01. Awal

2.4K 206 35
                                    

Warning!

•bxb area
•semua karakter milik gege akutami, saya hanya meminjam
•semua alur disini murni dari imajinasi saya & tidak berhubungan dengan manga/anime jujutsu kaisen
•sekali lagi, kalau ga nyaman g usah baca. jangan salah lapak yaa
•happy reading

###

Sepasang netra hazel yang masih berbinar itu menatap lekat pada sudut jalan, seperti sedang menyaksikan sesuatu

Tangan mungil terulur untuk menggandeng Itadori Yuuji kecil pergi dari trotoar untuk pulang

"Ah!" tapi tiba-tiba bocah bersurai merah jambu itu menghempaskan tangan temannya, "Tunggu sebentar ya"

Punggung Yuuji perlahan menjauh, dia menghiraukan panggilan dari teman-temannya yang menyuruhnya kembali untuk pulang bersama kala sore itu

Hingga bocah bernetra hazel itu berhenti melangkah pada tempat yang dia tuju, Itadori Yuuji berjongkok tepat di depan tembok

"Kamu baru saja mati, ya?"

Sosok makhluk anak perempuan berambut panjang itu seketika berhenti menangis, "Hik.. Aku tidak ingin mati!"

Senyuman cerah Yuuji memudar, bocah bersurai merah jambu sedikit termenung

"Kenapa kamu masih ada disini, apakah kamu masih mencari sesuatu? apa ada yang bisa kubantu?"

"Namaku Itadori Yuuji, kalau kamu?"

Sosok pucat itu akhirnya menatap Yuuji yang sedang tersenyum tulus, "Benarkah? Yuuji ingin membantuku?"

"Namaku Miwa dan aku merindukan ibu.. bisakah kamu temukan aku dengan ibuku?"

"Tentu, ayo!" Yuuji berdiri dan mulai berjalan duluan diikuti dengan sosok anak perempuan yang baru ia temui mengekori dibelakang, "Dimana rumahnya?"

.

.

Sosok anak perempuan bersurai biru itu tersenyum lega menatap ibunya yang masih tidak bisa berhenti menangis

"Yuuji, terimakasih. aku jadi bisa bicara dengan ibu lagi berkat kau"

Yuuji yang duduk di sebelah sosok itupun membalas, "Tidak apa-apa"

Matanya sedikit membelalak saat melihat sosok Miwa yang perlahan menipis hingga benar-benar tak dapat dipandang lagi

"Selamat jalan Miwa" Yuuji melambai pelan

Setelahnya, Itadori Yuuji menjadi semakin sering membantu hantu-hantu yang kebetulan ia temukan, hingga akhirnya kedua orangtua bocah bersurai merah jambu itu mengetahui perbuatannya

Duk! Duk!

Pintu rumah keluarga Itadori diketuk oleh beberapa orang dengan ganas, "Tolong! Aku ingin menemui istriku! temukan kami, kumohon!"

"Aku masih belum mengucap selamat tinggal pada kakekku! tolong temukan kami Itadori Yuuji!"

Sang kepala keluarga, Itadori Jin memijat pelipisnya pusing, "Tenanglah! anakku bukan dukun, dia tidak bisa membantu kalian"

"Silahkan pergi atau akan ku telepon polisi sekarang"

Di waktu yang sama, Yuuji menutup telinganya sendiri di sudut kamar yang gelap, mendengar semua permohonan yang ditujukan untuk dirinya itu

Nyonya Itadori pun masuk ke dalam ruangan dan menghampiri sang anak, "Yuuji.. sekarang kamu mengerti kan? jika Yuuji menuruti, kemampuan itu hanya akan menambah beban lain untukmu"

"Hik.. ibu, tapi mereka.." belum sempat Yuuji selesai bicara, sang ibu sudah memeluk erat tubuhnya dan memintanya untuk tetap diam

"Tidak usah memikirkan mereka, Yuuji. yang sudah mati ya mati, sedangkan kamu hidup" ucap nyonya Itadori dengan tegas

Tangan lentik sang ibu terulur untuk merangkup kedua pipi mulus putra semata wayangnya, "Berjanjilah pada ibu, Yuuji"

"Jangan pernah mengurusi mereka lagi"

"Kalau bertemu, cukup diam dan anggap tidak pernah bertemu"

"Lupakan, hiraukan, dan abaikan"

.

