Aku akhirnya sampai di rumah Vin yang tepat berada disamping sebuah universitas. Sebenarnya orang tua Vin masih memiliki banyak rumah mewah dan semuanya dirawat oleh asistennya namun tidak ada satupun yang berada didekat universitas kami, aku sangat berterimakasih pada orang tua Vin karena telah berbaik hati meminjamkan rumah tua ini, namun mereka sangat menyayangkan karena tidak bisa memberikan yang terbaik untuk kami namun aku sendiri telah merasa sangat merepotkan orang tua Vin. Dirumah ini tidak ada asisten yang membantu sama sekali, membuat kita harus bekerja sendiri bahkan sopirnya tidak menetap dirumah ini karena kamarnya tidak cukup, disini hanya terdapat 1 kamar saja, mengingat bahwa rumah ini adalah tempat tinggal pertama orang tua Vin setelah menikah. Bangunannya sudah cukup usang, namun karena perabot yang sudah dikemas oleh asisten Vin membuat rumah ini lengkap. Kami bersyukur sudah cukup mandiri dalam kehidupan sehari hari sehingga kami tidak merasa kesulitan dalam kehidupan baru kami. Aku mulai memindahkan barang dari bagasi mobil Vin satu per satu, Vin melarangku untuk mengangkat barang yang besar dan berat jadi aku hanya bisa membantu mengangkat barang yang kecil seperti sembako dan perabot kecil. Kami menghabiskan waktu cukup lama untuk memindahkan semua perabot dari mobil Vin, untungnya mobilnya cukup besar untuk menampung semua barang yang kami butuhkan sehingga semua barang kebutuhan kami bisa diangkut didalam mobil, namun kami masih perlu membeli bahan pokok atau sembako secara rutin.Setelah selesai memindahkan semua barang lalu supir Vin memberikan kunci rumah yang sudah dititip oleh orang tua Vin, kami langsung bergegas masuk kerumah itu. Aku yang mulai tidak sabaran untuk membereskan rumah kami yang baru langsung bergegas masuk memindahkan barannya satu per satu. Aku membersihkan kotoran yang menempel di bagian bagian rumah, Vin membersihkan dapur, menyapu, serta mengepel. Seluruh bagian rumah kami bereskan hingga benar benar nampak seperti baru lagi. Setelah itu kami bergegas meletakkan semua barang barang kami mulai dari baju hingga perabot di tempat yang sudah tersedia. Kami menghabiskan waktu kurang lebih setengah hari untuk mempersiapkan rumah baru kami. Aku menghabiskan semangatku yang berkobar kobar sampai aku sudah mulai lelah ditengah kegiatan kami. Hari sudah menjelang sore, keringatku sudah bercucuran begitupun Vin. "Akhirnya semuanya selesai" kataku dengan kelelahan, Vin mengetahui bahwa aku sudah lelah namun ia tahu masih ada hal penting yang harus kami persiapkan untuk kuliah kami dan tidak bisa diwakilkan karena berhubungan dengan urusan pribadi sehingga aku wajib untuk pergi, namun ia menyuruhku istirahat sebentar. Ia mengambilkanku minuman dingin yang ada dikulkas dan memberikanku beberapa cemilan ringan. Sambil aku beristirahat ia lalu membuka hpnya untuk bermain game. Aku baru tahu bahwa Vin ternyata memiliki stamina yang benar benar kuat dan mungkin lebih dari orang pada umumnya.
Setelah beristirahan sejenak Vin lalu mengajakku untuk ke universitas disebelah rumah kami untuk mempersiapkan hal hal yang dibutuhkan saat kuliah nanti. Vin melihatku agak lelah namun ia tidak punya pilihan karena hari pertama kuliah sudah dekat dan masih banyak yang harus dipersiapkan, aku pun sevenarnya sudah tahu tentang hal tersebut dan aku berusaha untuk tetap terlihat kuat didepan Vin padahal sebenarnya aku sudah cukup lelah. Kami jalan mengelilingi universitas kami bukan tanpa tujuan, kami haru pergi ke kantor utama untuk pengurusan surat surat, lalu kami ke bagian lain untuk persiapan sarana prasarana kuliah, lalu kami juga harus mengurus semua persiapan tambahan lainnya, untungnya kami adalah calon penerima beasiswa sehingga kami tidak terlalu memberatkan kedua orang tua Vin. Saat keluar dari lingkungan universitas Vin mengajakku ke minimarket didekat universitas untuk membeli beberapa kebutuhan, aku mulai memilih satu per satu hal yang kira kira akan kubutuhkan. Setelah itu ia membayar semuanya lalu mengangkat semua barang belanjaan kami. Ia tidak memperbolehkanku membantunya membawa barang belanjaan tersebut karena ia tahu kalau aku sudah cukup lelah. Saat sampai dirumah Vin menyuruhku untuk duduk di sofa yang ada diruang tamu. Aku lalu duduk di sofa tua yang baru saja kami bersihkan. Ternyata masih cukup empuk untuk diduduki, mungkin karena harganya yang mahal atau karena jarang dipakai. Aku lalu merengganggkan badanku yang sudah cukup lelah, Vin yang sudah selesai meletakkan barang barang belanjaan kami lalu berdiri dibelakangku. Ia dengan perlahan menaruh tangannya di kedua bahuku lalu mulai memijat bahuku secara perlahan. Jujur aku sendiri belum tahu bagaimana rasanya dipijat dan aku benar benar menikmati pijatan Vin, aku lalu mulai merasa ngantuk, Vin membawakan beberapa baju milikku untuk ia gantikan padaku. Ia seperti biasanya membuka seluruh bajuku hingga tak ada sisa, lalu ia mulai memakaikan pakaian baru padaku secara perlahan. Ia lalu mengangkat tubuhku degan kedua tangannya dan ia membawaku ke kamar tidur yang sudah kami rapikan, ia menyuruhku untuk tidur siang sejenak, ia lalu duduk di kursi sofa yang tadi kududuki dan Ia membuka televisi untuk meliha berita harian, aku lalu mulai menutup mataku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic Relationship(21+) (Completed)
FantasyExtra part is available on karyakarsa Make sure you are 21+