Sungchan berdecak malas ketika melihat hyungnya tengah sarapan sendirian di meja makan. Setiap pagi, memang Jaehyun akan sarapan sendirian, sedangkan Sungchan bersama sang ayah.
Yang bertanya ibu Jaehyun kemana? Beliau sudah meninggal 15 tahun yang lalu, karna penyakit kangker yang dideritanya sangat parah. Mungkin kalau ibu Jaehyun ada, Jaehyun tidak akan makan sendirian saat ini. Beliau menyayangi Jaehyun lebih dari apapun.
Sungchan mengabaikan bel rumah yang berbunyi dan membiarkan pelayan untuk membukanya. Dirinya menghampiri Jaehyun dan duduk di samping hyungnya, meminum air putih milik Jaehyun tanpa permisi.
"Selamat pagi...bisu" Sungchan tersenyum miring ketika hyungnya menoleh dan hanya tersenyum padanya sambil menggumam kata selamat pagi.
"Lihat dirimu, terlihat sangat tampan dan mahal, tapi apa? Kau bisu hyung, terkadang aku mulai berpikir kenapa kau tak mengakhiri hidupmu saja, pergi untuk selamanya, daripada semua orang membicarakan kecacatan mu itu, mati akan terasa lebih baik bukan? Lalu kenapa kau masih bertahan dan menjadi beban--
"Karna dia tidak putus asa dan memiliki semangat dalam dirinya, bahkan jika dirinya 'istimewa' sekalipun"
Jaehyun dan Sungchan menoleh ketika ada seorang yang memotong omongan Sungchan. Jaehyun membelalakan matanya kaget saat melihat Ten berdiri sambil melipat tanganya dan menatap Sungchan datar.
Sedangkan Sungchan yang awalnya kesal, kini ikut dibuat terpana oleh sosok mungil di depanya. Dirinya dibuat terpana dengan wajah cantik, hidung tinggi dan juga bibir tipis milik Ten. Sangat cantik...dan menawan.
Ten menoleh kearah Jaehyun, mengubah wajahnya menjadi tersenyum.
"Selamat pagi hyung, sedang sarapan ya?" Ten berujar, duduk di samping kiri Jaehyun. Senyumnya terus mengembang ketika menatap Jaehyun.
"Iya aku sedang sarapan, kau? Kenapa disini?" Tanya Jaehyun dengan gerakan tanganya.
Ten terkekeh geli melihat Jaehyun yang sepertinya terkejut melihat Ten dirumahnya.
"Hmm, ayo pergi ke pantai, hari ini hari libur, bagaimana?" Tanya Ten.
"Tapi kau tidak mengabariku? Kenapa mendadak?"
"Hemm, sebenarnya aku sedang tidak sibuk dirumah lalu aku ingat hyung, dan menghubungi Doyoung menanyakan alamatmu, ini kejutan" ujar Ten. Seperti biasa dengan gaya lucunya yang terlihat centil, tapi menggemaskan.
"Dan kau berhasil membuatku terkejut Ten" Jaehyun terkekeh tanpa suara, begitupula dengan Ten.
Berbeda dengan Sungchan yang menatap hyungnya kesal.
"Hei, kau siapa?" Tanya Sungchan sambil tersenyum pada Ten. Ten beralih menatap Sungchan yang memang sengaja dia abaikan. Ten kurang suka Sungchan, apalagi mendengar Sungchan berbicara tidak sopan tadi.
"Aku Ten" ujarnya sekenanya.
"Perkenalkan aku Sungchan" ujar Sungchan dengan senyum manis miliknya.
Ten mendecih, jadi ini Jung Sungchan? Adik Jaehyun? Orang ini tidak punya sopan santun, pada hyungnya saja dia berani bicara tidak sopan, apalagi pada orang lain.
Diabaikan oleh Ten, Sungchan mencoba mencari topik pembicaraan yang sekiranya bisa mengundang Ten untuk mengobrol denganya.
"Kau kenal dengan dia?" Sungchan menunjuk Jaehyun dengan dagunya.
"Tentu" jawab Ten.
"Ahh, kukira si bisu ini--
"Dia punya nama Sungchan-sshi" peringat Ten menatap Sungchan datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Can Be Your Voice 《Jaeten》
Fanfiction《JaeTen》 "Mulai sekarang aku akan menjadi suaramu" "Terimakasih untuk selalu ada" Cerita yang singkat ini hanya sebagian dari kisah Jaehyun dan Ten saat mereka masih sama sama remaja yang dimabuk oleh cinta. Dan kisah bagaimana hari hari Jaehyun seb...