Ten menunjukan senyum lebarnya saat seorang menunggunya di depan pintu utama rumahnya. Satu kecupan dan juga pelukan manis mendarat dari Ten untuk orang yang berdiri di depanya itu.
"Hm, sangat tampan...kau sempurna, okey kalau begitu ayo pergi, kasihan Jungwoo buka cafe sendiri" ujar Ten. Jaehyun mengangguk dan mengiyakan permintaan kekasihnya itu, hari ini seperti kebiasaanya mulai dari seminggu lalu, Jaehyun akan menjemput Ten ke Cafe saat pagi setelah itu dia akan berangkat kerja"
"Nanti agak siang, aku akan menyuruh sopir untuk menjemputmu, kau harus datang ke acara peresmianya"
"Tidak bisakah aku datang bersamamu saja?" Tanya Ten.
"Sebenarnya ti-- tapi kalau kau mau, aku akan menjemputmu nanti siang" Jaehyun tersenyum.
Ten tersenyum, Jaehyun mengerti dirinya begitu baik, menghargainya lebih dari apapun.
"Tapi kalau kau benar benar tidak bisa juga tidak apa, biar sopir yang datang" ujar Ten.
"Tidak masalah, aku akan menjemputmu nanti"
"Baiklah, terimakasih"
Sesampainya di depan Cafe Jaehyun dan Ten keluar dari dalam mobil. Mereka berdiri berhadapan dan saling tersenyum.
"Kenapa kau terus tersenyum?" Jaehyun terkekeh, belakangan ini Ten selalu saja teraenyum, dan kadang terkikik sendiri entah karena alasan apa.
"Aku bahagia, aku suka bersamamu" ujar Ten, melingkarkan tanganya di pinggang Jaehyun, lalu mendongak dan kembali tersenyum.
"Baguslah, kau memang harus selalu bahagia, aku juga suka mata dan bibirmu ketika kau tersenyum"
"Kalau begitu aku akan pergi bekerja dulu, sampai jumpa siang nanti sayang"
"Sampai jumpa, Jaehyun, dahhh" Ten mendaratkan satu kecupan di rahang Jaehyun sebelum Jaehyun memasuki mobil, Ten melambaikan tanganya, bahkan masih terus tersenyum.
"Dasar pasangan baru bisa bisanya umbar kemesraan di pinggur jalan" Ten menoleh ketika seseorang bersuara, dari sebelahnya dia bisa melihat Foyoung berdiri sambil tersenyum mengejek ke arahnya.
"Dasar jomblo bisa bisanya menyaksikan keromantisan orang di pinggir jalan, byee Doyiii!!" Trn tertawa lalu berlari masuk ke dalam Cafenya mrninggalkan Doyoung yang menggerutu kesal.
"Kucing sialan!"
*
"Ten hyung, Jaehyun hyung sudah menunggu di mobil" seru Jungwoo.
Ten buru buru keluar dari dalam ruangan khusus yang ada di cafe lalu menghampiri Jungwoo.
"Uwu, jaga cafe hari ini ya, aku harus pergi, maaf membuatmu bekerja sendiri" ujar Ten.
"Tidak masalah, bukan hal besar kok, audah sana kekasihmu menunggu hyung" ujar Jungwoo. Ten mengangguk lalu segera keluar dari cafe, mendapati mobil Jaehyun yang terparkir tepat di depan cafe. Ten tersenyum dan langsung masuk ke kursi penumpang didepan, disambut senyum oleh Jaehyun di kursi pengemudi.
"Sudah siap?"
"Sudah, ayo jalan"
Jaehyun mengangguk lalu mulai menjalankan mobilnya menuju ke gedung baru yang baru saja akan diresmikan itu.
"Hyung belum makan siang kan? Aku membawa teokpokkie dan gimbap untukmu, tapi sempat membeli di dekat cafe" ujar Ten, mengeluarkan kotak sterofoam dari dalam paper bag yang dibawanya.
"Biar aku suapi, hyung menyetir saja pelan pelan" ujar Ten.
"Terimakasih Ten" gumam Jaehyun dengan gerak bibirnya, lalu diangguki semangat oleh Ten.
Ten menyuapkan satu persatu teokpokkie ke dalam mulut Jaehyun, sesekali juga menyuapkan gimbap ke mulutnya, hell Ten semenjak bersama Jaehyun jadi sangat suka makan, mungkin faktor dia selalu bahagia setiap hari, dan kadang juga setiap kali Ten bilang dirinya belum makan, tiba tiba go food datang kerumahnya membawa banyak makanan, dan setelah itu Jaehyun mengirimkan pesan kalau dia yang mengirim dan memaksa Ten untuk makan, tentu saja lelaki mungil itu senang dan dengan senang hati selalu menerima kiriman makanan dari Jaehyun, Jaehyun manis sekali, dan Ten menyukainya. Hubungan seperti inilah yang dia inginkan dari dulu.
*
"Hari ini kau hebat, aku bangga melihatmu, Jadi Presedir Jung mulai saat ini akan sibuk ya dengan pekerjaanmu" ujar Ten, meletakan kedua tanganya di bahu Jaehyun.
Setelah acara peresmian tadi, yang dihadiri semua kolega baru dan acara jamuan makan malamnya, kini Ten dan Jaehyun berada di salah satu restoran yang cukup terkenal, bersama semua teman teman Ten dan juga ada Doyoung, dan Taeyong mereka ingin merayakan keberhasilan Jaehyun.
"Jung, kedepanya mungkin kau bisa memiliki perusahaan yang lebih besar dari Jung Corp jika kau bisa berpikir sehebat itu" seru Yuta sambil mengunyah daging di mulutnya.
"Jung Corp memang miliknya Bodoh! Dia anak pertama jadi dia ahli warisnya" ujar Lucas sambil menimpuk pelan bahu Yuta.
"Tidak, appa menyerahkan seluruhnya pada adiku Sungchan, aku tidak ada hubungan apapun dengan Jung Corp selain aliansi saat ini. Appa tidak akan pernah mempercayaiku untuk mengurusnya"
Sekarang semuanya memandang Ten, meminta pada Ten untuk menjelaskan maksud Jaehyun.
"Jung Corp akan diambil alih oleh adik Jaehyun nanti, Jaehyun tidak ada hubungan apapun pada perusahaan itu selain aliansi...karena...appanya tidak mempercayainya" ujar Taeyong, yang lebih dulu berbicara.
Yang lainya saling pandang mereka bahkan hening sejenak karena ucapan Taeyong.
"Eiii...untuk apa Jung Corp jika nanti Jaehyun akan bisa membangun perusahaan yang lebih dari Jung Corp" ujar Hendery kemudian tertawa dan diikuti oleh yang lainya.
Mereka tentu mengerti alasanya, alasan yang lumrah dan klasik, pasti karena Jaehyun bisu. Di saat acara peresmianpun mereka sadar hubungan ayah dan anak itu tidak baik, karena Tuan Jung terlihat acuh tak acuh pada putranya dan malah sibuk berbicara dengan rekan bisnis lainya.
"Lihat kan, banyak yang mendukungmu, jangan berkecil hati" ujar Ten mengusap lembut jemari Jaehyun.
"Tentu saja, kita kan teman...kami melihat bagaimana perjuanganmu dari 0 untuk bisa membangun usaha ini, dan disaat kau sudah sukses nanti...kami juga akan jadi orang orang yang pertama menghampirimu dan merangkulmu, begitulah seorang teman Jaehyun" ujar Winwin, kekasih Yuta.
"Benar sekali, tidak penting kita sudah kenal lama atau tidak" ujar Sejeong.
"Terimakasih, kalian sudah mau membantuku, menjadi temanku...tanpa bantuan kalian mungkin ini tidak akan terjadi, ayo sukses bersama sama di masa depan nanti"
Mereka semua mengangguk dan tersenyum bersamaan ketika Jaehyun menuliskan kata katanya di atas kertas.
Setidaknya mereka bisa membuat Jaehyun merasakan rasanya dirangkul oleh orang orang yang benar menghargainya, setidaknya mereka memberi Jaehyun rasa aman dan nyaman. Tidak lagi Jaehyun pernah peduli dengan dirinya yang bisu, yang dia pikirkan sekarang hanyalah bagaimana untuk terus maju dan sukses, dan bagaimana...hubunganya dengan sang kekasih kelak.
"Aku bangga sekali padamu, betapa beruntungnya aku bisa menemanimu dari titik terbawah saat ini dan menemanimu untuk maju kedepanya. Aku bangga padamu Jung" lirih Ten. Terharu sampai sampai air matanya meleleh keluar. Seorang Jung Jaehyun adalah bagai tokoh motivasi untuknya.
Dunia yang keras sudah Jaehyun rasakan.
Keluarga yang hancur sudah dirasakanya juga.
Tapi dia tetap bisa bangkit, Ten benar benar salut, diluaran sana banyak yang memilih menyerah jika keadaanya seperti Jaehyun...tapi kekasihnya itu benar benar mempunyai ambisi yang kuat untuk membuktikan dirinya.
"Suatu saat anak anakmu pasti akan bangga memiliki seorang ayah sepertimu"
***
Huaaa. Usah cptr 13 aja😭😭😭 cepet banget ya, lagi satu cptr aja cerita ini tamat guys...berikan dukungan kalian ya...dengan cara VOTE AND KOMEN🍒💚🍑
KAMU SEDANG MEMBACA
I Can Be Your Voice 《Jaeten》
Fanfiction《JaeTen》 "Mulai sekarang aku akan menjadi suaramu" "Terimakasih untuk selalu ada" Cerita yang singkat ini hanya sebagian dari kisah Jaehyun dan Ten saat mereka masih sama sama remaja yang dimabuk oleh cinta. Dan kisah bagaimana hari hari Jaehyun seb...