Keseharian Itadori Yuuji berjalan seperti biasa setelahnya, dan selesai sudah masa ujian tengah semester atau yang biasa disebut UTS. Saat ini pemuda dengan marga Itadori itu sedang membolak-balikan buku resep masakan seraya mempraktikkannya, sementara Satoru hanya mengamati jemari si pemuda yang mahir dalam memotong bahan makanan
Yuuji dan sosok hantu bernama Gojo Satoru semakin akrab saja seiring berjalannya waktu, memang terjadi kesulitan berkomunikasi antara mereka dalam beberapa waktu dikarenakan harus berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat
Namun pemuda cerdas bernama Yuuji sekarang sudah terbiasa untuk menerjemahkan dan membaca gerakan isyarat, sehingga sekarangpun dia dapat leluasa dan bebas berkomunikasi dengan hantu yang tinggal bersamanya di rumah
Satoru melirik sup ayam di panci dan sang pemuda secara bergantian, "Itu terlihat enak"
"Aku akan mencobanya" balas si pemuda sembari melepaskan celemek dan mengambil satu porsi sup tersebut, lantas membawanya ke meja makan dan mulai mencicipi
Sosok hantu tampan bermarga Gojo itu memandangi si pemuda yang sedang mencicipi makanan di meja makan, sesekali meniup sup tersebut karena dirasa terlalu panas. Satoru tersenyum simpul
"Apakah enak?"
Yuuji menjawab langsung setelah menerjemahkan gerakan isyarat tersebut, "Enak! tidak sia-sia aku membeli buku resep ini"
"Masakanmu terlihat enak, sepertinya dulu aku tidak pernah makan sup seperti itu" Satoru menatap lurus pada mangkuk sup tersebut
Melihat sosok tersebut yang terlihat begitu ingin mencoba, Yuuji pun ikut memandangi mangkuk supnya, "Mm ya.."
Binar kristal itu terlihat tak memancarkan cahaya secerah biasanya, "Ah.. andai aku masih hidup, aku ingin mencoba masakan Yuuji"
Itadori Yuuji sebenarnya sudah menebak apa yang akan sosok itu katakan, kemudian dia tersenyum tipis, "Kuharap juga begitu"
"Yuuji"
"Hm?"
"Aku sangat senang menghabiskan waktu denganmu, rasanya kamu adalah satu-satunya orang yang mengerti diriku" katanya sambil tersenyum sampai kedua bola matanya hilang
Itadori Yuuji membalas senyuman itu, "Aku juga senang bisa bersamamu"
"Namun.. terkadang semuanya terasa seperti mimpi, aku hanya tahu bahwa diriku sudah mati, aku ingin tahu apa yang menahanku untuk tetap berada di dunia ini"
Yuuji sontak memberhentikan aktivitas makan-nya dan menatap sosok itu yang hanya memancarkan kekosongan dari sorot mata kristal tersebut
"Tenanglah Satoru, perlahan kau pasti akan menemukannya, tidak perlu terburu-buru" pemuda bersurai pink itu menanggapi
"Benar" Satoru tersenyum tipis, "Hingga saat itu datang.. pokoknya aku akan terus bersama Yuuji"
"Iya, baiklah" balas Yuuji dengan nada riang, namun hatinya berkata lain. Begitu mendengar kata-kata hingga saat itu, Itadori Yuuji tersadarkan oleh realita bahwa sosok di hadapannya ini juga akan benar-benar pergi meninggalkan dunianya
Itadori Yuuji membulatkan tekadnya, bahwa dia akan menguak dan mencari tahu lebih banyak tentang Satoru, termasuk informasi tentang kematiannya. Yuuji juga akan membantu sosok itu untuk lepas dari dunia ini
Karena, rasanya sangat tidak adil ketika Satoru yang bahkan tidak mengingat seluruh kisah hidupnya, masih tertahan tanpa adanya tujuan pasti. Setidaknya Yuuji akan menguak sesuatu yang penting tentang sosok itu sehingga mungkin keinginan sosok hantu bernama Gojo Satoru itu dapat diketahui
Meow~
Suara kucing datang tiba-tiba, tidak disadari bahwa sosok kucing bermata biru dan berbulu putih tersebut sudah duduk tenang di bawah kursi Yuuji
Sosok pria bersurai putih itu merespon dengan air muka yang riang sekali, "Yuuji, dia datang lagi! Apakah tidak sebaiknya kita pelihara saja?"
Yuuji mendengus pelan, "Aku tidak bisa memeliharanya disini, karena aku juga tidak lama tinggal di rumah ini, namun akan kuberikan makanan setiap dia datang kemari"
"Tidak apa-apa, itu sudah cukup"
.
.
Pria modis bersurai hitam pekat dengan jahitan di kepalanya menerima kantung plastik berisikan bibit-bibit bunga iris biru dan mengulurkan beberapa lembar uang kertas kepada penjualnya
Geto Suguru namanya, pria yang masih memakai blazer kampusnya itu merasakan tetesan air hujan yang semakin lama semakin deras, pria itu lantas cepat-cepat berteduh di bawah atap bangunan toko terdekat
Dan pria itu sontak menyapa saat mendapati sesosok yang dikenalnya, "Yo shoko"
Sosok perempuan yang merasa terpanggil itu menoleh secara reflek, "Loh? Kebetulan sekali ya"
"Sedang apa disini?" Perempuan bernama lengkap Ieiri Shoko tersebut membuka percakapan, dan manik coklatnya juga melirik kantung plastik yang dibawa oleh teman semasa sma-nya itu, "Habis beli apa?"
"Bibit bunga iris berwarna biru" jawab Geto
Shoko tertawa pelan, "Dasar kau ini, ternyata masih sangat perhatian kepadanya ya"
Mata legam milik Suguru tidak berpaling dari pemandangan hujan di hadapannya, "Aku hanya sedang melakukan hal yang seharusnya"
Perempuan itu menyalakan pemantik dan menghisap rokoknya yang baru dinyalakan, "Sudah tiga tahun berlalu sejak kematiannya"
Melihat gelagat perempuan di sampingnya, Suguru mengambil batang rokok tersebut dan menginjakkan benda tersebut di tanah, "Jangan terlalu banyak merokok"
Perempuan yang memiliki kantung mata agak hitam itu tertawa kecil, "Wah, kau sudah berubah ya. Bukankah kau juga perokok akut?"
Suguru membalas cepat, "Aku sudah berhenti merokok"
Sekilas, sebuah ingatan terbesit tanpa aba-aba di benak Suguru Geto, momen di saat saudara tidak sedarahnya yang memintanya untuk berhenti merokok berkali-kali, serta respon seorang Suguru yang menghiraukan sosok tersebut dan tidak mendengarnya sama sekali
Suguru memejamkan matanya sesaat, "Ah tiba-tiba teringat kenangan lama. Sepertinya sudah saatnya aku mengunjungi dia"
Dan perempuan bernama Ieiri Shoko itu membalas dengan sedikit rasa antusias, "Ajak aku bersamamu"
"Tentu, Shoko. Dia pasti juga menunggu kunjunganmu"
###
thanks for reading! sampai jumpa di chapter selanjutnya ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
amnesia ; goyuu
FantasíaSebuah kisah singkat antara manusia dan hantu yang saling terpikat