*Di sekolah*
Bel sekolah berbunyi pertanda pembelajaran akan segera dimulai. Yaka segera mematikan panggilan teleponnya begitu melihat murid lain buru-buru duduk di bangkunya masing-masing.
"Sudah dulu, ya. Um ... Baiklah, pulang sekolah pasti akan kami jenguk. Jangan lupa istirahat!" katanya sebelum mematikan panggilan teleponnya lalu duduk di kursi kedua dari belakang. Yaka menghela napas berat lalu menepuk bahu teman yang duduk didepannya.
"(Name) sakit, pulang sekolah mau ikut menjenguknya?" tanyanya saat orang itu sudah menengok ke arahnya
Nami yang mendengar kabar itu langsung mencabut permen stoberi dari mulutnya lalu mengecek ke arah kursi kosong yang ada dibelakang Yaka—yang biasanya diduduki oleh (Name).
"Tentu! Ayo kita beli makanan kesukaannya nanti."
Yaka tersenyum kecil dan balas mengangguk setuju.
Dan tanpa disangka Inouka yang duduk disebelah meja (Name) yang kosong mendengar percakapan Yaka dan Nami. "(Name) tidak masuk?" tanyanya tiba-tiba sambil menghampiri meja Yaka dan Nami
Kedua gadis itu sontak terkejut akan kedatangan Inouka. Mereka diam sejenak karena tidak tahu harus menjawab apa. Walaupun teman sekelas, rasanya canggung saja.
"Hmm iya, (Name) sakit." Yaka akhirnya menjawabnya setelah beberapa detik berlalu.
"Ah begitu." Untuk beberapa saat nampak jelas Inouka memasang ekspresi sedih. Tapi entah bagaimana setelahnya yang ia tampilkan adalah senyuman lebar yang biasa ia pasang.
"Baiklah terimakasih sudah menjawab!" katanya lalu berjalan ke tempat ia duduk tadi.
Yaka dan Nami saling memandang sesaat. Seperti sudah tau apa yang ada dipikiran masing-masing, dua gadis itu lalu mengedikan bahunya bersamaan. "(Name) memang bodoh."
"Iya! bagaimana bisa dia tidak memberitahu anggota klub nya?"
"Sudahlah itu bukan urusan kita."
|••••••|
(Name) bangun dari tidurnya karena merasa tidak nyaman dengan badannya. Hawanya panas sekali. Itu membuat keringat (Name) keluar dari sekujur tubuhnya.
Gadis itu menyibakkan selimutnya dan melemparnya asal. (Name) kemudian menghempaskan kedua tangannya di samping ranjang dan tidur terlentang.
"Panas!!!!" teriaknya dengan mata terpejam
Matanya melirik ke arah AC yang mati. Padahal (Name) yakin kalau sebelumnya benda itu menyala dan berfungsi dengan baik. Dengan cepat otaknya menangkap pelaku utama yang mematikan AC kamarnya. "Pasti ibu," gumamnya lalu menghela napas panjang.
"Bosan!!!" Teriaknya sekali lagi sambil menghentakan kakinya berkali-kali
Disaat bersamaan, tiba-tiba saja gadis itu mendengar suara bel rumahnya berbunyi. Suaranya kecil, karena itu ia berhenti sejenak untuk fokus mendengarkan.
"Siapa?" tanyanya sambil berusaha bangun secara perlahan
Gadis itu membuka pintu kamarnya dan keluar. Suara bel nya semakin kencang saja ketika dirinya lebih dekat dengan pintu rumah. (Name) berpegangan pada dinding ketika sudah sampai didepan pintu, takut-takut nanti ia jatuh karena sebenarnya rasa pusing di kepala belum sepenuhnya hilang.
(Name) menggerakkan knop pintu itu kebawah lalu menariknya yang membuat pintu nya terbuka. Tubuh gadis itu berhasil menegang ketika tahu siapa yang ada didepannya. Matanya nyaris melotot melihat teman klub dan teman kelasnya sedang berdiri didepan pintu rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATTACK ON NEKO [NekomaxReader]
Teen FictionNamaku (Full Name) Motto hidupku adalah 'jika orang lain bisa, kenapa harus aku?' Aku ingin menjalani masa SMA ku dengan damai dan tentram tanpa mengikuti sebuah klub. karena klub itu sangat melelahkan. percaya padaku. Setelah seharian belajar, lal...