.

Lupakan, hiraukan, dan abaikan

Kata-kata sang ibu selalu terngiang setiap Yuuji menemukan sosok hantu di tempat-tempat yang dia kunjungi, saat ini Yuuji sudah berumur 16 tahun

Sampai sekarang ini Yuuji bahkan masih memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan 'mereka' yang sudah tiada, namun tentu saja dia tidak melakukannya sejak 'hari itu'

Itadori Yuuji membuka slerekan pagar rumah yang akan dia tinggali selama 6 bulan ke depan, karena rumah keluarga Itadori akan di renovasi sebelum benar-benar di jual

Mereka akan pindah ke luar negeri setelahnya, Yuuji setuju saja. namun dia ingin merasakan tinggal sendirian, oleh karena itu kedua orangtuanya mengizinkannya untuk tinggal sendiri sementara rumah mereka di renovasi

Kuharap disini tidak ada hantu , Yuuji membatin sambil membuka gagang pintu

Kemudian dirinya langsung dikejutkan oleh sosok pria berpostur tinggi yang memiliki surai seputih salju, sejak awal melihatnya saja Itadori Yuuji tahu kalau sosok itu bukanlah manusia

"Ukh, sialan. harusnya aku tidak pindah kesini" Batin Yuuji

Itadori Yuuji langsung saja melewati sosok itu, tentu saja menembusnya. pemuda bernetra hazel masih berusaha mengontrol ekspresi wajahnya sambil memandangi seisi rumah

Sedangkan sosok pria tadi mulai mengekori kemanapun Yuuji melangkah di dalam rumah sederhana ini, sosok pucat itu melayang kesana kemari, menembus segala barang yang ia lewati

Kemudian sesekali memekik kecil sambil tersenyum lebar, entah apa maksudnya

Itadori Yuuji tidak memperdulikan sosok yang mungkin akan tinggal bersamanya di rumah ini juga, pemuda bernetra hazel benar-benar tidak menganggap kehadiran sosok itu barang sedikit

"Nah, beres juga" Yuuji meletakkan tangannya di pinggang seraya membuang nafas lega

Lalu pemuda manis itu merebahkan tubuhnya di atas kasur kecil, Yuuji menatap segala sudut kamar dan juga sosok pria bersurai putih yang masih duduk diam di sebelahnya

Yuuji sedikit heran dan mulai memikirkan banyak hal di kepalanya, rumah ini di sewakan dengan harga yang murah namun ternyata tidak sebanding dengan perabotan lengkap serta kerapihan desain dan barang-barangnya

Rasanya tidak pantas jika disewakan dengan harga yang rendah

Tidak, bukan itu. hal yang paling mengganggu-nya adalah sosok si hantu pria bermata kristal

Dari awal Yuuji datang, sosok itu jadi terus mengekori dan nampaknya sangat senang. Yuuji menebak kalau pria ini dulunya adalah sang pemilik rumah

Apakah ini tempat terakhir dia meninggal? kenapa dia masih ada disini, apa yang menahannya untuk pergi?

Menepis pemikiran beratnya, Itadori Yuuji berbalik tubuh membelakangi sosok pria jangkung itu

Dan manik hazelnya langsung menatap lurus pada kaca di hadapannya, dia tak mendapati sosok pria itu di kaca

Yang berarti, sosok tersebut bisa dipastikan adalah salah satu dari 'mereka' yang sudah tiada

"Maaf saja, aku tidak akan berurusan denganmu" Itadori Yuuji membatin dengan matanya masih terpejam rapat

###

thanks for reading, sampai jumpa di chapter selanjutnya

amnesia ; goyuuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang