kelas dan diikuti oleh dia yang berjalan cukup jauh dibelakangku.
Sekolah berlajan seperti biasa tanpa adanya kecurigaan dari teman temanku, kukira usaha kami benar benar berhasil mengelabui teman teman kami. Saat pulang sekolah kami sengaja pulang cukup telat agar tidak dilihat siswa lain, Vin mengajakku kerumahnya lagi. Ia membelikanku makanan dari tengah kota untuk aku coba. Ternyata rasanya cukup lezat, bumbu rempah yang kaya akan rasa benar benar memanjakan lidahku. Aku mulai merasa seperti ratu dirumahnya. Ia lalu mengajakku berjalan jalan lagi ke tengah kota setelah makan siang, kami mengelilingi semua bagian kota bahkan pantai pun kami sempat kunjungi. Aku tak lupa mengambil gambar indahnya pemandangan di kota dengan hp yang telah diberikan oleh Vin padaku waktu itu.
Kami melakukan ini setiap hari, tak terasa kami benar benar menghabiskan waktu menjelajahi dunia yang menurutku cukup besar, dan mulai menjadi pribadi yang cukup dewasa, aku mulai mempelajari hidup modern diluar sana namun aku masih hidup secara sederhana mengikuti kondisi desaku, aku mulai mandiri dalan kehidupanku sehari hari, aku meminta ibuku agar tidak membuatkan makanan lagi untukku dan aku mulai memasak sendiri, mencuci baju sendiri, semuanya kulakukan sendiri, namun sebernarnya aku ingin memiliki lebih banyak waktu bersama kedua orang tuaku, karena aku tahu suatu saat nanti aku akan melanjutkan pendidikanku serta karir dan rumah tanggaku kelak diluar desa tercintaku dan aku akan benar benar tidak akan melihat orang tuaku lagi. Akhirnya tiba pada hari ujian kelulusan, saat itu aku sudah kurang lebih 3 tahun menjalani kehidupan bersama Vin, aku sempat tidak percaya hubungan kita bisa bertahan selama itu.
Aku sempat tidak bertemu Vin untuk memfokuskan diriku belajar agar aku bisa lulus dengan hasil yang membanggakan orang tua. Vin yang diam diam sudah tau alasanku mulai berhenti mengajakku bepergian, dia rupanya juga sedang menghabiskan waktunya untuk belajar dengan tekun dan giat. Hari ujian pun tiba, aku sudah cukup matang dengan apa yang kupelajari selama seminggu tanpa henti. Aku menjalani ujian dengan cukup serius, aku pergi dan pulang sekolah berjalan kaki seperti beberapa tahun lalu,
Aku seperti tidak memiliki hubungan spesial dengan Vin. Aku mulai belajar dengan menggunakan hp, aku mempelajari rumus rumus dan teori yang menurutku penting untuk kupelajari kelak. Semua perjuanganku berakhir dengan hasil yang berbuah manis, saat itu adalah hari penerimaan ijazah kelulusan. Aku adalah siswa dengan prestasi yang terbaik dan Vin mengikutiku di peringkat kedua. Semua siswa takjub karena mereka tahu sejak dulu Vin adalah orang yang memiliki nilai yang rendah dan terlempar jauh dari persaingan para siswa apalagi dulu dia benar benar nakal dan sekarang berubah menjadi siswa yang menyaingi kepintaranku dan cukup dewasa dalam bertindak dan berkata kata.Banyak siswa perempuan terutama dikelasku yang mencoba mendekatinya untuk kedua kalinya berharap ia dapat menjalin hubungan lagi dengan mereka tapi ia bersikap cuek saja karena ia sudah menegaskan bahwa ia hanya memiliki diriku sebagai satu satunya pasangan dalam hatinya. Kami mendapatkan tawaran untuk melanjutkan pendidikan kami dengan berkuliah ditengah kota namun harus melewati tes tambahan karena predikat sekolah kami yang rendah, kami pun pulang dengan rasa penuh syukur dan kebahagiaan, terutama diriku yang dapat membahagiakan kedua orang tuaku dengan perjuanganku serta tekat dan perubahan besar pada diriku selama ini. Saat pulang dari sekolah Vin mengajakku untuk menginap dirumahnya selama beberapa hari untuk belajar bersama, aku sempat meminta ijin pada kedua orang tuaku terlebih dahulu.
Selama disana kami membahas mengenai universitas mana yang akan kami targetkan sampai akhirnya kami menemukan universitas terbaik yang berada tepat ditengah kota, kebetulan aku dan Vin sama sema memilih jurusan akuntansi jadi kami tidak akan terpisah selama masa kuliah. Orang tua Vin yang telah mengetahui bahwa Vin telah lulus lalu mengurinkan buku buku yang dibawakan dari kota oleh orang tua Vin. Banyak hal yang tidak ada di buku pelajaran yang diberikan sekolah sehingga aku makin semangat untuk mempelajari semua itu. Kami menghabiskan waktu untuk berdiskusi mengenai materi yang kami pelajari. Kami sampai begadang untuk mempelajari materi yang tidak diajarkan disekolah kami. Selama disana aku merasa benar benar seperti seorang ratu, makanan dan minuman langsung dibawakan oleh asisten ke kamar Vin, pakaian yang kukenakan bila biasanya kucuci sendiri dicuci oleh asisten, bahkan hampir seharian kami diberikan cemilan dan makanan yang benar benar nikmat dan dibawakan langsung dari kota.
Hari berlalu dan kami sudah cukup siap untuk mengikuti tes masuk kuliah. Aku dan Vin lalu bergegas naik ke mobil dan berangkat. Perjalanan dari desa ke tempat kuliah yang ternyata cukup jauh apalagi karena saat itu terjadi kemacetan yang signifikan dipusat kota. Aku sempat gugup tentang tes yang akan kulalui namun Vin terus berusaha agar aku lebih rileks. Saat sampai kami langsung bergegas menuju ruang tes sesuai dengan surat yang telah kami dapatkan dari internet. Tes berjalan dengan baik tanpa hambatan dan kami mengerjakannya dengan cukup teliti. Sesudah tes Vin membelikanku eskrim dari penjual yang ada didepan pintu masuk universitas untuk melegakan perasaanku, kami lalu melanjutkan ke tes wawancara dan beberapa tes lainnya, setelah itu kami kembali pulang kedesa. Vin mengajakku kerumahnya terlebih dahulu untuk makan siang.
Extra part (include animation) is available on karyakarsa(link on profile)
Make sure you are 21+
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic Relationship(21+) (Completed)
FantasyExtra part is available on karyakarsa Make sure you are 21+