"Yuuji, apa itu?"
Kepala pink menoleh singkat dengan senyuman tipis di wajahnya, "Ini adalah bibit strawberry dan cherry"
Tidak aneh kalau Itadori Yuuji sudah bisa menguasai bahasa isyarat dalam seminggu, mengingat kemampuannya sangat cepat kalau mempelajari sesuatu, dengan latihan yang tak mudah juga
Dan tentunya sempat melalui masa-masa frustasi ketika mempelajari bahasa tersebut bersama Fushiguro Megumi yang sudah mahir
Netra kristal itu terbelalak sesaat, Satoru lantas melangkah untuk menyaksikan si pemuda menanam bibit tersebut lebih dekat
Gojo Satoru kembali berbahasa isyarat dengan gerakkan jemari tersebut
"Kapan kamu membelinya? apakah kamu juga suka berkebun?"
Yuuji menanggapi, "Sejak pindah kesini aku jadi tertarik"
Sosok tersebut melesat dan tiba-tiba saja sudah berada di hadapan Yuuji yang kelihatan sempat mematung kaget
"Ah, maaf kalau aku mengejutkanmu" Dia menggerakkan jemarinya lagi, "Apakah berkebun juga menyenangkan bagi Yuuji?"
Pemuda bermarga Itadori mengangguk kecil kemudian bangkit dari posisinya, "Sekarang tinggal disiram saja"
Yuuji mengulurkan tangannya mengambil selang yang mengaliri air dengan deras, lalu langsung mengarahkannya pada tanaman-tanaman tersebut
Satu hal yang Yuuji baru ketahui, bahwa sosok pemilik rumah yang selalu bersamanya beberapa waktu ini ternyata sangat gemar berkebun
Namun kebanyakan tanaman-tanaman tersebut sudah mati, hanya menyisakan rumput segar yang masih terawat
Sepertinya pengurus rumah ini sangat malas merawat halaman belakang setelah kematian Gojo Satoru
"Ah! aku harus belajar untuk ulangan besok" Yuuji cepat-cepat mematikan keran setelah memastikan semua tanaman tersiram air
"Bolehkah aku ikut denganmu Yuuji?"
Itadori Yuuji menggelengkan kepala, membuat sosok tersebut kelihatan kecewa atas jawabannya, "Aku tidak mungkin bisa fokus kalau kau bersamaku Satoru"
Memandang raut wajah Satoru yang murung seperti itu pun akhirnya mampu membuat Yuuji jadi goyah juga
"Ikut aku" pemuda bersurai pink itu sudah melangkah duluan, diikuti dengan Satoru yang tetap mengekori
Yuuji membuka pintu kamar dan masuk kesana, sosok pria jangkung bersurai putih pun turut masuk kesana
"Kamu mendekorasi kamar ini"
Pemuda bersurai pink itu tertawa kecil seraya menarik kursi belajarnya, sedangkan Satoru masih menatap seisi kamar yang dahulu adalah miliknya itu
"Begitulah, bagaimana menurutmu?" Yuuji memutar kursinya menghadap sosok tersebut
Mereka bertatapan singkat, lalu Satoru kembali mengembangkan senyum lebarnya, "Ini sih tidak bagus Yuuji"
"Kenapa kamu menempel banyak poster wanita setengah telanjang di kamar"
"Hei! bukannya setengah telanjang tahu, mereka mengenakan bikini! kalau ke pantai kan memang seperti itu"
"Yuuji, bagaimana kalau ada hantu yang merasuki poster mu"
Yuuji menaikkan sebelah alisnya, "Hantu? maksudnya kamu ya?"
Sosok itu cepat-cepat menyilangkan kedua tangannya, "Bukan! bukan aku"
"Oh, yasudah" pemuda bersurai pink memutar kursinya membelakangi, "Kau diam disana dan jangan ganggu aku belajar"
"Lagi pula, tentang hantu yang merasuki poster hanya mitos tahu! kau percaya hal itu Satoru?"
Tiba-tiba wajah Satoru muncul dari bawah meja belajar si pemuda, membuatnya hampir saja mengumpat karena terkejut
Sepertinya Itadori Yuuji harus benar-benar mengamankan jantungnya dari kelakuan hantu di tempat ini
"Tidak tahu, tapi aku akan melindungi Yuuji dan poster Yuuji dari hantu lain"
Yuuji menggelengkan kepalanya heran saat menatap wajah polos sosok itu, "Terima kasih tapi.. bisa tolong pindah dari sana? aku harus mulai belajar sekarang"
"Tapi aku bosan Yuuji"
"Yah baiklah, tunggu sebentar" tangan pemuda itu terulur untuk meraih laptop yang belum pernah ia gunakan sejak pindah kesini
Klik! klik!
Yuuji meletakkan laptop tersebut di atas kasur, "Kau nonton ini saja"
Sosok Gojo Satoru pun mengangguk dan naik ke atas kasur menghadap layar laptop
Akhirnya pemuda bermarga Itadori itu pun dapat belajar dengan tenang, ia sekali menolehkan kepalanya menatap sosok Satoru yang sedang tengkurap sambil tertawa sendiri saat menonton film horror yang Yuuji pilih random
"Aneh, hantu suka nonton hantu" pikir Yuuji dalam hati
.
.
"Hati-hati di jalan, Yuuji"
Sosok itu mengikuti Itadori Yuuji sampai depan pintu, "Terima kasih Satoru"
"Semangat untuk ulangannya! aku akan menunggumu disini"
Yuuji tertawa kecil, "Baiklah, Oh! tv-nya tidak kumatikan, jadi silahkan menonton selama aku pergi"
Itadori Yuuji melangkah keluar gerbang sambil melambai ke arah sosok yang berdiri di depan pintu, "Sampai jumpa Satoru!"
"Sampai jumpa"
Pemuda itu bersenandung di kursi bus dengan telinga yang tersumpal dengan earphone putih, netra hazelnya menatap keluar jendela menyaksikan kendaraan yang berlalu lalang disana
Sudah berapa lama Satoru tidak melihat pemandangan ini? Sudah berapa lama Satoru tidak meninggalkan rumahnya?
Pertanyaan-pertanyaan itu memenuhi kepala pemuda tersebut, terkadang dia merasa penasaran dengan kehidupan Satoru
Manik hazel itu kembali menatap keluar jendela, mendapati sosok hantu anak kecil yang menangis di tengah tengah kendaraan yang berlalu lalang
Cepat-cepat dia membuang pandangannya, hidup dengan kemampuan seperti ini kadang membuat mood Yuuji mudah berubah
Sangat mudah untuk mengabaikan para hantu itu, namun sangat mudah juga untuk larut dan tenggelam dalam rasa empati pada mereka
Kadang Itadori Yuuji berpikir, kenapa tuhan memberinya kemampuan ini? apakah untuk membantu 'mereka' seperti seharusnya yang sering ia lakukan saat kecil dulu?
Atau kah ada takdir lain yang akan menjawab pemikirannya itu nanti?
###
thanks for reading! sampai jumpa di chapter selanjutnya

KAMU SEDANG MEMBACA
amnesia ; goyuu
FantasySebuah kisah singkat antara manusia dan hantu yang saling terpikat