5

431 79 3
                                    

Sungchan menatap Jaehyun datar, mengamati Jaehyun yang tengah asik di meja makan dengan sarapan paginya, bahkan merasa tidak sekalilun terganggu dengan kesendirianya di mrja makan yang hanya ditemani pelayan paruh baya yang dengan sedia mengurus keperluan Jaehyun selama di meja makan.

"Cih, manusia seperti itu? Punya kekasih seperti Ten? Yang benar saja" gumam Sungchan pelan, masih merasa kesal bahwa lelaki cantik yang dia kagumi katanya kekasih Jaehyun.

"Belum saja aku rebut kekasihnya itu" seringai Sungchan. Huh apalagi sekarang, kenapa Jung Sungchan ini terdengar serakah sekali, apa kau tidak mau turut senang dengan kebahagiaan saudaramu.

Sungchan kembali menatap Jaehyun, melihat hyungnya itu tersenyum manis pada pelayan dengan dimple yang terlihat menawan di wajahnya.

Sungchan tidak pernah lupa masa kecilnya bersama Jaehyun, saat kecil Jaehyun adalah orang yang selalu ada untuknya dirumah, ditinggalkan untuk selamanya oleh sang ibu dan mempunyai ayah yang sibuk dengan pekerjaanya, hanya Jaehyun yang mengurus Sungchan dirumah, dibantu dengan beberapa maid di rumahnya.

Dari mulai membantunya menyelesaikan pekerjaan rumah, mandi, menyetrika baju sekolahnya, bahkan sampai mencucikan sepatunya, Jaehyun tidak membiarkan maid melakukan pekerjaan itu  karna katanya selama dia masih bisa melakukanya untuk Sungchan, kenapa tidak.

Jaehyun sangat menyayangi Sungchan, karena demi apapun saat dia merasa sendiri di dunia ini, Kelahiran Sungchan membawa warna dalam hidupnya, setiap hari Jaehyun akan bermain dengan Sungchan, membuat adiknya tertawa terbahak bahak sampai mengguling guling di lantai, Sungchan juga dekat dengan Jaehyun...karna dia merasa aman selalu dengan Jaehyun. Karna hanya hyungnya yang peduli padanya, ayahnya memang peduli, tapi sama sekali tidak pernah menyempatkan waktu untuk hanya sekedar bermain dengan Sungchan.

Sampai semuanya berubah saat Sungchan beranjak dewasa, anak itu mulai tau gengsi dan rasa malu, apalagi saat Sungchan sudah mulai memiliki teman, dia mulai mengacuhkan Jaehyun, perlahan lahan mengabaikan hyungnya karena merasa malu dengan teman temanya.

Tapi lama kelamaan entah bagaimana semua itu menjadi benci pada Jaehyun sampai sekarang.

Tanpa sadar air matanya menetes membasahi pipi ketika mengingat semuanya.

"Sial, si bisu itu" tapi Sungchan tetap Sungchan yang keras kepala.

*

"Ten"

"Ya hyung?"

"Hari ini kau ke cafe?"

"Ya seperti biasa, aku buka setiap hari sekarang"

"Kalau begitu apa boleh aku ikut denganmu? Aku akan membantumu di cafe"

"Bilang saja kau mau modus menemui Jungwoo kan?"

"Hehehe... itu tidak sepenuhnya salah, tapi hey! Aku memang mau membantumu"

"Ya terserahlah"

Ten menatap hyungnya malas, Lee Taeyong Kakanya yang hanya berjarak umur setahun denganya, lelaki tampan bak anime itu memang suka sekali kadang datang ke cafe dengan alasan ingin membantu, ya sih...Taeyong memang membantu, Tapi sekalian modus dengan Jungwoo, ingat kan Jungwoo pegawai Ten, yah itu dia.

"Ayo, pakai mobil hyung saja deh kalau begitu" ujar Ten.

"Baiklah ayo"

"Eh eomma mana, aku belum pamit?"

"Eomma pagi tadi menemui appa" ujar Taeyong.

"Ah baiklah  ayo berangkat hyung" Ten mengamit lengan Taeyong lalu berjalan keluar dari dalam rumah menuju mobil yang terparkir di halaman depan.

I Can Be Your Voice 《Jaeten》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang