Aku lalu diantarkan pulang oleh Vin. Saat hampir sampai aku ditawarkan untuk ikut bersamanya ke pusat kota sebentar malam. Kebetulan saat itu sudah hari sabtu dan besok adalah hari libur dan juga karena rasa penasaranku maka aku langsung saya menerima tawarannya dengan senyum kecil diwajahku. Aku lalu berjalan dengan senyum kecil yang bertahan lama, namun aku langsung menjadi khawatir lagi. Rupanya Budi, yang kemarin melihatku, hari ini ia kebetulan sedang berjalan jalan menyusuri sawah dan dia berada tepat disampingku. "Udah kubilang dia pacarmu" , aku dengan muka memelas memohon "aduh jangan disebarin ya Budi", "iya gapapa sudah biasa itu, tapi si Vin sudah berubah banyak sejak ketemu kamu" , aku pun sejenak berpikir, ternyata memang benar apa yan Budi katakan, ia sudah sangat berubah. Ia paham dengan apa yang sedang kupikirkan, ia lalu meninggalkanku secara perlahan agar tidak membuatku berpikir banyak.
Siang hingga malam aku menunggu orang tuaku untuk membahas hal ini namun tiba tiba saja ada seseorang mengetuk pintu depan rumahku, itu pasti bukan orang tuaku karena jika benar harusnya mereka sudah masuk tanpa mengetuk lagi. Aku lalu mengecek dan sesuatu yang mengejutkan terjadi, Vin berada tepat didepanku. Tatapannya membuatku malu apalagi karena aku menggunakan bajuku yang sudah cukup usang. Vin mengatakan hal yang benar benar tidak terduga, "lia, aku sudah bicara sama orang tuaku dan orang tuamu, kebetulan mereka sedang makan bersama orang tuaku di rumah, kita udah bisa jalan sekarang ya?" Kata Vin. Aku menganggup saja lalu dia memegang tanganku.
Aku dibawa agak jauh dari pintu desaku, mobilnya sengaja diparkirkan jauh karena ia paham maksudku selama ini. Aku lalu naik saja dengan santai, aku sama sekali belum meninggalkan pesan pada kedua orang tuaku namun aku percaya pada kata katanya yang tidak pernah berbohong itu. Mobil pun berjalan dengan kencang, jalan disekeliling cukup gelap dan hanya terdapat lampu mobil Vin saja. Beberapa menit melakukan perjalanan aku sudah mulai mendengar suara yang ribut, seperti suara kendaraan tapi jumlahnya cukup banyak, ternyata jauh diluar desaku sudah menjadi wilayah yang maju, berbeda jauh dengan desaku, aku sempat sedih melihat kontrasnya perbedaan yang terjadi. Sampailah aku dipusat kota. Supir Vin mengantarku ke pusat pembelanjaan yang cukup besar dan paling lengkap. Didalamnya terdapat banyak sekali barang yang dijual, mataku sempat berkaca kaca tidak percaya Vin membawaku ke tempat seperti ini. Aku terlebih dahulu dibawa ke tempat penjualan hp. Disana ia membelikanku hp yang harganya cukup mahal, mungkin 5 kali lipat penghasilan kedua orang tuaku.
Aku dibawa ke supermarket yang cukup lengkap. Disana aku mengambil banyak barang mulai dari makanan hingga minuman dan aku membeli masing masing 3 buah, 2 untuk kedua orang tuaku dan 1 untukku, ia juga memperkenalkanku sebuah produk yang paling kubuthkan untuk kebutuhan pribadi, ia menjelaskan dengan cukup detil seakan ia tahu segalanya tentangku. Bahkan benda ini tidak dipakai satupun orang didesaku, dan aku awalnya masih belum mengerti tentang hal itu. Kami mengunjungi temmpat alat bangunan dan perkakas dapur, disana kami membeli beberapa alat alat dapur dan alat alat perkaka yang mungkin berguna untuk orang tuaku dirumah, kami juga membeli cat untuk digunakan pada rumahku, cat ini katanya bisa memperpanjang umur rumah dan memperindah rumah.
Kami sempat juga mengunjungi tempat perhiasan. Ia membelikanku perhiasan yang disebut emas. Aku sendiri tidak pernah melihat bentuknya secara langsung, selama ini hanya melalui buku pelajaran sekolah. Aku dibelikan jam tangan yang canggih agar aku bisa mengatur waktuku, dia membelikanku juga gelang dan masih banyak perhiasan lainnya. Aku sempat terharu dan hampir menangis karena untuk pertama kalinya ada orang yang benar benar melakukan apapun untukku, namun dia benar benar perhatian padaku, ia menyeka air mataku dengan tangannya, dan seakan kita menjalin hubungan yang sangat erat, lebih dari sebuah sahabat, bahkan sahabatku sendiri tidak pernah melakukan itu padaku.
Sampai di toko pakaian aku dibelikan beberapa baju dan celana, diberikan juga sepatu, kakiku senpat diukur oleh asisten yang kebetulan bekerja disana. Ia memberikanku ukiran yang sesuai dengan kakiku, aku juga sempat meminta pada Vin untuk dibelikan sepatu lain untuk kedua orang tuaku, Vin langsung terdiam sejenak, entah sedang memikirkan apa, ia menuruti perkataanku, lalu Vin mengajakku bermain di wahana permainan yang cukup besar dan beragam, kami mencoba permainan yang mirip seperti menyetir mobil, menaiki wahana yang cukup tinggi, bermain kereta yang melaju naik turun dengan kecepatan tinggi, kami juga sempat mencoba wahana air, yang akhirnya membuatku basah kami menghabiskan waktu yang cukup lama untuk bermain kira kira 4 jam hingga aku lelah. Ia melihatku dan langsung dengan cepat membawaku meninggalkan wahana permainan yang cukup besar itu.
Extra part (include animation) is available on karyakarsa(link on profile)
Make sure you are 21+
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic Relationship(21+) (Completed)
FantasyExtra part is available on karyakarsa Make sure you are 21+