7

397 76 7
                                    

"Hai, Sungchan apa kabarmu? Aku kemari untuk mencari Jaehyun"

Ten tersenyum lebar di hadapan Sungchan, saat Sungchan membukakan pintu untuknya, tapi anak itu hanya menatapnya saja sejak tadi, tidak mengizinkanya masuk atau tidak juga mengusirnya.

"Sungchan dimana--

"Dia sudah mati" ujar Sungchan sekenanya, lalu berlalu kembali masuk ke dalam rumah, membiarkan Ten di depan pintu, Ten menelengkan kepalanya bingung lalu masuk kedalam rumah, ahh persetan bila tidak diizinkan oleh Sungchan, dirinya kan hanya mau bertemu Jaehyun.

"Dimana kamar Jaehyun? Beritahu aku Chan" ujar Ten.

"Ck, merepotkan sekali! Itu di atas sana kamar di depan tangga yang pertama kau lihat" ujar Sungchan dengan muka kesal. Ten mengernyit heran, sepertinya Sungchan kesal denganya, tapi toh bodo amat.

Ten hanya mengangguk dan berjalan menuju lantai 2 menuju tempat yang ditunjukan Sungchan tadi.

-tok tok tok-

"Permisi, apakah ada Jung Jaehyun di dalam, ada paket yang menunggu di depan pintu"

Ten terkikik geli setelahnya, ada ada saja.

Tak lama pintu terbuka memperlihatkan Jaehyun yang sepertinya sudah rapi, terlihat sudah tampan dan menawan seperti biasa.

"Eoh mana paketnya?" Jaehyun sama sama terkekeh.

"Aku paketnya" seru Ten sambil tertawa kecil persis anak kecil yang diajak bercanda oleh orang tuanya.

"Sudah siap kan? Hari ini mau meninjau lokasi dulu? Kalau ada yang cocok mungkin hari ini kau bisa mendapatkan lokasi yang bagus langsung" ujar Ten.

"Tentu, karna kau membantuku hari ini, aku bersemangat untuk hari ini" Jaehyun kembali menggerakan tanganya.

"Bagus sekali Jung Jaehyun, aku suka senyumu hari ini" ujar Ten sambil menusuk nusukan telunjuknya di pipi Jaehyun.

"Kau sudah minta izin Taeyong hyung dan Johnny kalau keluar bersamaku?"

"Taeyong hyung sudah, dan...aku tidak perlu izin Johnny, untuk apa juga dia tidak akan peduli, aku berencana mengakhiri hubunganku denganya" ujar Ten, terlihat biasa biasa saja.

Yah, sejak hari dimana dia menangis di hadapan Taeyong itu, Ten sudah berpikir 2 malam penuh, dia berencana untuk mengakhirinya, kesempatan kedua? Mungkin tidak, Johnny sudah mendapatkan kesempatan kedua selama ini,tapi lelaki itu tatap sama dan tidak berubah. Jadi untuk apa bertahan? Ten tidak peduli lagi dengan waktu yang telah dia habiskan dengan Johnny, toh juga percuma berkencan jika tidak bisa merasakan kebahagiaan dalam hubungan.

"Loh kenapa?"

"Aku sudah tidak memiliki rasa yang sama denganya, dia sepertinya memang tidak berusaha membuatku bertahan di sisinya, jadi buat apa aku harus mempertahankanya sepihak, itu tidak adil" ujar Ten lalu tersenyum kecil. Tidak ada beban dalam hatinya, rasanya mengakhiri memang keputusan terbaik, Ten bisa lebih lega dan bebas.

Jaehyun mengangguk lalu menatap Ten tepat di mata, lelaki tampan itu terlihat serius dan terlihat ingin mengungkapkan sesuatu pada Ten.

"Ada yang ingin kau sampai---

"Itu berarti aku punya kesempatan untuk berada di dekatmu"

Ten terdiam membaca gerakan tangan Jaehyun, lelaki itu terlihat serius mengekpresikan dirinya, tapi beberapa detik kemudian Jaehyun menggeleng dan tersenyum tipis.

"Tidak, tidak usah kau pikirkan, aku terlalu tidak tau diri mengatakan itu padamu, aku--

"Setiap orang berhak punya perasaan pada siapapun, kau menyukaiku kan? Maka sukailah aku, buat aku juga menyukaimu" Ten tersenyum. Cukup mudah menebak ekspresi wajah Jaehyun, Jaehyun seperti mengekpresikan setiap perasaanya melewati mata, Ten bisa membacanya dengan jelas, tapi karena selama ini Jaehyun tidak pernah bicara padanya, Jadi Ten hanya menyimpanya sendiri. Lagipula tidak ada salahnya kan, setiap orang berhak suka pada siapapun, tidak ada salahnya juga Ten memberi kesempatan pada Jaehyun, toh sebentar lagi dia akan mengakhiri hubunganya dengan Johnny.

I Can Be Your Voice 《Jaeten》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang