10. Perasaan Baru

416 61 2
                                    

Hari pekan ujian tengah semester pun datang, saat ini seisi kelas 1-C di Sma Jujutsu sedang mengerjakan lembar soal dengan serius

Termasuk Itadori Yuuji yang lancar-lancar saja mengisi lembar soal tersebut karena sudah mempelajarinya semalaman, ingatan seorang Yuuji memang tidak perlu diragukan lagi

Bel Sma Jujutsu berdering tiga kali pertanda kegiatan pelajaran hari ini berakhir, seluruh murid bersorak senang dan mulai berbaris mengumpulkan lembar soal kemudian berlarian keluar kelas

Sang wali kelas berteriak pada anak-anak yang berlari itu, "Hei! jangan berlari!" dan disambut acungan jempol oleh mereka

"Dasar, anak-anak jaman sekarang" Nanami memijat pelipisnya yang tidak pusing

Pemuda bermarga Itadori pun terkekeh pelan lalu mengumpulkan lembar tersebut, langsung saja keluar dari kelas karena teman-temannya sudah menunggunya

"Loh" ucap Yuuji tiba-tiba, "Ada Mai dan Maki senpai juga, selamat siang"

Maki tertawa melihat perlakuan sopan adik kelasnya yang satu ini, "Angkat kepalamu Yuuji, tidak perlu begitu"

"Berkebalikan dengan Nobara ya, hei wanita berambut coklat disana, kenapa tidak mencontoh Yuuji" ledek Maki yang berhasil menyita perhatian seorang Nobara yang sedang bermain dengan kuku jarinya

"Haa?!" Nobara mendesis, "Semua orang beda-beda, Maki senpai"

Mai dan Megumi yang tidak tertarik ikut campur perdebatan itu pun hanya memandang segalanya dan tetap diam di tempat

"Maki, kita harus pulang" ucap Mai menginterupsi kemudian saudara sedarah yang lebih tua darinya pun merangkul bahu Mai Zenin

Wanita berkacamata itu pun melambai sesaat, "Kami pergi dulu"

"Sampai jumpa" ucap ketiganya bersamaan, lalu Nobara berjalan duluan di koridor mengarah ke gerbang sekolah, diikuti kedua teman lelakinya di belakangnya

Keheningan menyelimuti mereka bertiga untuk beberapa saat, semuanya terdiam dan tampak larut dalam pikiran masing-masing hingga Kugisaki Nobara angkat bicara

"Hei" ucapnya memecah keheningan, "Aku semalam menonton film romantis dan tiba-tiba aku sedikit penasaran dengan bagaimana rasanya jatuh cinta, apa kalian pernah?" tanya Nobara kemudian

Pria bermarga Fushiguro pun membalas dengan pandangannya yang masih lurus ke depan, "Cinta ya.. Memangnya itu beneran ada?"

Spontan pria bersurai hitam itu mendapat sebuah pukulan kecil dan decakan sebal oleh Nobara, "Ck, ada lah! kau sendiri ada di dunia ini berkat cinta orangtuamu kan Megumi"

Mendengarnya pun Yuuji tertawa lepas dan ikut menanggapi, "Astaga kalian ini.. Cinta itu tidak hanya kepada satu orang saja, bentuk cinta juga dapat kepada hal-hal yang kalian sayangi, begitu kata ibuku"

"Lalu apakah sekarang ada yang sedang kamu cintai, Yuuji?" tanya Nobara asal

"Hm?" Yuuji berpikir, "Mungkin ada"

"APAAAA??" balas Nobara dengan nada tinggi, "Apakah itu seseorang? Pasti orang kan? Siapa dia?"

Yuuji tersenyum tenang, "Benar. Namun entahlah, aku tidak yakin apakah ini perasaan cinta atau lainnya, tapi aku merasa tenang saat bersamanya dan dialah yang ingin selalu aku temui" ucapnya dengan mata terpejam sesaat dan sebelah tangan lentiknya yang berada di dada, merasakan jantungnya sedikit berdebar lebih kencang dari biasanya

Melihat Yuuji yang berbicara, kedua temannya itu pun tertegun dan kemudian tertawa kecil

"Wah, sebuah pengakuan yang mengejutkan dari Yuuji ya, tetapi aku akan mendukungmu Yuuji!" riang Nobara, entahlah, ucapan pemuda dengan marga Itadori itu terkesan begitu tulus, ditambah cara netra hazel tersebut memandang saat membicarakan 'sosok' yang dicintai seorang Itadori Yuuji itu

Megumi menanggapi, "Bisa bisanya kau mengucapkan hal yang memalukan begitu dengan percaya diri"

"Bilang saja kau iri kan" sela Nobara menyangkal, pria bermarga Fushiguro itu pun menarik kerah teman perempuannya itu dengan kesal, "Kau bisa tidak sih sehari saja tidak menguji kesabaranku" dengus Megumi

"Maaf maaf" Nobara mengangkat kedua tangannya pasrah

Ah, hanya sebuah hari yang normal diantara pertemanan mereka bertiga. Yuuji terkekeh pelan tanpa melerai kedua temannya tersebut, pikirannya sedang dipenuhi dan teralihkan kepada sebuah sosok yang memenuhi pikirannya akhir-akhir ini

Gojo Satoru-lah sosok yang dimaksud. Entah kenapa sekarang Yuuji sangat merasa bahagia bersama dengan Satoru, dia selalu memikirkan sosok hantu di rumahnya itu jika mereka tidak sedang bersama, Yuuji pun sesekali mengingat-ngingat momen yang ia habiskan bersama hantu tersebut dan tersenyum senang setelahnya

Ah, rasanya Yuuji ingin menggenggam sosok tersebut dan selalu bersamanya. Rasanya ingin cepat-cepat pulang untuk bertemu

Di halte bus, pria dengan surai pink itu terburu-buru turun dan berlari kecil di kawasan rumahnya. Hingga Itadori Yuuji sampai pada pagar rumahnya dan bingung karena pagar tersebut tidak terkunci

Sedangkan seorang Itadori Yuuji tidak pernah sekalipun lupa mengunci pagarnya rapat sebelum pergi, kali ini ia yakin kalau pagar yang terbuka itu bukanlah perbuatannya

Itadori Yuuji membuka pintu rumahnya yang juga tidak terkunci dan buru-buru masuk, ia pun langsung disuguhkan dengan punggung seorang pria berpostur tegap dengan surai hitam

Orang itu menolehkan kepalanya, "Halo, kau adalah orang yang mengontrak di rumah ini, apa aku benar?"

Yuuji menjawab tanpa berpikir, "Ah iya, dan apakah kamu pengurusnya? Apakah kamu orangnya yang biasa datang untuk merawat rumah ini?"

"Benar" sosok itu tersenyum, "Kenalkan saja aku adalah Suguru Geto, sebelumnya maaf sekali aku lancang masuk ke rumah ini sebelum kau pulang, karena rumah ini menjadi milikmu untuk sementara. Selanjutnya aku akan memastikanmu ada di rumah ini baru aku datang"

Pemuda bernetra hazel pun membalas senyuman Suguru, "Tidak apa-apa Suguru-san, aku sudah diberitahu kalau kau yang merawat rumah ini dan Suguru-san adalah orang yang cukup sibuk sehingga merawat rumah ini sesempatnya saja"

"Benar sekali" Suguru menanggapi dengan senyuman yang belum hilang, "Baiklah jika begitu, aku akan melihat-lihat bagian belakang rumah dulu"

"Baiklah, Suguru-san! Aku buatkan teh ya"

"Boleh" balasnya

Pria bernama lengkap Suguru Geto pun berjalan menyusuri bagian belakang rumah yang dipenuhi tanaman dan bunga, lantas membersihkan dedaunan serta tanaman yang sudah layu. Netra legam tersebut melirik sekitar bunga-bunga dan menatapnya dalam

"Maaf karena bunga-bunganya layu, Satoru. Aku akan segera menggantinya dengan yang baru" kata Suguru pelan

###

thanks for reading! sampai jumpa di chapter selanjutnya

amnesia ; goyuuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang